26 Februari 2019

Pemkab Muba Bekerja Sama PT. GBI Dengan Metode EPC

Liputansumsel.com
MUBA-liputansumsel, Berbagai usaha untuk menghasilkan energi hijau yang terbaru terus dilakukan, kali ini Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin menjajaki kerjasama dengan PT Generasi Bangsa Indonesia untuk mengganti lampu penerangan jalan umum, fasilitas umum dan perkantoran Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dengan Metoda EPC atau pembiayaan bertahap selama 5 hingga 20 tahun.

"Kami selaku perusahaan pemrakarsa yang menawarkan jasa penggantian menyeluruh lampu PJU dengan Metode EPC atau pembayaran bertahap yang menjamin biaya energi yang rendah, biaya investasi, biaya perawatan dan teknologi smartcity untuk PJU",  ucap perwakilan PT Generasi Bangsa Indonesia (Gasindo) Aria saat persentasi dihadapan Sekretaris Daerah Muba Drs H Apriyadi MSi di Ruang Rapat Randik, Selasa (26/02/2019).

Katanya, kerjasama ini memegang prinsip saling menguntungkan, apabila study energi menghasilkan angka negatif atas ROI proyek pergantian lampu penerangan maka Pemkab Muba dibebaskan dari segala biaya study energi yang dikeluarkan PT Generasi Bangsa Indonesia. Namun apabila ROInya angka positif maka seluruh biaya yang dikeluarkan akan mengikuti ketentuan Perpres Nomor 38 Tahun 2015 tentang erjasama pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur.

"Ini merupakan solusi pembiayaan terbaik untuk mengurangi pemakaian energi tanpa mengurangi kualitas dan standar pencahayaan yang ada. Kami juga menjamin bahwa lampu tidak akan padam 2x24 jam jika terjadi kami akan dikenakan pinalti", di tuturkan nya.

Menanggapi persentasi tersebut, Sekretaris Daerah Muba Drs H Apriyadi MSi menjelaskan bahwasannya, Pemkab muba menginginkan lampu jalan ini dinikmati semua orang namun kenyataan dilapangan banyak yang tidak hidup (rusak tidak dilaporkan). Hal ini merugikan Pemerintah yang setiap bulan membayar tagihan PLN berdasarkan jumlah titik lampu bukan jumlah pemakaian.

"Seteleh mendengar persentasi tadi, kami tertarik membangun bekerjasama dengan PT Gasindo dikarenakan tidak membebani APBD. penawaran yang diajukan ini akan  kami dipelajari dahulu",jelasnya

Apriyadi meminta rencana kerjasama ini dibicarakan terlebih dahulu secara detail dan jika sepakat akan ditindaklanjuti dengan penandatangan MOU antara Bupati Muba dengan PT Gasindo.(agung/rill).

HERLIN KOISASI RESMI JABAT KETUA PWI MUBA

Liputansumsel.com

MUBA-liputansumsel,Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel Drs H Firdaus Komar mengatakan minat untuk menjadi wartawan di Sumsel sangat tinggi namun harus diiringi dengan skil/kemampuan. Untuk itulah PWI Sumsel sedang merancang program klinik wartawan dalam rangka meningkatkan kompetensi wartawan secara gratis.
hal itu di jelaskan pada saat menghadiri Konferensi ke-III PWI Kab Musi Banyuasin periode 2019-2022 bertempat di hotel Randik Sekayu, Selasa (26/02/2019).

Masih Jelasnya, dalam menjalankan  tugas-tugas jurnalistik, wartawan harus selalu mengedepankan  profesionalisme, menjunjung tinggi kode etik dan adanya konfirmasi dalam menyajikan sebuah berita.

Firdaus berkata siapapun yg terpilih nanti diharapkan bisa memajukan PWI Muba, meningkatkan kemampuan wartawan dan memberikan contoh dengan organisasi lain.

"Saya minta PWI Muba tetap bersinergi dengan Pemerintah Daerah namun tidak mengabaikan tugasnya memberikan informasi ke masyarakat serta memberikan masukan postif kepada Pemerintah",ujarnya.

Sementara,Bupati Musi Banyuasin H Dodi Reza Alex Noerdin melalui Sekretaris Daerah Muba Drs H Apriyadi Msi dalam sambutannya menuturkan Pemkab Muba menyambut baik pelaksanaan Konferensi Kabupaten (Konferkab) PWI Muba dengan agenda mengevaluasi kepengurusan PWI Muba di periode sebelumnya sekaligus memilih nahkoda pada kepengurusan anyar periode 2019-2022.

