17 Januari 2018

Gorilla Beredar di Prabumulih

Liputansumsel.com
Prabumulih, liputansumsel.com - Peredaran gelap narkotika di wilayah hukum Polres Prabumulih makin merajalela. Tidak hanya narkoba jenis sabu, ektasi dan ganja. Kali ini, jajaran Satresnarkoba Polres Prabumulih berhasil meringkus tiga pelaku jaringan pengguna sekaligus pengedar narkoba jenis tembakau gorila.

Ketiga pelaku yakni Rinaldo Pradana (21), warga Jalan Ade Irma, Kelurahan Mangga Besar, Kecamatan Prabumulih Utara, Thomas Shabirin (19) warga Kelurahan Majasari, Kecamatan Prabumulih Selatan dan Randy Rambang (22), warga Jalan Jendral Sudirman, Kelurahan Prabumulih, Kecamatan Prabumulih Barat. Ketiganya diringkus di lokasi berbeda.

Dari tangan ketiga tersangka turut diamankan barang bukti narkoba jenis tembakau gorila sebanyak 77,18 gram serta narkoba jenis ganja kering seberat 316,12 gram.

Informasi dihimpun, penangkapan terhadap tiga pelaku bermula saat anggota Satresnarkoba meringkus Rinaldo Pradana. Dari tangan pelaku berhasil diamankan narkoba jenis tembakau gorila seberat 0,22 gram. Pelaku diringkus pada Selasa (15/1) di depan  Indomaret Simpang Muara Dua, Kelurahan Muara Dua Kec. Prabumulih Timur.

Dari hasil keterangan pelaku, petugas kemudian melakukan pengembangan lebih lanjut dan berhasil meringkus Thomas Sobirin. Petugas juga turut mengamankan narkoba jenis yang sama seberat 1,22 gram. Pelaku diringkus di pada Rabu (16/1) di kediamannya di Gang Nurul Huda, Kelurahan Majasari, Kecamatam Prabumulih Selatan.

"Ini adalah tangkapan narkoba jenis tembakau gorila yang pertama kali kita ungkap. Dari keterangan berantai yang diperoleh dari kedua pelaku terus kita kembangkan dan berhasil meringkus bandarnya," ujara Kapolres Prabumulih AKBP Andes Purwanti SE melalui Kasat Narkoba AKP Ali Asri SH kepada wartawan.

Lebih lanjut Ali menjelaskan, Randy Rambang (22) yang merupakan bandar berhasil diringkus petugas di kediamannya pada Rabu (16/1). Dari tangan pelaku petugas berhasil mengamankan barang bukti narkoba jenis tembakau gorila seberat 75,73 gram. Selain itu juga diamankan narkoba jenis daun ganja kering seberat 316,12 gram.

"Narkoba ini dipesan pelaku dari seorang bandar di wilayah Jakarta. Narkoba ini dikirim melalui pengiriman barang JNE. Kita masih terus lakukan penyelidikan lebih lanjut terkait peredaran narkoba jenis tembakau gorila ini," tegasnya.

Ia mengatakan ketiga tersangka terbukti melanggar pasal 114 ayat 1 sub pasal 112 ayat 1 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika, dan juga Permenkes Nomor 2 Tahun 2017 tentang perubahan golongan narkotika, dengan ancaman hukuman minimal lima tahun dan maksimal 20 tahun penjara.

"Kami meminta kerjasama masyarakat untuk mewaspadai tembakau gorila. Karena tembakau gorila ini merupakan jenis narkoba baru yang peredarannya mulai merambah wilayah Prabumulih," pungkasnya. (Ard/Icl)

Muzakir Sai Sohar Dilengserkan Dari Ketua DPD Golkar

Liputansumsel.com
Muara Enim--liputansumsel.com Mantan Ketua DPD Golkar Muaraenim Ir H Muzakir Sai Sohar, membantah jika dirinya dipecat tetapi dilengserkan dari jabatannya sebagai Ketua DPD Golkar Kabupaten Muaraenim.

"Saya terima dengan lapang dada. Jika sudah keputusan DPP dan DPD Sumsel dan sesuai aturan," ujar Muzakir yang masih menjabat sebagai Bupati Muaraenim, Selasa (16/1/2018).

Menurut Muzakir, masalah dirinya dilengserkan dari jabatan Ketua DPD Golkar Muaraenim, tidak membuatnya kaget. Malah dirinya akan menerimanya dengan lapang dada (legowo), asal pelengserannya sudah sesuai aturan yang ada.

Muzakir mengakui, adapun salah satu penyebab dirinya dilengserkan karena tidak mematuhi instruksi partai untuk mengusung salah satu calon kandidat Cabup Muaraenim.

Tetapi seharusnya partai melihat secara keseluruhan (utuh) penyebabnya, apakah mereka mengusung sudah sesuai mekanisme pertai. Untuk itu, dirinya menyerahkan sepenuhnya dengan partai apapun keputusannya.

"Di politik terutama di Golkar pahit, manis dan getir sudah saya rasakan. Jadi saya legowo saja," tukasnya.

16 Januari 2018

Sudah Dua Bulan PT. BM Belum Bayar Gaji Karyawan

Liputansumsel.com
Pali,--liputansumsel.com--Para pekerja ini membangun sebanyak 50 unit rumah untuk warga yang berada di bantaran Sungai Talang Pipa Bawah, Kelurahan Talang Ubi Barat, yang anggarannya menggunakan dana APBN melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Sudah dua bulan terakhir ini, gaji mereka belum kunjung dibayar oleh perusahaan tempat mereka bekerja.

