07 Juni 2019

Di Hari Raya Idul Fitri Lapas IIB Muara Enim Berikan Waktu Lebih Untuk Berkunjung

Liputansumsel.com


Muara Enim, Liputansumsel.com ---Hari Raya Idul Fitri mempunyai makna yang sangat berarti tersendiri, terutama bagi seluruh umat beragama Islam.

Hal tersebut itu dirasakan sekali oleh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) atau Narapidana (Napi) Lapas Kelas IIB di Muaraenim.

Pasalnya keluarga WBP diberikan keluasan untuk melepas rindu bersama keluarganya, Jumat (7/6/2019).

"Jam besuk kita berikan waktu lebih panjang dari hari-hari biasanya," ujar Kalapas Kelas IIB Muaraenim Hidayat.

Menurut Hidayat kebijakan tersebut sengaja diberikan untuk memberikan keleluasaan bagi keluarga dan teman untuk bersilaturahmi dengan WBP di Lapas.

Khusus Hari Raya Idul Fitri kita berikan empat hari yakni tanggal 5, 6, 7 dan 8, setiap keluarga WBP diberikan jam besuk dari pukul 08.00 - 16.00, lebih panjang bila dibandingkan hari-hari biasa yakni dari pukul 09.00 - 15.00.

Masih dikatakan Hidayat, karena banyaknya keluarga WBP yang berkunjung, tentu untuk penjagaan akan semakin banyak, untuk mengantisipasi hal tersebut pihaknya telah meminta bantuan Polres Muraenim dan Kodim 0404 Muaraenim untuk membantu penjagaan tersebut.

Selain itu, seiring telah dibangunnya zona integritas Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan mencegah KKN tentu diharapkan akan bisa meningkatkan pelayanan publik terhadap WBP.

Sebelumnya, lanjut Hidayat, sudah melakukan tadarusan dan buka puasa bersama dengan WBP dan keluarganya.

Selain itu ada juga peraturan wanti-wanti adalah salah satu program unggulan kita selama bulan suci Ramadhan yakni selain tadarus dua juz satu hari juga hafiz Alquran.

Dodi Reza Alex Bersama Forkopimda, OPD Muba Silaturahmi ke Forkopimda Sumsel

Liputansumsel.com


PALEMBANG-liputansumsel. Com-- Momen perayaan Idul Fitri 1440 H menjadi momen untuk lebih mempererat tali silaturahmi. Setelah menggelar sholat Ied berjamaah dan open house bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta masyarakat di bumi Serasan Sekate, Rabu (5/6/2019) Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin, Wakil Bupati Muba Beni Hernedi, Sekretaris Daerah Apriyadi lengkap bersama istri, Kamis (6/6/2019) memboyong Kepala Perangkat Daerah beserta Forkopimda di Muba silaturahmi ke Forkopimda Sumsel di Palembang.

Adapun kunjungan silaturahmi Bupati Muba Dodi Reza beserta jajaran dalam rangkaian Idul Fitri 1440 H tersebut yakni diantaranya mengunjungi kediaman dinas Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adi Negara, kediaman dinas Wakapolda Sumatera Selatan, Brigjen Pol Drs Deni Gepril SH.

Kemudian, kediaman dinas Pangdam II/Sriwijaya, Mayjen TNI Irwan SIP MHum, kediaman dinas Griya Agung Gubernur Sumsel Herman Deru, dan kediaman dinas Ketua DPRD Sumsel MA Gantada SH MHum.

"Puasa dan zakat telah menyucikan jiwa kita, dan rangkaian Idul Fitri ini akan menyempurnakan ibadah kita dengan jalinan silaturrahim dan perkuat ukhuwah," ungkap Bupati Muba Dodi Reza.

Lanjutnya, Muba selama ini sangat mengedepankan untuk menjaga tali silaturahmi terlebih Muba sangat konsisten dan komitmen menjawa wilayah yang zero konflik.

"Insya Allah momentum perayaan Idul Fitri 1440 H ini akan lebih mempererat tali silaturahmi untuk menjadikan Muba lebih baik lagi ke depan," terangnya.

