31 Januari 2022

Truck Batubara Tabrak Rumah Warga, Dishub Lahat Diminta Evaluasi Usia Kendadaraan

Liputansumsel.com

Bupati Lahat : Kendaraan Tua Tak Layak Operasi dan Mengangkut Batubara.


LAHAT,liputansumsel.com - Untuk kedua kalinya, truck petikemas bermuatan batubara terguling dan menimpa rumah warga Desa Kebur, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat Sumatera-Selatan. Peristiwa ini, menyusul setelah beberapa waktu sebelumnya juga terjadi di desa yang sama.


Informasi terhimpun, pada Senin (31/1/22) sebuah mobil truck petikemas dengan nomor polisi L 8047 UD plat kuning membawa batubara mengalami kecelakaan di Desa Kebur, saat itu kondisi jalan licin akibat diguyur hujan mulai tadi malam.


Melansir dari berita yang ditayangkan media Sinar Pagi, Truck tersebut diduga mengalami rem, oleng, tergelincir dan terguling, lalu menghantam sebuah rumah milik warga. Kendati demikian, kejadian belum tahu pasti penyebabnya. Namun informasi terhimpun, truck petikemas ini mengangkut batubara dari PT Priamanaya, Keban Agung.


"Kejadian kecelakaan ini sudah terjadi dua kali di Desa Kebur, hingga menelan korban jiwa", kata Sugian seorang warga Kebur kepada wartawan Sinar Pagi via pesan WhatsAppnya.


Masih menurut Sugian, truck angkutan batubara yang menghantam rumah warga Desa Kebur hingga hancur itu, diduga akibat rem blong hingga sopir hilang kendali.


"Truk tersebut membawa batubara dari tambang PT Primanaya menuju stock file ke arah Muara Lawai. Kondisi trucknya juga sudah tidak layak untuk dijalankan, mengingat kondisi truck sudah terlalu tua, layak masuk bengkel dan diistrirahatkan", ujar dia.


Ia menambahkan, selain tidak ada korban jiwa atas kejadian ini, kerugian materil yang dialami pemilik rumah juga belum bisa dirinci,


Sumber lain, Sudarman mantan Anggota DPRD Lahat menilai, masalah sering terjadinya kecelakaan angkutan batubara di desa itu, lantaran kurangnya kontrol dari pihak Pemerintah Daerah melalui Dishub untuk menertibkan angkutan batubara yang sudah tidak lagi layak berjalan alias faktor usia tua kendaraan.


"Utamanya kendaraan yang memang seharusnya sudah dikandangkan oleh pemiliknya, namun masih ada yang berjalan mengangkut batubara. Ini perlu ditertibkan", terang Sudarman.


Ia meminta, agar angkutan batubara yang tidak layak beroperasi karena faktor usia mesin tahun pembuatan, Dishub wajib untuk mengevaluasi dan melakukan penertiban angkutan batubara. Bila perlu diberi sanksi bagi pemilik angkutannya kalau masih berjalan", ucapnya.


Atas kejadian ini, belum mendapatkan keterangan dari kepolisian Polsek Merapi penyebab kecelakaan ini. Hingga berita ini diturunkan, pewarta masih menunggu keterangan pers dari pihak Polsek setempat, maupun Polantas Polres Lahat.


Sementara itu, Bupati Lahat, Cik Ujang, SH mengimbau kepada semua transportir batubara, supaya sopirnya jangan ugal-ugalan.


"Dan mobil yang di bawah tahun 2000 apalagi jika tidak bayar pajak dan plat luar Sumsel, untuk tidak digunakan lagi beroprasi di Lahat Sumatera Selatan",  kata Bupati Lahat yang juga menjabat Ketua DPD Partai Demokrat Sumsel ini, saat dimintai keterangan terkait peristiwa yang dinilai merugikan rakyat Kabupaten Lahat ini.

Seorang Mahasiswi Dirampok dan Diperkosa

Liputansumsel.com


Baturaja, Liputan Sumsel.com - Seorang Mahasiswi berinisial DS (22) menjadi korban perampokan dan pemerkosaan oleh orang tak dikenal di rumah korban di Air Karang Desa Tanjung Baru Kecamatan Baturaja Timur pada Jum'at malam Sabtu (29/01/2022) sekitar pukul 02.00 WIB.