"Pemkab Muba terus mensupport penuh apa yang dilakukan PWI Muba, tahun lalu kami telah membangun kantor untuk PWI dan tahun depan kami akan mengalokasikan anggaran dalam rangka meningkatkan kualitas SDM anggota PWI Muba",ujarnya.

Apriyadi berpesan agar dalam proses pemilihan ketua PWI Muba ini berjalan sesuai dengan AD/ART yang ada dan setelah pemilihan PWI Muba kembali bersatu menjalan tugasnya sebagai social kontrol Pemerintah agar kedepannya pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan baik.

"kepada kepengurusan PWI yang baru nanti kami harap bisa lebih bagus dan bersinergi lagi dalam pemberitaan yang sifatnya membangun",imbuhnya.

Dalam pantauan pantauan awak media, Konpercab belangsung dengan penuh demokrasi, dimana akhirnya terpilih dua nama yang dicalonkan sebagai calon ketua PWI yakni Herlin Koisasi dan Erwin Manmora dimana pada ahirnya dimenangkan oleh Herlin Koisasi yang berhasil memperoleh 18 suara.(agung/rill).

Kakek Penganiaya Ketangkap Polisi

Liputansumsel.com



# Dipicu Soal Sengketa Tanah Waris

Indralaya.Liputansumsel.com--Kakek  sang penganiaya bernama Nizom (61) warga Dusun II Desa Miji, Kecamatan Kandis, Kabupaten Ogan Ilir (OI) akhirnya ketangkap  polisi setelah hampir delapan bulan menghilang.

Nizom nekat menganiaya Basorudin (56) yang masih familinya sendiri sehingga mengalami luka robek dibagian bahu sebelah kanan.

Motif terjadinya penganiayaan diduga terkait sengketa tanah waris. Setelah dilaporkan ke pihak berwajib, petani ini akhirnya diringkus petugas Polsek Rantau Alai dirumahnya, Selasa (26/2) sekitar pukul 02.00WIB dinihari.

Kapolres OI AKBP Gazali Ahmad melalui Kasubbag Humas AKP Zainalsyah mengatakan, peristiwa penganiayaan itu terjadi Rabu 13 Juni 2018 sekitar pukul 08.00WIB di Desa Miji Kecamatan Kandis.

Korban ditombak dengan menggunakan besi behel panjang kurang lebih 2 ( dua ) meter pada saat  menanam pisang di sawah miliknyak oleh tersangka Nizom pada bagian bahu belakang sebelah kanan  dan lengan sebelah kanan.

Selanjutnya pelaku juga menendang mulut korban sebanyak satu kali. Merasa  belum puas pelaku ingin membacok korban dengan menggunakan parang. Tetapi korban langsung berlari ke rumah dan meminta pertolongan kepada warga.

Akibat kejadian tersebut korban mengalami luka robek sebanyak satu liang di bagian bahu belakang sebelah kanan sehingga dibawa  ke RSUD Kayuagung. Lalu kasus penganiayaan itu dilaporkan ke Polsek Rantau Alai.

Atas laporan tersebut kata kapolres, petugas Polsek Rantau Alai melakukan penyelidikan. Seterusnya didapatkan informasi tentang keberadaan pelaku. Kemudian, Selasa (26/2)  Kapolsek Rantau Alai AKP Imam Abdi didampingi Kanit Reskrim Aipda Bambang Harianto  beserta 5 nggota langsung melakukan penangkapan terhadap pelaku yang sedang berada di rumahnya di Dusun II Desa Miji Kecamatan Kandis.

Pada saat dilakukan penangkapan, pelaku tanpa perlawanan, lalu digelandang ke polsek Rantau Alai untuk dilakukan pemeriksaan guna kepentingan penyidikan.(rul)

Windriana Alwi Sarkiti Fokus Benahi SMPN 7

Liputansumsel.com

Pemulutan,Liputansumsel.com--Widriana Alwi, S.Pd MM  berupaya keras meningkatk kwalitas  mutu pendidikan SMPN 7 Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir dalam semua aspek terutama  berbenah dalam proses kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah.

