30 September 2016

Blangko KTP Di Disdukcapil Kota Prabumulih Sedang Kosong

Liputansumsel.com

PRABUMULIH, liputansumsel.com - Masyarakat kota prabumulih  yang akan mengurus Kartu Tanda Penduduk (KTP)  di Disdukcapil Prabumulih harus bersabar. 
Pasalnya, blanko KTP kosong ,kekosongan ini bukan hanya di kota Prabumulih, tapi seluruh Indonesia mengalami kekosongan. 
Hal ini terjadi karena belum ada kiriman blanko KTP. "Tapi untuk blanko kartu keluarga ada," ujar staf Disdukcapil Prabumulih saat ditemui Kamis (30/9).
Ia menyatakan belum ada informasi jelas kapan ketersediaan blanko KTP tersebut. Warga bisa meminta KTP sementara di kantor camat terdekat. 
Kepala Dinas Kependudukan dan catan sipil saat ingin di temui di kantornya ,sedang keluar ada pekerjaan lain kata salah seorang stafnya ketika di tanya
menurut keterangan  salah seorang warga prabumulih yang lagi mengurus pembuatan KTP di Disdukcapil atau lebih tepatnya di lantai 7 pemkot prabumulih mengatakan ya kita sudah masukan persyaratan pembautan KTP, tapi yang jadi masalah adalah blanko nya lagi kosong di katakan salah seorang staf disdukcapil tadi kemungkinan tahun depan atau bulan desember. "ungkapnya (ls
01)

Lelaki Tampan ini Sosok Mayat Yang Di Temukan Di Lembak

Liputansumsel.com

Prabumulih, liputansumsel.com   Sosok maypembersihan((sumsberemukan warga di kebun karet dekat SPBU Lembak kemarin Kamis (29/09/2016) ternyata adalah Arie Iskandar Sopir Travel Palembang-Prabumulih warga warga 7 Ulu kota Palembang.

Hal ini diketahui setelah salah satu akun facebook bernama "Chika Vo CrazOst" mengunggah status bernada sedih dan melampirkan berita penemuan mayat yang menghebohkan warga Lembak kemarin siang.

Ungkapan turut berduka cita pun langsung membanjiri status media sosial facebook milik Chika Vo CrazOst. Air mata kian tak terbendung manakala Chika menuliskan status "Lihat papa untuk terahir kalinya yatim diumur 5 bulan ,malangnya kamu nak" seraya melampirkan foto sibuah hati.


Seperti diberitakan sebelumnya, masyarakat Kecamatan Lembak Kabupaten Muaraenim, Kamis (29/9/2016) sekitar pukul 14.00 mendadak gempar. Pasalnya, sesosok mayat laki-laki tanpa identitas ditemukan terlungkup di semak-semak kebun karet milik warga di seberang SPBU Kecamatan Lembak tak jauh dari tugu batas kota Prabumulih.

Pria yang memiliki ciri-ciri tinggi kisaran 170 cm, kulit putih dan rambut model mohak serta berumur kisaran 30 tahun tersebut ditemukan dengan kondisi memakai baju kaos putih penuh darah serta celana jeans pendek warna abu-abu dalam keadaan terlepas.

Tidak hanya itu, pria yang diperkirakan merupakan warga keturunan tersebut saat ditemukan dalam kondisi terjerat tali di bagian leher dan kedua tangan terikat ke bagian depan. Selain itu, tubuh bagian depan, belakang dan wajah dipenuhi luka tusuk senjata tajam.