Atas laporan ibu kandung korban, pada Sabtu pagi (29/01/2022), personel piket jaga dan piket fungsi Polsek Baturaja Timur melakukan pengecekan di tempat kejadian perkara (TKP) yang dipimpin oleh Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Baturaja Timur.


Peristiwa tersebut  dikemukakan Kepala Kepolisian Ogan Komering Ulu (Kapolres OKU) AKBP Danu Agus Purnomo, S.I.K melalui Kasi Humas Polres OKU AKP Mardi Nursal kepada wartawan, Ahad sore (30/01/2022).


Menurut AKP Mardi Nursal, tindak pidana pencurian dengan kekerasan disertai pemerkosaan terhadap  Mahasiswi DA selaku korban, diawali oleh Pelaku dengan mencongkel jendela belakang rumah dan langsung masuk ke kamar korban dengan mematikan lampu.


Kemudian pelaku yang hingga kini belum diketahui identitasnya itu langsung menodongkan senjata api (jenis belum diketahui) kepada korban. Pelaku mengancam korban jangan berteriak dan menyuruh korban membuka pakaian dan pelaku langsung memperkosa korban dengan menarik rambut korban.


Usai pelaku memperkosa korban, pelaku mengambil laptop dan handphone korban serta menyuruh korban untuk SIM Card dan menginstal handphone korban. Setelah melepas Sim Card handphone  pelaku kembali kembali melakukan pemerkosaan terhadap korban.


Setelah memperkosa korban ke dua kalinya, pelaku meminta uang kepada korban sambil berkata dirinya (pelaku) akan pergi ke Palembang.


Karena tidak punya uang, korban masuk ke kamar ibunya untuk meminta uang yang kemudian langsung diberikan kepada pelaku sebesar Rp.250.000,-


Setelah menerima uang, kepada penyidik dari Polsek Baturaja Timur, korban menjelaskan pelaku sempat minum air putih 2 gelas dan sempat merokok sebanyak 3 batang. Selanjutnya Pelaku keluar rumah melewati pintu belakang dan kabur ke arah hutan belakang rumah korban.


Dari keterangan ibu korban menjelaskan, korban masuk ke kamarnya meminta uang sambil mengatakan dirinya sedang dirampok, kemudian ibu korban menyerahkan uang sebesar Rp.250 Ribu kepada korban. Karena ketakutan, ibu korban tidak keluar kamar dan  dari dari dalam kamar hanya mengintip pelaku sedang merokok di depan pintu kamar korban.


Atas peristiwa tersebut, korban mengalami kerugian materi uang Rp.250 ribu, 1 buah laptop, 1 buah handphone merk Samsung A 30 S warna hitam dan korban mengalami trauma.


" Saat ini korban belum melaporkan kejadian yang dialaminya dikarenakan korban masih dalam keadaan trauma," jelas Kasi Humas Polres OKU AKP Mardi Nursal.


Sebelum kejadian, diduga pelaku telah merencanakan kejadian tersebut karena pelaku mengetahui keadaan dan situasi rumah korban hanya dihuni 2 orang, yakni ibu korban dan korban, pungkas AKP Mardi Nursal. (Rul/Amp).

Miris, 3 Tahun Dianggarkan, Pembangunan Kantor PDAM Prabumulih Belum Juga Selesai

Liputansumsel.com



3 Kali Dibangun, Gedung Kantor Baru PDAM Tirta Prabujaya Belum Difungsikan


PRABUMULIH,liputansumsel.com – Semenjak dianggarkan selama 3 (tiga) tahun, dan mulai dikerjakan pada sekitar 2017, kondisi bangunan gedung kantor baru PDAM Tirta Prabujaya sampai sekarang masih belum bisa digunakan. Pasalnya, selain belum selesai, pembangunan kantor pelayanan PDAM yang memiliki 2 lantai dan telah menghabiskan anggaran total sekitar Rp 2 Miliar lebih (dari 3 kali dianggarkan pada 2017, 2020 dan 2021) ini terkesan diduga asal jadi.


