07 Januari 2019

Wagub Sumsel Hadiri Paripurna HUT Kabupaten Ogan Ilir

Liputansumsel.com


Indralaya.liputansumsel.com--

Dalam Rangka Memperingati Hari Ulang Tahun ke 15 Kabupaten Ogan Ilir (OI) DPRD Kabupaten Ogan Ilir  menggelar sidang paripurna istimewa di ruang paripurna DPRD OI, Komplek Perkantoran Tanjung Senai, Senin (7/1).


Rapat paripurna istimewa yang di pimpin Ketua DPRD OI H Endang PU Ishak didampingi Wakil Ketua 1 Ahmad Syafei dan Wakil Ketua 2 Wahyudi itu berlangsung meriah.
       

Rapat tahunan itu dihadiri Wakil Gubernur Sumsel Ir H Mawardi Yahya beserta Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Hj Fauziah Mawardi, Bupati Ogan Ilir HM Ilyas Panji Alam didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Hj Meli Mustika, para bupati kabupaten/kota di Sumsel, para mantan bupati, Ketua DPRD Sumsel Gamtada, para anggota DPRD OI dan pimpinan SKPD, para Camat dan Kades se Ogan Ilir, tokoh masyarakat, pimpinan parpol dan ribuan undangan lainnya.
     

Ketua DPRD Ogan Ilir H Endang PU Ishak mengatakan, rapat paripurna istimewa ini sebagai momen untuk mewujudkan kabupaten OI ini lebih maju dan berkembang di masa mendatang. "Mari kita mendukung semua program pemerintah daerah, sehingga apa yang dicita-citakan masyarakat bisa terealisasi,"ujar Endang.
     

Sementara Bupati Ogan Ilir HM Ilyas Panji Alam mengatakan, salah satu cita-cita masyarakat di sini menginginkan daerah Bumi Caram Seguguk ini menjadi salah satu lumbung pangan nasional.


"Sebelumnya pak Gubernur Sumsel pernah meninjau daerah Pemulutan di kawasan sawah lebak yang nantinya diharapkan menjadi daerah penghasil beras terbesar di Sumsel setelah OKU Timur,"katanya.
     

Selain itu dibidang infrastruktur, Bupati OI juga telah mengupayakan perbaikan jalan provinsi mulai dari Meranjat Kecamatan Inderalaya Selatan hingga Kecamatan Muara Kuang. Ini dilakukan untuk meningkatkan perekonomian rakyat sekaligus menambah pendapatan rakyat.
     

Politisi PDIP Sumsel ini juga menyatakan bila penyelenggaraan pemerintahan berjalan dengan baik. Hubungan antara eksekutif dan legislatif berjalan harmonis dengan sinegisitas yang tinggi dalam upaya mensejahterakan rakyat. "Kita juga mengharapkan adanya bantuan pihak provinsi dalam mewujudkan impian masyarakat untuk memiliki gedung olahraga (GOR) di Ogan Ilir,"tambah Ilyas.
     

Sedangkan Wakil Gubernur Sumsel H Mawardi Yahya menjelaskan, memasuki tahun 2019 ini pemprov Sumsel melakukan perubahan paradigma. "Kalau dulu, pemerintah pemprov sumsel lebih cenderung pembangunan internasional. Tapi mulai sekarang kita lebih memperhatikan pembangunan lokal. Memang untuk merubah paradigma itu tidak gampang, namun tetap kita coba,"ujar Mawardi.
     

Mawardi juga menjanjikan, bila permasalahan infrastruktur jalan di Sumsel akan selesai di tahun 2020. Bahkan mantan bupati oi 2 periode itu siap membantu memperbaiki jalan kabupaten di Ogan Ilir mulai dari Kecamatan Pemulutan hingga Kecamatan Rantau Panjang.(rul)

Gardu PLN Meledak Warnai HUT Oi

Liputansumsel.com


Indralaya.liputansumsel.com--Diduga kelebihan arus daya, gardu PLN yang berada di Komplek Perkantoran Terpadu Tanjung Senai Kabupaten Ogan Ilir meledak, Senin (7/1).

