24 Juni 2021
MUBA,liputansumsel.com. Masyarakat Sugi Waras Kecamatan Babat Toman Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan, keluhkan aktivitas Proyek Tiang Pancang Baja di desanya, pasalnya dampak getaran dari kegiatan tersebut dapat berpotensi meretakkan bangunan dan rumah.
"Getarannya terasa sampai 100 meter dan getaran itu dapat berpotensi membuat retak pada bangunan dan rumah kami saat mereka memasukan tiang baja kedalam tanah," ujar salah satu warga setempat pada wartawan media ini, Rabu (23/06/21).
Lanjutnya, seharusnya pihak kontraktor peka dengan permasalahan tersebut karena, selain menimbulkan getaran juga suaranya yang bising dan sangat menganggu kenyamanan masyarakat setempat.
Lain halnya dengan Zaenal mantan Kepala Desa (Kades) Sugi Waras, dirinya mengatakan pihak kontraktor pernah datang saat dirinya masih menjabat Kades beberapa waktu lalu.
"Cuma datang aja dan bercerita saja dan sampai saat ini belum ada realisasi tapi ya masyarakat pernah di kumpulkan tapi sudah itu sudah tidak ada tindak lanjut lagi," ujarnya singkat.
Terpisah, saat di konfirmasi, Rabu (23/06) pihak Konsultan Supervisi PT. DIANTAMA REKANUSA di Kantornya yang beralamat di Muara Lakitan Kabupaten Musi Rawas mengatakan pihak yang berkompeten lagi tidak di kantor.
"Maaf pak saya ngak tahu saya hanya staf biasa, sebaiknya bapak tanya sama Pak Firman selaku wakil GS karena itu bukan bidang saya," ujar Husein saat di bincangi.
Hingga berita ini diterbitkan General Superintendent (GS) Proyek tersebut belum dapat ditemui dan di konfirmasi.
PALEMBANG,liputansumsel.com- Proyek Strategis Nasional yakni jalan bebas hambatan (TOL) Betung (Sp.Sekayu) – Tempino – Jambi mendapat dukungan penuh dari warga masyarakat di Musi Banyuasin, termasuk dari pihak perusahaan.
Pada rapat sosialisasi pengadaan tanah untuk pembangunan
jalan tol Betung (Sp.Sekayu) – Tempino – Jambi kepada badan hukum yang lahannya dilalui trase di Hotel The Zuri Palembang, Kamis (24/6/2021) para perusahaan sepakat dilakukan pembebasan lahan demi kelancaran pembangunan jalan tol.
"Dari hasil rapat ini semua perusahaan yang terdampak untuk pembebasan lahan sepakat mendukung dan menyukseskan pembangunan jalan tol Betung (Sp.Sekayu) – Tempino – Jambi," ungkap Bupati Musi Banyuasin Dr H Dodi Reza Alex Noerdin melalui Sekda Muba, Drs Apriyadi MSi.
Apriyadi menjelaskan, ada 27 desa dan 6 kecamatan yang dilalui jalan tol yakni berada di Kecamatan Lais, Babat Supat, Sungai Lilin, Tungkal Jaya, Bayung Lencir, dan Keluang.
"Lancarnya pembangunan jalan tol ini juga menjadi konsen utama Bupati Dr Dodi Reza," ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPN Muba yang juga Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah, Ir Romanus Noor Widarto menyebutkan dari hasil kesepakatan ini akan dibuatkan berita acara untuk menjadi pedoman.
"Semoga nantinya setiap proses berjalan lancar dan tidak menemukan kendala," pungkasnya.
Adapun pihak perusahaan yang turut hadir pada rapat diantaranya SKK Migas, PT Sentosa Mulya Bahagia, PT Medco Energi, PT Babat Agro Mandiri, PT Baturona Adi Mulya, PT Hindoli, PT Agronusa Bumi Lestari, PT Bumi Persada Permai, PT Mitra Agrolika Sejahtera, dan PT Chonoco Philips.
OKI,LiputanSumSel.Com --- Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel memperkuat kolabarasi Pencegahan karhutla dengan skema pembinaan desa tangguh bencana (Destana) berbasis klaster. Tujuannya sebagai upaya deteksi dini, serta pemadaman dini potensi karhutlah bersama perusahaan pemegang konsesi lahan.
.
"Pola kerja dengan sistem keroyokan jadi prioritas, dimana perusahaan diwajibkan untuk menetapkan desa binaannya, setidaknya 13 Destana (Desa Tangguh Bencana) yang dapat menjadi objek binaan", ujar Kepala BPBD OKI, Listiadi Martin pada hybrid meeting yang digelar pada Kamis (24/06) di Ruang Bende Seguguk OKI.
.
Tak sendiri, Pemerintah OKI tahun ini mendapat dukungan penuh dari UNEP (United Nations Environment Program) Lembaga PBB yang bertanggungjawab pada perbaikan tata kelola lingkungan secara internasional.
"Untuk mencapai target konsesi bebas dari api dan asap, harus diterapkan sistem pencegahan kebakaran hutan secara terintegrasi (Integrated Fire Management) dengan berkolaborasi bersama perusahan yang menjadi klaster leader", ungkap Fajar Tripradana perwakilan Project Manager SIAP-Kemitraan.
Fajar menambahkan kegiatan IFM terbagi dalam empat strategi yaitu pencegahan, persiapan, deteksi dini dan respons cepat.
.
Sementara itu Bupati Ogan Komering Ilir, H. Iskandar, SE melalui Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Drs.H. Antonius Leonardo, M.Si, mengatakan prioritas kegiatan pencegahan dengan penguatan kapasitas manajemen klaster merupakan upaya kolaborasi dari berbagai pihak.
"Konsolidasi ini dapat memperkuat kapasitas lintas sektor untuk lebih berfokus pada pencegahan daripada penangulangan terjadi kebakaran hutan dan lahan melalui pendakatan klaster", ungkap Anton.
Tahapan selanjutnya UNEP dan Pemkab OKI akan melakukan pemerataan sumber daya Klaster. Program dengan tajuk Strengthening Indonesian Capacity for Anticipatory Peat Fire Management (SIAP-IFM)
Ini diharapkan dapat mewujudkan Ogan Komering Ilir Bebas Asap 2021.(Ril/PD)