13 April 2017

Kemendes Verifikasi Aset KTM Rambutan OI

Liputansumsel.com


# belanja pemilharaan aset bakal di tanggung daerah



OGAN ILIR. Liputansumsel.com-Segera, milyaran aset hibah barang milik negara diserahkan ke pemkab Ogan Ilir (OI), tim Irjen Bidang Transmigrasi Kementrian Desa (Kemendes) melakukan verifikasi sejumlah asset fasilitas umum di Kota Terpadu Mandiri (KTM) Rambutan Parit kecamatan Inderalaya Utara.

Melalui verifikasi usulan hibah barang milik negara yang dilaksanakan, Selasa, (11/4/2017). diharapkan dapat mengurangi beban belanja pemeliharaan asset negara yang ada di OI. dan menambah asset pemkab OI.

Demikian di ungkapkan, Kepala Disnakertrans OI, Ir, H. Asmiran, MT melalui Kabid PKTrans, Ahmad Saili. Kamis, (13/4/2017)

Seserahan sejumlah asset yang akan di hibahkan, yakni fasilitas umum berupa gedung bangunan, jembatan, irigasi dan jalan. yang dibangun dari tahun 2005-2015

" setelah di verifikasi, tinggal menunggu surat hibah, setelah resmi di hibahkan maka belanja pemeliharaan nya dibebankan ke daerah. Kata saili

Dihimpun, verifikasi asset fasilitas umum dilakukan tim irjen bidang Kemendes yang di anggotai, Daholaria Anwar dan Rahmat Saleh. (Arza) 

12 April 2017

Dipecat Kades Talang Aur, Syaifuddin Diduga Korban Pilkades

Liputansumsel.com

# 9 Anggota BPD Talang Aur Ngadu Kedewan
Korban politik pilkades


OGAN ILIR. Liputansumsel.vom- Lantaran tak terima dipecat secara oleh Kepala Desa (Kades). Sebanyak sembilan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Talang Aur Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir (OI)  ngadu Ke komisi I DPRD OI

Ketua BPD yang dipecat. Syaifuddin,  mengatakan, bahwa pihaknya dipecat Kades secara semana-mena tanpa penjelasan yang jelas. "Alasan Kades memecat, karena tidak kooperatif, padahal kami setiap kegiatan dan rapat pasti hadir," ujarnya.

Karena ini, lanjutnya, ia dan rekan senasib lainya mengadu ke pihak Komisi I DPRD OI. "Kami minta ini bisa ditindaklanjuti oleh pihak dewan," tukasnya yang didampingi beberapa mantan anggota BPD Talang Aur lainnya.

Amad Yadi, Ketua Komisi I yang langsung menerima para mantan BPD Talang Aur mengaku, bahwa pihaknya akan segera mungkin minta klarifikasi Kades terkait pemecatan sembilan anggota BPD ini.

"Laporan sudah kita terima dari sembilan anggota BPD yang dipecat ini, nanti kita panggil Kadesnya, atas dasar apa dia melakukan pemecatan ini," singkatnya.

Sementara itu anggota Komisi I lainnya, Soneidi Ariansyah, SSosI, MSI mengatakan, bahwa Komisi I DPRD OI dalami SK pengangkatan dan Pemberhentian BPD desa Talang Aur ada indikasi kekeliruan.

"Karena itu, selain minta klarifikasi Kades, kita juga akan panggil Camat dan berkonsuktasi dengan kabag hukum," timpalnya.

Sementara itu, Kepala Desa Talang Aur, Sazili membantah keras, bahwa dirinya telah melakukan pemecatan terhadap sembilan anggota BPDnya. Menurutnya, yang dilakukan dirinya adalah PAW.

"Bukan dipecat pak, kalau dipecat salah, mereka di PWA. Apalagi mereka sudah dua priode menjabat sebagai anggota BPD. Yaaa, gantian pula, yang lain pula juga mau," singkatnya saraya mengaku tidak ada hubungannya dengan pilkades beberapa waktu lalu.

Dihimpun, Sebelum datang ke komisi 1. Rombongan ini sempat datang ke kantor camat inderakaya untuk minta keadilan. Namun jawaban apa yg di dapat

" pak camat ngomong alasan kami dipecat kerna tidak koperatif dengan pemerintahan desa." itu jawaban pak camat Tarmizi Raye. bisa jadi kami di pecat lantaran di Pilkades lalu saya kompetitor nya sazili. (Arza)

Bongkar ! Mafia Proyek LPSE OI.