Pasalnya gardu PLN yang meledak bertepatan pada acara paripurna HUT OI ke-15 yang menyebabkan lampu stan Expo mati total akibat kejadian tersebut.

Menurut keterangan pegawai PLN, Jumadi, meledaknya gardu tersebut diduga kelebihan arus daya yang menyebabkan tidak bisa beroperasi secara maksimal.

“Untuk saat ini dugaan sementara meledaknya gardu tersebut diakibatkan kelebihan arus daya. Akan tetapi kita akan selidiki kembali penyebab nya.

Sementara Khusnul (43) salah satu tamu undangan HUT Oi, menyatakan, dirinya sangat terkejut melihat kepulan asap tebal tersebut,

"Pas keluar ruangan paripurna saya melihat kepulan asap tebal, dan suara dentuman dan beberapa mobil pemadam kebakaran, yang mencoba memadamkan api, katanya ada jenset Meledak, semoga aja tidak ada korban jiwa," ujar nya.(rul)

Heri Perkosa Anak Yatim Piatu

Liputansumsel.com
Muara Enim,liputansumsel.com---Sungguh biadab dan keterlaluan apa yang dilakukan Heri (29), warga Desa Alai Selatan Kecamatan Lembak Kabupaten Muara Enim. Pasalnya, Heri nekat memperkosa seorang gadis berinisial DT (16) yang merupakan anak yatim piatu yang memiliki keterbelakangan mental.

Akibat perbuatannya itu, korban DT mengalami trauma psikologis. Sementara pelaku Heri kini diamankan di Polsek Lembak. Dan pelaku terancam Pasal 81 ayat 2 UU No. 17 Tahun 2016 perubahan kedua UU No.35 Thn 2014 Tentang Perlindungan Anak.

Informasi yang dihimpun kronologis
berawal pada Selasa (1/1/2019) sekira jam 13.00 WIB saat korban sedang berada di pondok depan rumahnya yaitu Dusun II Desa Alai Selatan Kecamatan Lembak. Kemudian korban diajak Heri menuju semak-semak halaman rumah kosong di Dusun III Desa Alai Selatan Kecamatan Lembak Kabupaten Muara Enim.

Lalu dengan bujuk rayu akan diberi uang Rp 50 ribu pelaku kembali membujuk rayu untuk membuka baju dan memeluk dan mencium, meremas payudara korban, dan kemudian memasukan kemaluanya kedalam kemaluan korban. Setelah melakukan persetubuhan pelaku menyuruh korban pulang dan mengancam agar jangan bercerita kepada orang lain.

Tetapi sesampainya di rumah korban menceritakan kejadian tersebut kepada ayuk ipar korban yaitu Hayla dan kakak kandung korban Wandar Adios, selanjutnya kakanya melaporkan kejadianke Pemerintah Desa Alai. Selanjutnya Kades melaporkannya ke Kapolsek Lembak AKP Alfian SE. Dan tak lama Kapolsek memerintahkan Kanit Reskrim menuju TKP dan mengamankan pelaku.

Setelah dilakukan introgasi Heri mengakui perbuatanya melakukan persetubuhan dengan DT. "Dua kali saya setubuhi korban pak. Saya imingi uang Rp 50 ribu," terangnya, Senin (7/1) siang.

Kapolres Muara Enim Abner Juwono SIK SH MH melalui Kapolsek Lembak AKP Alfian HN SE mengatakan, korban adalah anak yatim piatu dan memiliki keterbelakangan mental. "Pelaku dipancing keluar lalu sehari itu korban diajak disemak-semak, kemudian kita tangkap.
Pelaku terancam undang-undang Perlindungan Anak ancaman 15 tahun penjara. Pengakuan pelaku sudah 2 kali memperkosa korban," pungkasnya. AYJ

06 Januari 2019

PKP Indonesia Pagaralam, Optimis Tambah Kursi Legislatif PAGARALAM -

Liputansumsel.com


PAGARALAM - Liputansumsel.com

Melihat formasi Calon anggota Legislatif Kota Pagaralam.  Anggota DPRD periode 2014-2019 dan Calon Legislator PKPI Kota Pagaralam periode 2019-2024,  Kasno Pandri optimis partainya akan meraih lebih banyak kursi  di kota berjuluk Kota Para Jenderal, Pagaralam.