Mereka juga menuntut kepada PT. BM yang merupakan kontraktor pembangunan perumahan tersebut, agar secepatnya memberikan hak-hak mereka berupa gaji pekerja.

Siti Aisyah, salah satu pemilik kantin yang merupakan warga Bandar Lampung, menceritakan keluhannya lantaran ia selalu dijanji-janjikan oleh perusahaan. Dimana menurutnya hutang makan selama dua bulan terhitung mulai November-Desember 2017 belum juga dibayar oleh pihak perusahaan.

"Ini sudah masuk bulan Januari 2018, Pak. Artinya hampir 3 bulan kami belum dibayar oleh pihak yang punya kerja. Awalnya saya percaya dengan Bapak BM selaku pengawas lapangan yang akan mempertanggungjawabkan semuanya. Saya buka kantin ini modal saya sendiri, lalu menghutangkannya kepada 80 PHL," ujar Siti saat disambangi oleh awak media, Senin (15/01/2018).

"Sebelum saya tiba di PALI, awalnya saya diajak oleh Pak BM selaku pengawas lapangan, dari situlah Pak, saya ikut. Sampai saat ini ternyata saya terlantar di sini, mau makan saja saya sudah tidak punya uang lagi. Karena hutang belum dibayar sampai sekarang. Saya berharap agar pihak PT. BM dapat segera melunasi hutang-hutangnya," harapnya.

Di tempat yang sama, Kardi, warga Bandar Lampung yang merupakan Pekerja Harian Lepas (PHL) Perumahaan Rakyat mengaku merasa sangat kecewa, dan hanya bisa pasrah menunggu keadaan. Lantaran ia dan 8 teman-temannya tidak bisa pulang ke kampung halaman karena tidak mempunyai uang lagi.

"Saya bersama teman-teman lainnya terpaksa harus menetap di sini. Karena tidak ada tempat tinggal lagi, Pak. Di sini kami makan apa adanya. Mau pulang ke kampung kami tidak punya uang, lantaran belum mendapatkan gaji selama 2 bulan dari November-Desember 2017 lalu," keluhnya.

Kardi mengaku tak sanggup jika terus menerus menghadapi persoalan seperti ini.

"Saya tak sanggup bila gaji terus tak dibayar seperti ini, di sisi lain kami selalu terdesak oleh kebutuhan ekonomi," ujarnya dengan nada kecewa.

Sementara itu pihak kontraktor perusahaan dan dinas terkait, hingga berita ini diturunkan belum bisa dikonfirmasi perihal permasalahan tersebut.

Ribuan Lembar Duo AA Untuk PPDP Di Distribusikan

Liputansumsel.com
Ogan Ilir-Liputansumsel. Ribuan lembar formulir AA 1 KWK dan AA 2 KWK dari KPU Provinsi sumsel ke KPU Ogan Ilir siap di distribusikan. daftar tanda bukti pendaftaran pemilih dan stiker tanda bukti pencocokan dan penelitian (coklit) tersebut nantinya akan di sebar kepada Panitia Pemutahiran Data Pemilih (PPDP) melalui PPK dan PPS


untuk pendistribusian formulir duo AA ini ke kecamatan terjauh dari ibukota kabupaten OI seperti Muara Kuang, Rambang Kuang dan Lubuk Keliat. KPU dibantu ketua PPK dikecamatan tersebut guna efisiensi waktu. mengingat 18 Januari 2018 semua form sudah harus terdistribusi.


" secara quantiti, form duo AA masih bisa diangkut pakai sepeda motor. Akan jauh lebih efisien untuk kecamatan terjauh." Kata Ketua KPU OI,  An Nahrir, S, Ag


Dihimpun, hingga 17 Januari 2018 mendatang, KPU OI beserta PPK di 16 kecamatan menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) PPDP. Komisioner KPU berharap bimtek dapat menciptakan PPDP yang professional dalam pencocokan dan penelitian data pemilih di Pilkada Gubernur 2018. (Arza) 

Jumlah Matapilih OKU Timur Meningkat

Liputansumsel.com
OKU Timur,--liputansumsel- Pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Juni 2018 mendatang jumlah mata pilih di OKU Timur dipastikan akan mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2015 lalu.

Hal ini disampaikan oleh Ketua KPU OKU Timur H. Leo Budi Rahmadi,SE menurutnya pada Pilkada serentak Bupati dan Wakil Bupati 2015, jumlah mata pilih OKU Timur sebanyak 486.487 mata pilih, sedangkan untuk 2018 Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur jumlah mata pilih mengalami peningkatan menjadi 633.810 mata pilih, "kata Leo saat dikonfirmasi senin (15/01/2018).

"Dalam tempo tiga tahun mata pilih mengalami peningkatan sebanyak 147.323 mata pilih.
Sebagian besar penambahan tersebut berasal dari pemilih pemula, tetapi ada juga penambahan yang berasal dari perpindahan penduduk, "ungkapnya.

Leo juga menyampaikan, jumlah mata pilih terbanyak masih sama dengan Pilkada sebelumnya yakni di wilayah Kecamatan Buay Madang Timur sebanyak 54.580 mata pilih kemudian disusul dengan Kecamatan Martapura sebanyak 52.152 mata pilih, sedangkan Kecamatan Belitang berada pada urutan ketiga sebanyak 49.590 mata pilih.

"Petugas di lapangan terus melakukan pendataan agar masyarakat yang benar-benar berhak untuk memilih tidak terlewatkan, tujuan kita supaya partisipasi pemilih pada Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur meningkat, "pungkasnya. (YRb)