Jenazah ditemukan warga Kecamatan Lembak ketika melintas di kebun karet dan hendak buang air kecil, namun tiba-tiba mendapati ada sesosok tubuh mayat terlungkup di semak-semak.
Mengetahui itu warga tersebut kemudian memberitahu warga lainnya dan melapor ke kepolisian sektor (Polsek) Lembak. Selanjutnya, oleh jajaran kepolisian jenazah dibawa ke Kamar Mayat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kota Prabumulih, untuk dilakukan pembersihan(sumber PP)

28 September 2016

Proyek Peningkatan Jalan Sungai Medang- Tanjung Talang Di duga Fiktif

Liputansumsel.com



Prabumulih , liputansumsel.com
Tender peningkatan jalan sungai medang – Tanjung telang yang bersumber dari Dana    Alokasi Khusus (DAK) tahun 2016 diduga proyek fiktif,pasalnya tender yang dimenangkan  CV. Satu Empat dengan nilai kontrak Rp. 988.544.000.00 yang berakhir administrasinya pada agustus bulan lalu belum kunjung dikerjakan.

Pantauan Liputan Sumsel dilapangan beberapa hari yang lalu proyek ini masih blm dilanjutkan pengerjaaanya,masih tampak seperti pantauan media kami beberapa bulan yang lalu saat itu pengerjaan jalan tersebut sudah di mulai pemasangan batu koral di bahu jalan dan di beberapa titik lobang di badan jalan namun sampai sekarang batu koral tersebut sudah mulai hilang dan batu di pinggir jalan sudah di tumbuhi rumput sebagian juga batu koralnya sudah habis,karena proyek yang belum kunjung dikerjakan.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kades Tanjung Telang melalui Istrinya Rusmina saat dibincangi media ini  menjelaskan  beberapa bulan lalu memang ada penghamparan batu koral namun tidak ada pengerjaan lainnya seperti pengaspalan dan lainnya bahkan batu yang di hampar tersebut kini sudah mulai hilang juga sudah di tumbuhi rumput dan jalan banyak yang berlobang masih belum 
juga ada perbaikan “ jelas rusmina

Sementara itu,dari Informasi dari sumber yang enggan dibuka identitasnya diduga uang muka proyek tersebut sudah di bayarkan kepada CV satu empat  selaku pemenang tender. Uang muka  30% dan uang ceesie Bank sebesar 20% jadi total uang 50 %, yang lebih mengejutkan lagi di duga dari pemerintah pusat proyek tersebut sudah di bayarkan 100% kepada pemerintah kota prabumulih.

Kepala Dinas pekerjaan Umum M Supi melalui konfirmasi secara tertulis membenarkan jika bahwasan pekerjaan tersebut belum di lanjutkan karena masih menunggu giliran AMP/alat pengaspalan ,saat ini yang akan di kerjakan bahu siring kiri kanan jalan  sepanjang 900 M dan baru di kerjakan lebih kurang 40 %.

Terkait adanya dugaan jika  proyek ini adalah proyek  Fiktif,Supi membantah dikatakan sufi jika proyek tersebut baru di bayar uang muka 30% dan belum di lakukan PHO , tulisan warna putih di bahu jalan tersebut hanya untuk mengetahui panjang jalan tersebut.
“Adanya uang ceesie dari bank memang ada rekomendasi dari dinas PU. selain itu juga, untuk melakukan pinjaman perusahan harus memberikan  anggunan ke bank,”Jelasnya.(ls01)