Dikonfirmasi Liputansumsel.com via whatsap, Minggu (6/1/2019) Pandri Ikan panggilan akrab warga Swakarya Kelurahan Sukorejo Kecamatan Pagaralam Utara ini menuturkan, bukanlah hal mustahil bagi partainya di Pilcaleg 2019 untuk meraih kursi lebih banyak lagi, " Insya'Allah kita berjuang dan berusaha  Kalau Caleg PKPI kompak dan bekerja maksimal tentu kursi untuk partai bisa maksimal pula, kami optimis mendapatkan 3 kursi di 3 Daerah Pemilihan," ujarnya.

Namun demikian, menurut Pandri meskipun persaingan sangat ketat dan semua caleg memiliki peluang yang sama besar, dirinya tetap mengedepankan sportifitas dan tidak saling menjatuhkan satu sama lain, "Masyarakat Pagaralam sudah cerdas dan kritis,  mengetahui mana yang amanah dan layak untuk dipilih, untuk itu mari kita sama berjuang dan bersaing dengan sehat tidak saling menjelekan satu sam lainnya,"  ujar pedagang ikan dipasar terminal Nendagung ini.

Selain itu, Pandri ikan  juga meyakini, keterlibatan penyelenggara yang netral dan profesional mampu melahirkan wakil rakyat yang berintegritas, jujur dan amanah.(JF/Rick)

Bagaimana Polisi ungkap Pembunuhan Poniyah dan Selfia

Liputansumsel.com


PAGARALAM - Liputansumsel.com

Sejak terungkapnya identitas mayat yang ditemukan warga Lekung Daun Kecamatan Pagar Gunung Kabupaten Lahat Sumatera Selatan, dialiran sungai Lematang, Senin (24/12/2018) oleh jajaran kepolisian resort (Polres) Lahat adalah Poniah (40) warga Gunung Gendang Kelurahan Besemah Serasan Kecamatan Pagaralam Selatan Kota Pagaralam yang dinyatakan menghilang bersama putrinya Selfia (13) sejak Rabu (19/12/2018). Berselang empat hari kemudian, Jum'at (28/12/2018) jenazah Selfia juga ditemukan dialiran sungai yang sama.

Mengetahui Poniah adalah warga Pagaralam dan diduga kuat adalah korban pembunuhan, Kapolres Pagaralam AKBP Trisaksono Puspo Aji, S.I.K,.M.Si menginstruksikan jajarannya dibawah pimpinan Kasat Reskrim IPTU Acep Yuli Sahara untuk melakukan penyelidikan dan berkoordinasi dengan Polsek Pulau Pinang (Lahat)," Tidak membuang waktu, meskipun belum mendapat laporan dari keluarga korban, rasa tanggung jawab sebagai korp Polri, kami segera berkoordinasi dengan Polsek Pulau Pinang lokasi dimana mayat ditemukan.  Kemudian mendatangi kediaman korban serta tempatnya bekerja, guna mencari data serta informasi mendalam dari pihak keluarga dan orang terdekat lainnya, dari sana kita memperoleh keterangan yang sangat signifikan dimana anak kedua korban S (8) yang meliahat ibu dan kakaknya dijemput tante Tika Herli (30) bersama seorang lelaki yang tidak turun dari mobil, pada Rabu sore," tutur Acep saat disambangi awak media, Sabtu (5/1/2019) diMapolres Pagaralam.

Berbekal informasi dari keluarga korban, polisi kemudian menginventarisasi barang milik korban, termasuk buku tabungan untuk mendalami kemungkinan motif perampokan.
" Kemudian kita melakukan identifikasi ke beberapa ATM yang kemungkinan akan didatangi korban, dan benar saja dari rekaman kamera pemantau ATM Bank BRI dan BCA, terlihat penampakan korban dan Tika pada sore dimana dinyatakan korban dan putrinya menghilang," imbuh Kasat.