Liputansumsel.com

OGAN ILIR. Kepala Layanan Pengadaan Sistem Elektronik (LPSE) Ogan Ilir (OI), Ferdian Riza Yudha di sebut-sebut sebagai otak mafia pengatur pemenangan lelang paket pekerjaan proyek di pemkab OI. Meski tudingan tersebut disampaikan melalui Akun facebook di grup Ogan Ilir Memilih Pemimpin (OIMP), namun isi status yang di posting oleh akun bernama Andi Pratama itu diduga memang ada alias fakta

Fakta ini mungkin dapat tergambar dari pernyataan dan pengakuan Ferdian saat di wawancarai. Selasa (11/4/2017).  Ferdian sempat mengaku risih dengan viralnya status tersebut. hingga begitu serius mencoba mencari tahu nama serta alamat Andi Pratama tersebut di data kependudukan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil)

" saya sudah coba mencari nama tersebut di data kependudukan Disdukcapil. tak ada nama Andi Pratama. Mungkin akun palsu." Kata Ferdian

Terpisah, menurut salah satu pejabat OI yang identitasnya di rahasiakan ini. apa yang ditulis Andri Pratama sangat masuk akal.

" persis seperti yang terjadi. orang biasa tak mungkin tahu persis apa yang terjadi sebenarnya. walau mungkin akun palsu, namun. Isi nya saya rasa tidak palsu." Ucap pejabat ini.

Dntuk di ketahui, 6 April 2017, Andi Pratama menulis status tersebut dengan kalimat pembuka, Surat untuk penegak hukum, LSM dan Wartawan. Brantas mafia pengatur pemenang lelang paket proyek di OI. bongkar praktek proses lelang paket di LPSE.

Di baris selanjutnya, Andi Pratama menulis bahwa beberapa pengusaha, kontraktor dan rekanan perusahaan mengeluh lantaran susah mendaftar dan masuk ke tahapan pelelangan, dimana 4 paket pekerjaan di salah satu OPD OI yang telah ditayangkan di laman website LPSE tersebut.

Menanggapi susah masuk ke web LPSE. Ferdian. beralasan yang terkesan menyalahkan kondisi OI saat ini. dengan mengatakan hal yang kurang masuk akal dan ngak nyambung

" Tahu sendiri kondisi sinyal internet di OI bagaimana. Ditambah listrik sering padam dan angin kencang. dan lain-lain." Ucap Ferdian.

Di baris selanjutnya, Andi Pratama Menuliskan hasil penelusuran. setelah di telusuri ternyata ada permainan yang di lakukan Admin PPE LPSE, Ferdy Mairopa Eka Saputra atas perintah sutradara proyek dan Bos LPSE. hal ini berakibat pada susahnya untuk mengikuti peserta lelang secara online. dengan modus menghambat bandwith alias menghambat koneksi peserta lelang untuk masuk ke server LPSE

" Kalau ada permainan di LPSE agak sulit di jelaskan. Kenapa laman LPSE saat online sering hilang dan susah di akses, itu karena alasan-alasan tadi. tidak ada permainan lelang. Tugas Ferdi Mairopa untuk menjamin koneksi itu ada, bukan memainkan bandwith." ucap Ferdian.

Masih kata Ferdian, Akan lebih kondusif jika yang berkepentingan, langsung bertanya di form tanya jawab laman LPSE. Lanjut Ferdian, karena LPSE punya mekanisme. bilamana pihak ketiga "kontraktor" merasa sulit masuk untuk penawaran lelang atau ada masalah apapun silahkan tanya

" form tanya jawab guna nya untuk itu. akan lebih kondusif jika seperti itu. bukan malah membuat status di facebook sperti ini. LPSE itu ibarat toko. siapa saja bisa membeli. toh bukan kami yang menayangkan pekerjaan tapi SKPD. Kalau dituding LPSE ada main,  saya tidak terima." ujar Ferdian

Selain menjabat sebagai Admin PPE LPSE, Ferdy Mairopa Eka Saputra, juga menjabat
sebagai Kasi pengelolaan Informasi Publik di Dinas Kominfo. (Arza) 

11 April 2017

Dafa Tewas,Hanyut Di Sungai Kelekar

Liputansumsel.com
PRABUMULIH, liputansumsel.com-- Setelah upaya pencarian selama kurang lebih satu jam, akhirnya, Dafa (8) berhasil ditemukan. Sayangnya korban tidak bisa diselamatkan. Berdasarkan informasi yang dapat dihimpun posmetroprabu dilapangan, korban bersama rekannya sepulang sekolah langsung bermain dan berenang di Sungai Kelekar jalan Lingkar Timur dekat  City Mall Kota Prabumulih selasa (11/04/2017) sekitar pukul 16.00 wib.

Curah hujan semalam membuat aliran sungai kelekar tersebut agak meluap dan memancing para anak warga sekitar untuk bermain dan berenang di aliran sungai. Ditengah asiknya berenang, tiba-tiba salah satu dari rombongan yakni korban diketahui hanyut ke hilir sungai.