Di jelaskan Bupati, sebagai wujud tekad Pemkab muba dalam membangun umat berbasis agama yakni telah mencanangkan program Muba mengaji dan menargetkan seluruh masyarakat Kabupaten Muba bebas buta huruf Al-qur'an

"Selain itu, Pemkab Muba dan DPRD Kabupaten Muba punya dua prestasi besar sebagai wujud dari tekad “Membangun Umat Berbasis Agama” yaitu dengan menerbitkan 2 Perda yang pro umat, yaitu Perda Nomor 2 Tahun 2018 Pembatasan Pesta Rakyat t3lah diterapkan sejak September 2018, dan Perda No 1 Tahun 2019 tentang Pengaturan Zakat bagi ASN di Muba dan Alhamdullilah Mei 2019 yang lalu Perda Zakat mulai berlaku untuk warga Muba, pungkasnya.(agung/rill).

Lestarikan Budaya Midang Morge Siwe PemKab OKI Sedot Wisatawan Domestik Dan Manca Negara

Liputansumsel.com


OKI- LiputanSumSel.Com modernisasi dan globalisasi begitu pesatnya, apalagi dijaman milenial yang dikenal dengan istilah “Jaman Now”. Namun adat-istiadat atau tradisi Midang Bebuke Morge Siwe  (Arak-arakan lebaran Sembilan Marga,red) tetap lestari dan sudah menjadi agenda Pemkab. OKI setiap tahunnya.

Warisan budaya Midang Bebuke Morge Siwe ini sendiri menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Bendhe Seguguk dan juga bagi masyarakat luar daerah bahkan mancanegara.

Kegiatan Midang Bebuke Morge Siwe ini biasanya dilaksanakan di hari ke-3 dan 4 di Hari Raya Idul Fitri mulai dari tanggal 3-4 Syawal 1440 H/ 7-8 Juni 2019 M.

Kegiatan Midang Bebuke Morge Siwe yang dibagi dalam dua hari. Dimana kelurahan yang mengikuti di hari pertama, Jumat (7/6) yakni Kelurahan Kedaton, Perigi, Mangunjaya, Sukadana, Kayuagung Asli, dan Kelurahan Tanjung Rancing. Sedangkan pada hari kedua, Sabtu (8/6), diikuti oleh Kelurahan Jua-jua, Cinta Raja, Paku, Sidakersa, dan Kelurahan Kutaraya.

Pantauan di lapangan pada Midang tahun ini, terlihat para peserta melakukan arak-arakan pakaian adat perkawinan ‘Mabang Handak’ (Adat perkawinan Kayuagung) yang diiringi musik tradisional Tanjidor sebagai pembatas dari masing-masing kelurahan.

Kelurahan pertama yang tiba dan disambut oleh Sekretaris Daerah OKI, Ketua dan Pengurus Adat Kab. OKI, Kapolsekta Kayuagung dan para pejabat OKI lainnya di Pendopoan Rumah Dinas Bupati OKI yakni Kelurahan Tanjung Rancing yang merupakan kelurahan ke sebelas dan termuda setelah Kelurahan Cinta Raja. Kemudian disusul oleh peserta Midang dari Kelurahan Kedaton, Mangunjaya, Kayuagung Asli, Sukadana dan terakhir dari Kelurahan Perigi.

Bupati OKI, H Iskandar SE, yang diwakili oleh Sekda OKI, H Husin SPd MM mengatakan, Pemkab OKI terus dan sangat konsen mendukung tradisi midang sebagai warisan tradisi budaya leluhur yang sangat mahal nilai karakteristiknya.

“Tradisi ini merupakan aset budaya yang sangat diperhatikan, di samping tradisi lainnya di Kabupaten OKI. Kondisi Midang sampai saat ini masih sangat lestari bahkan berkembang menjadi wisata budaya,” jelasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kabupaten OKI, Ir Ifna Nurlela mengatakan, bahwa saat ini Midang masih menjadi salah satu adat budaya yang bertahan dan dilestarikan di Kabupaten OKI.

“Adat arak-arakan ini sudah sejak lama dilakukan, para pelakunya adalah para muda-mudi dalam kelurahan. Dahulu Midang dilakukan oleh muda-mudi yang kelurahannya ada hajatan pernikahan, kemudian untuk melestarikannya dikembangkan menjadi agenda tahunan pariwisata setiap tahunnya, tepatnya di setiap lebaran,” ungkapnya.(PD)