27 September 2016

Cerita Tiara (26) Ahli Waris Peserta BPJS Ketenaga Kerjaan

Liputansumsel.com


Tak Mau Menikah Lagi, Berharap Bertemu Suami di Syurga

Prabumulih,liputansumsel.com
Walaupun sudah terbiasa ditinggalkan Manda oleh suami karena suatu pekerjaan,namun kepergian suami untuk selamanya membuatnya tetap tegar dalam menjalani kehidupan. Ibu muda dengan dua anak ini akan berjuang demi masa depan anaknya meski sendirian.
Raut muka Mutiara kembali terlhat seperti biasa setelah mengikhlaskan kepergian suaminya yang mengalami kecelakaan hingga menewaskan almarhum Aries Apilla, pada saat pulang dari lokasi tempat kerja di Bandar Lampung empat bulan lalu.
warga Perumnas talang Sako Kelurahan Sukajadi Kecamatan Prabumulih timur ini bertekad membesarkan ke dua putrinya meski hanya sendirian tanpa suami. “bersedih tidak akanmerubah keadaan, kasian dengan suami dialam kubur sano kalu kito idak ikhlas melepas kepergianny,” katanya saat dibicangi Koran ini ditengah persiapannya mengambil dana santunan yang akan di berikan langsung oleh Wali Kota Prabumulih Ir H RIdho Yahya MM yang didampingi Kepala Kanwil BPJS Ketenagakejraan Sumbagsel, Achamd Hafiz, Kepala Cabang Muara enim, Nolly Noer Amien dan Kepala KCP Prabumulih Sofyan Umri kamis lalu.
Memang ia menyadari sampai saat ini masih setengah kurang percaya atas nasib yang dialaminya. Apalagi informasih kepergian suami untuk selamanya tersebut hanya didapatkan dari orang lain, bukan terjadi didepan mata. Namu mau tidak mau kenyataan yang dialaminya sudah terjadi. Padahal sebelum ke Bandar lampung melihat sang suami, masih sempat membuatkan makanan kesukaan suami dengan ecangkir kopi untuk menyambut kedatangan suaminya.
“aku Cuma dapat firasat, suami datang kerumah jam 2 malam cuma untuk minta maaf, antara sadar dengan idak, aku idak pacak tedok lagi. pagi masih menyiapkan makanan dan minuman untuk menyambut kedatanganyo, soalnyo dio la duo minggu begawe, minggu ini waktunyo dio off, dio la ngomong nak balek,”tutur wanita berjilbab ini.
Namun padasaat usai mempersiapkan makanan untk menyambut kdatangan suami, tiba-tiba telpon geggamnya berbunyi, ternyata teman suaminya yang menginformasikan bahwa suaminya kecelakaan bersama bosnya diperjalanan menuj kota Prabumulih. Tanpa berfikir anjang, ia dan keluarganya langsung bersiap dapat kabar kecelakaan dan sekarang dibawa ke Rumah sakit Umum Bandar Lampun.
“tiba di rumah sakit, ternyata kami tidak sempat berbicara lagi, aku hanya disambut oleh jasad dsuami. Dak tau apo yang diraso saat itu. Rasonyo pengen melompat-lompat kesel ado tapi beruntung ado keluargo yang nenangke, artinyo duo minggu sebelum berangkat manda adalah pertemuan terakhr,” lirihnya dengan air mata yang berlinang dimatanya.
Namun ia senang, ia merasa masih dipikirkan oleh suaminya bahkan pad asaat akan meninggal sekalipun. Karena sampai saat ini ia merasa tidak ada kekurangan. Rumah yang diambilnya menggunakan KPR langsung lunas, ia langusng bekerja di peruasahaan temat uami bekerja dan mendapatkan santunan dari BPJS Ketenagakerjaan yang jumlahnyalumayan besar untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menyekolahkan anak-anaknya. Untuk tidak melirik ke al lain, dana santunan sudah di deposito berjangka sehingga tidak bias diambil sembarang waktu, tujuannya memang benar-benar untuk kebutuan anak sekolah.
“dengan keadaan seperti ini, meski tanpa suami, insyaallah semua kebutuan anak-anak kerpenuhi. Bahkan aku idakpengen nikah lagi, karno Ingin dijodohkan kembali oleh Allah SWT di syurga. Karena aku pernah baco buku, idak akan ktmu lagi kalu nikah lagi dengan wong lain,”celetuknya.(*)