Tidak sampai di situ saja, polisi segera melacak identitas dan profil Tika Herli. Dari keterangan para saksi dan keluarga korban, diketahui mantan TKW Taiwan yang sekarang beralamat di Jalan Mangga, Perumnas Nendagung Kecamatan Pagaralam Selatan ini pernah menjadi istri seorang anggota polisi.

Informasi yang didapat polisi dari transaksi perbankan, tercatat adanya penarikan sejumlah uang dari rekening Poniah pada hari yang sama. Hal tersebut semakin menguatkan dugaan bahwa Tika adalah pelaku pembunuhan Poniyah. Diketahui, Tika memang sering berhubungan dengan Poniah yang semasa hidupnya tercatat sebagai karyawan salah satu toko kue di Pagaralam,

Tidak hanya itu, polisi juga mendapat petunjuk lain yang menguatkan dugaan bahwa ada keterlibatan orang lain selain Tika  dalam kasus ini. Diketahui, beberpa hari terakhir Tika sering terlihat bersama Riko Apriadi (20) Warga Lesung Batu Kabupaten Enpat Lawang dan Jefri Ilto Syaputra (17)  tercatat sebagai warga Perum Talang Jeribg Bukit Sentosa Kota Palembang yang beberapa hari terakhir sempat menginap di Hotel Telaga Biru dan Hotel Garuda ZZZ, hal ini dibuktikan dari catatan buku tamu resepsionis kedua hotel tersebut.

Setelah menemukan fakta-fakta yang menguatkan bahwa Tika, Riko dan Jefri adalah pelaku, polisi mengintensifkan pengejaran mereka bertiga. Berbagai petunjuk dikumpulkan untuk mengetahui keberadaan mereka dan diketahui mereka sudah melarikan diri ke Jakarta.

" Meskipun lokasi penemuan jenazah kedua korban berada diwilayah hukum Polres Lahat, namun kami berkeyakinan berdasarkan insting dan perhitungan yang matang kedua korban dihabisi diseputaran Pagaralam, dan merupakan tanggung jawab kami untuk mengungkapnya, " lanjut mantan Kapolsek Penukal Abab Kabupaten Pali ini.

Meski terselip spekulasi,  tim satreskrim Polres Pagaralam, yang dipimpim Iptu Acep Yuli Sahara yang sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian Jakarta Barat, berangkat menuju ibu kota. Pada hari Selasa (1/1/2019) mereka berhasil menangkap ketiga pelaku. Mereka digerebek saat sedang berada dipenampungan TKI dikawasan Srengseng Kedoya Jakarta Barat.

"Para pelaku ditangkap di sebuah penampungan TKI saat persiapan berangkat ke Taiwan, setelah mengakui sebagai pembunuh Poniah dan putrinya, pada hari Rabu, (2/1/2019) mereka langsung kita terbangkan menuju Pagaralam untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, " sambung kasat.

Dari hasil pemeriksaan dan pengakuan ketiga tersangka, terungkap bahwa Tika Herli adalah otak dan perencana pembunuhan keji  ini, dimana kedua korban dihabisi diseputaran simpang mbacang Pagaralam dengan cara dicekik dan di hantam menggunakan balok kayu, kemudian mayatnya dibuang dari Jembatan Ndikat setinggi lebih kurang 20 meter.  Riko dan Jefri sebagai eksekutor dijanjikan imbalan uang sebesar 5 juta rupiah dan akan diberangkatkan menuju Taiwan.

Dari keterangan otak Pelaku, Tika Herli. Motif pembunuhan ini berlatar belakang hutang piutang, namun belum diperoleh keterangan yang pasti siapa yang berhutang, " Menurut keterangan tersangka, motif dia menghabisi korban adalah masalah hutang piutang, namun kami belum merinci siapa yang berhutang dan berapa jumlahnya, apapun alibinya itu nanti bisa disampaikan saat di Pengadilan, yang jelas kasus ini adalah pembunuhan berencana dan polisis menjerat mereka dengan pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup.  Terungkapnya kasus ini tidak terlepas dari kerjasama banyak pihak, Polres Lahat, Polres Jakarta Barat dan saksi-saksi lain," Pungkas Acep.(JF/Rick)