Warga yang mengetahui langsung memberikan informasi ke sesama warga sekitar. Dan akhirnya upaya pencarianpun dilakukan.

Puluhan warga langsung menyebar termasuk menyisir aliran sungai  hingga ke hilir berharap korban masih bisa diselamatkan. Hingga waktu beranjak pukul 18.00 korban belum dapat ditemukan. Hingga pada akhirnya sekitar pukul 19.15 wib tim warga yang terdiri dari Viktor, Adi dan kawan-kawan berhasil menemukan korban tepat di bawah jembatan.

"Aliran air sungai disekitar korban ditemukan memang deras dan berputar. Kita orang dewasa saja agak sulit berenang disitu. Saat ditemukan suhu badan korban sudah dingin dan tegang" ujar Adi salah seorang warga yang berhasil menemukan korban.

Bersama pihak Kepolisian, korban langsung dilarikan ke RSUD Prabumulih.

Informasi dilapangan, Korban merupakan warga Sukajadi Prabumulih Timur Kota Prabumulih.(pp/jun)

Cyber Pungli Nyasar, wah Gawat. OI dalam Bahaya ?

Liputansumsel.com


OGAN ILIR.- Liputansumsel.com-Banyak nya informasi dan laporan dugaan Pungutan Liar (Pungli) di sejumlah sekolah di berbagai daerah. membuat petugas Cyber Pungli Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan  (Kemendikbud) " turun gunung". untuk menindak oknum pelaku pungli melalui operasi tangkap tangan (OTT). Senin (10/4/2017), dua orang yang diduga petugas cyber pungli kementerian mendatangi kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Ogan Ilir (OI)

Dikira hendak melakukan OTT kepada oknum pejabat di Diknas ataupun oknum kepala sekolah. Sudah ber harap harap cemas kalau ada yang tertangkap. ternyata, dua orang petugas cyber pungli ini "nyasar" alias salah alamat. belakangan diketahui, petugas terkait akan melakukan operasi OTT di SMPN 2 dan SMKN 1 Tanjung Lebu Kabupaten Ogan Ilir.

Untuk diketahui, dalam Kabupaten Ogan Ilir tidak ada Kecamatan Tanjung Lebu seperti yang tertera dalam surat tugas para petugas ini. ganjil, rasa rasanya tidak mungkin petugas cyber pungli. yang konon katanya datang dari tempat kumpulan para intelektual dan ahli (Kemendikbud.RED) ini bisa salah alamat. apalagi salah ketik nama kecamatan dan nama kabupaten dalam surat perintah. Publik ber asumsi Tanjung Lebu sedikit linier dengan kecamatan Tanjung Batu.

Dari Google search kecamatan tanjung lebu berada di Provinsi Bangka Belitung dan kabupaten bangka. Bahkan tidak ada nama kabupaten yang berkolerasi dengan kata kata Ogan ataupun Ilir di Provinsi penghasil timah tersebut. namun sekali lagi andai Tanjung Lebu adalah Tanjung Batu. Wah wah wah, gawat OI dalam bahaya

Gara-gara salah alamat, petugas cyber pungli dari Kemendikbud ini harus isap jempol dan pulang dengan tangan kosong alias batal melakukan operasi OTT



 Kronologis kedatangan

Petugas Cyber Pungli datang ke Kantor Diknas KPT Tanjung Senai Kecamatan Inderalaya Senin (10/4/2017)  Pukul 12.00 WIB. langsung menemui Kadisdikbud OI, Islah Qori. di dalam ruangan, petugas ini menunjukkan surat tugas, setelah dilihat. ternyata, dua sekolah tersebut bukan berada di wilayah OI. Kemudian sekitar pukul 12.15wib tiga orang petugas kementrian termasuk sopir meninggalkan ruangan menuju kendaran minibus berwarna biru.

Salah satu petugas cyber pungli dari kementrian yang di wawancara, enggan menyebutkan namanya. sembari menuju kendaraan nya, ia  mengatakan bahwa kedatangannya bukan untuk melakukan sidak

"kami bukan cyber pungli, apalagi sidak kami hanya dari LPMP Inderalaya,"ucapnya bergegas pergi

Kadisdikbud OI Islah Qori saat diwawancarai mengakui memang benar kedua orang tersebut adalah tim cyber dari Jakarta

" anehnya, Islah malah balik bertanya kepada wartawan,"kok kalian bisa tahu?darimana? Yang jelas mereka datang menanyakan soal dua sekolah yang diduga melakukan kegiatan pungli. Saya hanya bilang dua sekolah itu tidak ada disini. Dan saya langsung menyuruh anak buah membuatkan suratnya. Ya kita ambil hikmahnya saja, sekalian mereka jadi tahu wilayah OI,"ujarnya. (Arza)