26 September 2016

SUSNO DUADJI KOMITMEN TINGKATKAN PERAN PETANI INDONESIA

Liputansumsel.com


Jakarta,liputansumsel.com —  Kunjungan komunitas Belajasumba masyarakat Sumsel, dan Malang Jawa Timur diterima langsung oleh Tokoh Petani Susno Duadji, di kantornya, Rabu (31/08/2016).
Kehadiran A Haris, Herman, dan M Ilyas warga Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Malang Jawa Timur di antar langsung oleh Sekjen TP Sriwijaya H.F.R.Ghanty Sjahabudin.
SUsno Duadji 03
Dihadapan komunitas Belajasumba, mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri, Susno Duadji didampingi Sekjen TP Sriwijaya H.F.R.Ghanty Sjahabudin, menyikapi positif setiap masukan masyarakat atas kepedulian dan perhatian terutama komunitas belajasumba masyarakat Sumsel dan Malang Jawa Timur akan masa depan pertanian di Indonesia.
Dalam rangka silaturahim itu, banyak wejangan dan sumbang saran yang disampaikan beliau dalam menyikapi pertanian di tanah air, khususnya di kampung halaman Susno Duadji, Pagar Alam, Sumatera Selatan.
Susno DUadji 02
Pensiun dari Kepolisian, Susno Duadji, memilih menekuni aktivitas pertanian yang pernah dijalaninya semasa kecil dilahan peninggalan orang tuanya.
“Daerah Pagar Alam yang berada dikaki gunung Dempo, memiliki udara sejuk dan bersih, pernah mengalami masa kejayaan perkebunan karet, seperti kabupaten Muara Enim, Lubay, OKU dan Muba.”Ujar Susno Duadji.
Dijelaskan bahwa di tahun 1950 – 1970, rakyat Sumsel mengalami masa kejayaan dibidang pertanian karet dan balam karena harga karet mentah mencapai harga tertinggi sehingga tingkat kehidupan masyarakat sejahtera. 
Sebagai anak petani, saya menyadari betapa suburnya alam Indonesia jika dikelola dengan bijak dan tepat sasaran.
Bijak berarti mampu kelola lahan yang tersedia luas dan subur dengan cara menanami tanaman yang produktif, seperti padi, karet, sawit, sayuran dan buah-buahan sehingga terjaga kelestarian dan ekosistim alam.
Sedangkan tepat sasaran memiliki arti yang luas, dimana memanfaatkan hasil pertanian secara maksimal yang dimulai dari penataan lahan-lahan yang subur, mendapatkan bibit tanpa susah payah, distribusi pupuk yang terjamin persediaannya, dan pemasaran hasil panen dengan harga  yang sesungguhnya tanpa campur tangan tengkulak sehingga tingkat kesejahteraan petani meningkat.
“Jika pertanian dikelola baik dan disesuaikan dengan wilayah masing-masing, maka Indonesia tidak akan pernah lagi menjadi pengimport beras dari negara lain.”Ujar Susno Suadji didepan perwakilan Balajasumba.
“Indonesia sangat indah, kaya, dan tanahnya subur. Sejak nenek moyang kita, sudah mengenal yang namanya pertanian. Dari hasil pertanian itu, kita dapat menjadi bangsa terkenal dengan limpahan hasil rempah-rempah sehingga jadi incaran bangsa lain,”Ujar Susno Duadji, Rabu (31/08/2016) diruang kerjanya.
“Mengapa tidak kita kembangkan dan perluas pertanian hingga seluruh pelosok Indonesia. Saya bangga menjadi anak petani, sehingga selepas pensiun dari kepolisian saya kembali merasakan aroma padi yang sedang mengkuning dan siap panen.”tuturnya.
Petani Indonesia memiliki kemauan yang kuat dan keras dalam bercocok tanam. Namun saat ini kita sangat prihatin bagaimana kehidupan petani dengan hasil panennya. Mereka tidak mendapatkan harga terbaik karena distribusi pemasarannya lebih banyak dikelola para tengkulak yang lebih banyak meraih keuntungan.”Pungkas Susno Duadji yang juga Ketum TP Sriwijaya.
sumber(media bayangkara)