01 Februari 2020

Polres Muba Lakukan Sosialisasi Bahaya Narkoba

Liputansumsel.com
Muba-liputansumsel.com- Jajaran Satuan Reserse Narkoba Polres Musi Banyuasin gencar akan terus melakukan upaya meminimalisir peredaran dan pengguna narkoba diwilayah hukumnya, diantaranya melalui sosialisasi yang dilakukan Jum'at tanggal 31 jan 2020 setelah sholat Jum'at kepada warga Desa Lumpatan II di masjid masjid At Taqwa Desa Lumpatan II Kec. Sekayu Kab. Muba.


Kapolres Musi Banyuasin AKBP YUDHI SURYA MARKUS PINEM, S.ik melalui kasat narkoba polres Muba AKP DEDY HARYANTO, SH mengatakan upaya memerangi penyalahgunaan narkoba adalah langkah yang harus dilakukan."ini adalah salah satu cara kita dalam memberikan pemahaman - pemahaman tentang apa itu narkoba dan segala macam dampaknya kepada masyarakat"ungkap Dedy selesai acara sosialisasi kemaren.


Ditambahkan Dedy, acara sosialisasi dihadiri oleh Pemerintahan Kecamatan Sekayu, Polsek Sekayu dan DPC GANN Kab. Muba, tokoh agama, tokoh adat setempat berlangsung hikmat.


Dalam sosialisasinya, bahwa peredaran narkoba diwilayah kec. Sekayu termaksud dalam Zona merah. Maka dengan itu kasat narkoba dalam sosialisasinya mengajak semua unsur Elemen Masyarakat agar dapat bahu-membahu bersama - sama dalam menjaga diri agar tidak terlibat serta memerangi peredaran narkoba.


"tidak usah segan - segan jika ada anggota polri yang terlibat dalam peredaran narkoba agar segera melaporkan dan akan kami tindak tegas. Saya berharap masyarakat dapat berpatisipasi untuk bersama - sama memerangi peredaran narkoba"ujarnya.


Sambung dia, agar masyarakat jika mengetahui adanya peredaran narkoba didaerahnya masing - masing agar segera menghubungi nomor online 0821-8045-3746 dan selesai kegiatan Ceramah Kamtibmas Sosialisasi narkoba lalu dilanjutkan penyebaran maklumat dan pemasangan himbuan serta sosialisasi Nomor Pengaduan Online di Dusun 1 Desa lumpatan 2 yang merupakan daerah peredaran narkoba. Tutup kasat.(agung/rill).

Cegah Berkembang Nyamuk Aedes Aegypti, Kecamatan Plakat Tinggi Bersih-bersih Lingkungan

Liputansumsel.com
MUBA-liputansumsel.com- Musim penghujan disatu sisi membawa berkah bagi petani untuk bercocok tanam, dosis lain menimbulkan bencana banjir, genangan air yang menjadi sarang dan berkembang biaknya nyamuk pembawa penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Jauh hari ketika memasuki musim penghujan, pemerintah selalu mengingatkan untuk mewaspadai penyakit DBD. Lebih baik mencegah daripada mengobati, selalu didengungkan agar menjadi perhatian semua warga.

Hal itu pula mendasari Pemerintah Kecamatan Plakat Tinggi Kabupaten Musi Banyuasin, dalam rangka mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti tersebut untuk bergotong royong membersihkan lingkungan yang diikuti seluruh pegawai dan staf.

"Kita bergotong royong membersihkan lingkungan disekitar Kantor Camat, kemudian lingkungan di Dusun V dan seputaran masjid Desa Sido Rahayu," tutur Camat Plakat Tinggi Alfan Husin SKM, Sabtu (1/2/2020).

Ia mengungkapkan bersih-bersih lingkungan tersebut dilakukan dengan membersihkan sampah-sampah dan selokan tempat berkembangnya nyamuk DBD.

"Disamping itu dengan kondisi lingkungan yang bebas sampah, akan terciptanya suasana kerja yang nyaman dan aman," tandasnya.(agung/rill).

HD Tepati Janjinya Berikan 1000 Ustad-Ustadzah Honor

Liputansumsel.com
PALEMBANG -liputansumsel.com-- Upaya Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) untuk mewujudkan Sumsel yang religius dan cinta Al Qur'an melalui program rumah tahfidz memang tak main-main.


Demi mempercepat program keagamaan tersebut, berbagai langkah dan terobosan pun terus dilakukan Pemprov Sumel. Untuk tahun 2020 misalnya, Pemprov Sumsel sudah menganggarkan honor untuk ribuan ustad dan ustadzah yang mengajar di rumah tahfidz.


Gubernur Sumsel H.Herman Deru melalui Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro (Karo Kesra Setda Provinsi Sumatera Selatan M Iqbal Alisyahbana mengatakan, saat ini anggaran tersebut akan diberikan kepada 1000 ustad dan ustadzah yang mengajar di rumah tahfidz.


"Kita sudah menganggarkannya melalui BKPRMI. Honor tersebut akan diberikan kepada 1000 ustad dan ustadzah yang ada di Sumsel," kata Iqbal pada suatu kesempatan.


Iqbal menjelaskan, saat ini ada sekitar 40 ribu ustad dan ustadzah di seluruh penjuru di Sumsel.


"Honor tersebut diberikan kepada ustad dan ustadzah yang mengajar di rumah tahfidz yang sudah teregistrasi," tuturnya.


Diketahui, anggaran untuk honor ustad dan ustadzah tersebut senilai Rp 1,2 Miliar.


"Satu ustad atau ustadzah akan mendapatkan Rp 1,2 juta pertahun. Dan diharapkan akan terus meningkat. Ini juga upaya kita untuk mempercepat program satu desa satu rumah tahfidz sehingga Sumsel menjadi provinsi yang religius dan cinta Al quran," jelasnya.


Sementara itu, ditanya soal berapa banyak rumah tahfidz di Sumsel yang sudah teregistrasi, Iqbal mengungkapkan  pihaknya masih melakukan pendataan.


"Saat ini kita terus melakukan pendataan baik rumah tahfidz yang sudah teregistrasi maupun yang belum," tandasnya.


Herman Deru juga mengungkapkan, Sumsel merupakan provinsi pertama yang mempunyai lembaga pengurus rumah tahfidz yang dikoordinir secara terstruktur dengan baik. Lembaga itu diresmikan akhir November lalu dan menjadi bukti keseriusan HD mewujudkan Sumsel yang lebuh religius.


"Semoga apa yang kita inginkan akan terealisasi sehingga Sumsel menjadi religius serta menghasilkan generasi muda yang mampu membaca membaca maupun menjadi penghapal Al-Quran," ujar Gubernur (tim hms)