Bahkan, dari pantauan tim media anggota SMSI (Serikat Media Siber Indonesia) Kota Prabumulih, kondisi terparah terlihat pada bagian lantai dasar gedung terutama pada pekerjaan sponengan (plesteran dan acian) pada dinding, kolom beton, dan balok beton. Belum lagi pekerjaan pada kamprot, dan finishing terakhir (floorhardene) plesteran dinding yang masih kasar dan tidak rapi, baik pada lantai kerja, maupun pada sejumlah kamar toilet. 


Mirisnya lagi, pada pekerjaan openingan atau bukaan pada dinding yang akan dipasang pintu maupun jendela juga terlihat tidak rapi dan menampakkan celah-celah pada plesteran dan acian di sudut-sudutnya. Begitupun pada pekerjaan sparing (sistem pemipaan) baik pemipaan listrik maupun air yang dipasang di dalam beton, yang digunakan sebagai cover kabel listrik juga diduga dikerjakan asal-asalan, serta belum memiliki instalasi listrik (sumber api).


“Ya bagaimana mau dipakai, kalau kondisi bangunan gedungnya seperti ini. Di sana-sini bangunan gedung masih banyak yang belum selesai, belum lagi kondisi lantai kamar toiletnya yang lebih tinggi dari lantai kerja, pasti banjir. Plestarannya juga seperti ini, dan banyak yang belum dipasang pintu dan jendela,” keluh Direktur PDAM Tirta Prabujaya, Fajar Crisswahrry Ardhana ST, kepada tim media SMSI Prabumulih, pada Jumat (28/1) siang.


Diungkapkan Fajar, pihaknya pernah menyampaikan keluhan terkait kondisi bangunan gedung kantor PDAM itu ke pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) Prabumulih. Namun tidak membuahkan hasil, sehingga sampai memasuki awal tahun 2022 ini, kondisi bangunan kantor baru PDAM tersebut belum bisa difungsikan.


“di tahun pertama pengerjaannya, hanya tegak payung (pondasi tiang saja, red). Barulah di tahun berikutnya setelah dianggarkan kembali pada 2020 dibangun dulu lantai atasnya, dan dilanjutkan lagi pada tahun 2021 untuk bangunan lantai 1 (lantai dasar). Tapi masih belum selesai juga,” jelas Fajar, seraya menunjukkan titik-titik bangunan yang dinilainya belum maksimal.


Sementara menyikapi hasil pembangunan kantor PDAM Tirta Prabujaya tersebut, salah satu pemerhati pembangunan Kota Prabumulih sekaligus Ketua LSM ALPK Sumsel, Sastra Amiyadi meminta pihak Pemerintah kota Prabumulih dalam hal ini Dinas PUPR dan Inspektorat Kota Prabumulih untuk kembali mengaudit dan membayar sesuai hasil bangunan yang telah dikerjakan.


“Ini sudah tidak main-main lagi, 3 kali dianggarkan hasilnya hanya seperti ini. Kami minta pihak DInas PUPR dan Inspektorat untuk memeriksa ulang dan jangan ada permainan. Kami juga akan serius menanggapi masalah ini, karena ini menyangkut uang rakyat dan dipergunakan untuk kepentingan serta pelayanan bagi masyarakat,” tegas Sastra, yang juga ikut turun meninjau hasil pembangunan gedung kantor PDAM tersebut.


Menurut dia, seharusnya dengan dianggarkan pemerintah melalui dana APBD sebanyak 3 kali, bangunan gedung PDAM tersebut sudah berdiri megah dan bisa ditunggu. 


“Malah ini belum bisa ditunggu. Wajar kalau pihak PDAM tidak mau menerimanya karena kondisinya seperti ini. Ya kita berharaplah dengan Pemkot Prabumulih untuk benar-benar lebih selektif dalam memilih rekanan atau kontraktor untuk melaksanakan pembangunan apalagi pekerjaan konstruksi, agar hasilnya memuaskan dan sesuai RAB,” tukas Sastra. (SMSI Prabumulih)