Sejak dilantik sebagai kepala sekolah   19 Januari 2018 yang lalu,  Windriana Alwi Sarkiti S,Pd.MM menargetkan  SMPN7 Pemulutan menjadi sekolah yang unggul, Islami, Dan menjadikan Sekolah berstandar Nasional.

"SMPN 7 Pemulutan memiliki siswa 414 orang, dan memiliki tenaga pendidik PNS 30 orang, Rombel 15 yang terfungsikan dan tiga ruang untuk SMPN 7 terbuka dengan jumlah siswa 20 orang,'" jelasnya

Selama satu tahun dua bulan menjabat sebagai kepala sekolah SMPN 7 Pemulutan Windriana Alwi Sarkiti S,Pd.MM telah melakukan perbaikan ruang kepala sekolah, melakukan pengecetan gedung sekolah, dan menerapkan kantin sehat dan jujur, serta meningkatkan akreditasi sekolah yang mana sebelumnya akreditasi SMPN 7 B dan sekarang akreditasi menjadi A,

SMPN 7 Pemulutan telah melakukan ekskul Marching band yang mana sebelum nya belum terealisasi serta penambahan ekskul pencak silat,pramuka,
pentas seni dan budaya.

Windriana Alwi Sarkiti S,Pd.MM menambahkan " Walaupun SMPN 7 Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir termasuk Smpn Yang berada di Pinggiran namun prestasi masih dapat diraih oleh peserta didik disini ( SMPN 7 ) Yaitu,, Seni tari, Pencak silat, Karate, Pramuka, Drum band , Rohis dan masih banyak lagi prestasi prestasi baik di tingkat kecamatan, kabupaten maupun tingkat Provinsi.

Adapun harapan saya sebagai Kepala sekolah dan tenaga didik disini agar Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir melalui dinas terkait dapat memberikan bantuan Lab Bahasa dan Ruang kelas yang baru karna minat masyarakat untuk sekolah di SMPN 7 Pemulutan Ini sangat Besar, Ujar Windriana Alwi Sarkiti, S,Pd.MM saat dibincangi diruang kerja nya.

Astaghfirullah, Remaja Aceh Bersetubuh Di Lantai Dua Masjid

Liputansumsel.com
Pemuda digiring warga sesaat setelah ketahuan berbuat mesum di lantai dua Masjid Sharee (net)

Banda Aceh, - Liputansumsel-Benar- benar biadap, tak bermoral dan kesyetanan  apa yang dilakukan sepasang remaja Aceh yang bersetubuh di Lantai dua Masjid Jamik  Saree Aceh Besar, sesaat akan dilakukan Shalat berjamaah.
          Peristiwa ini tentu cepat menjadi viral di media sosial (medsos) & kedua remaja kesetanan ino terancam hukuman cambuk.
          Menurut Kasat Pol PP bahwa sepasang remajar ini tergolong masih dibawah umur.
"Keduanya masih di bawah umur. Yang cowok berusia 16 tahun dan cewek 17 tahun. Mereka ditangkap semalam pukul 19.30 WIB," kata Kasat Pol PP dan WH Aceh Besar M Rusli saat dimintai konfirmasi detikcom, Senin (25/2/2019).
          Penangkapan warga Aceh Besar dan Pidie ini berawal dari kecurigaan warga terhadap gerak-gerik keduanya. Saat itu, jemaah masjid baru siap melaksanakan salat magrib.
          Tiba-tiba melihat keduanya naik ke lantai dua masjid. Warga yang curiga kemudian mengecek. Ketika disamperin masyarakat, keduanya tengah berhubungan badan
          Beberapa warga merekam aksi mesum pasangan anak baru gede (ABG) tersebut. Setelah itu, baru ditangkap. Sang pria sempat mencoba kabur.

"Waktu itu warga cukup ramai dan yang cowok sempat dipukul," jelas Rusli.
          Keduaremaja tersebut kemudian dibawa ke Mapolsek Lembah Seulawah untuk diamankan. Namun karena warga juga ingin mendatangi Polsek, pasangan tersebut dibawa ke Mapolres Aceh Besar untuk mencegah hal-hal tidak diinginkan.

"Tadi malam sekitar pukul 03.00 WIB keduanya kita bawa ke Satpol PP dan WH Provinsi. Sementara mereka ditahan di sana karena di Satpol PP-WH Aceh Besar fasilitasnya kurang memadai," ungkapnya.(agse/asp/net)