30 Oktober 2017

Komisi IV Panggil Disdik OKI, Dugaan Pungli Kepsek Linda

Liputansumsel.com
OKI-LiputanSumsel. Persoalan dugaan pungutan liar (Pungli) Kepsek SMP N 2 Teluk Gelam diam diam merayap. bak api di lahan gambut. sejumlah pihak external mulai menyoroti persoalan tersebut. salah satu nya Komisi IV DPRD Ogan Komering Ilir (OKI) selaku mitra Dinas Pendidikan


Ketua Komisi IV DPRD OKI, Mahidin akan memanggil pihak Dinas Pendidikan termasuk Kepsek Lindawati guna di mintai keterangan bagaimana persoalan tersebut bisa blunder seperti sekarang


" Dinas Pendidikan juga Kepsek Linda akan kita panggil, kita mintai keterangan dan kebenaran nya, terima kasih informasinya. kebetulan beberapa hari kedepan kita ada rapat mitra dengan dinas pendidikan. sekalian kita bahas masalah dugaan tersebut." kata Mahidin diruang Kerja nya. Senin, (30/10/2017)


Sebelumnya, Kepsek Lindawati diduga melakukan pungli terhadap belasan guru honorer yang bertugas di sekolahnya. Mulanya informasi yang didapat, kepsek Linda melakukan pemotongan uang tunjangan sebesar Rp 10 Ribu/mata pelajaran per guru.


Bahkan dalam rekaman wawancara,  kepsek Linda mengakui adanya pemotongan tersebut sebesar Rp 7.500/mata Pelajaran dengan dalih Pemkab OKI sedang mengalami defisit anggaran. dalih defisit anggaran serta adanya Petunjuk Teknis (Juknis) Resmi pemotongan inilah yang kemudian dijadikan azas Linda untuk memotong tunjangan guru honorer tersebut.


Sebelumnya, Kasi Tentis SM Dinas Pendidikan, Marlian berkoar akan melakukan verifikasi terhadap SMPN 2 Teluk Gelam. selang satu minggu dari verifikasi hingga kini tak sepatah pun keterangan yang di berikan oleh pihak dinas pendidikan. (4R)




Dibanding Petahana Peluang Penantang Lebih Besar, Publik Ingin Gubernur Baru

Liputansumsel.com
#  keberatan dinasti politik cukup tinggi
Palembang-LiputanSumsel. Angka undicided voter-pemilih-belum-menentukan- pilihan-di Pilkada Sumsel mencapai 40 persen. Menurut koordinator riset lembaga Survey Politik Indonesia Barat. Muchtar S Shihab hal ini disebabkan banyak faktor. salah satunya keinginan masyarakat untuk menghadirkan Gubernur baru


"Pola ini menunjukan pemilih enggan dipimpin oleh petahana tetapi menunggu seperti apa program calon penantang-gubernur-baru-. peluang penantang untuk memenangkan kontestasi lebih besar daripada petahana. " kata Muchtar.


Hal ini di sampaikan Muchtar dihadapan peserta diskusi terbuka bertema pertarungan kubu perubahan versus kubu petahana pilkada sumsel, di palembang, Jum'at (27/10/2017).



Dalam paparan, Muchtar menjelaskan,

survei terkini yang dilakukan lembaganya menemukan adanya keinginan voter untuk menghadirkan gubernur baru ketimbang diteruskan pemerintahan oleh putera gubernur atau petahana


"Ada ke-engganan publik untuk menerima putera gubernur (dodi reza.Red) sebagai penerus pemerintahan. Mereka menyadari bahwa era kerajaan telah hilang, bahkan kasarnya jika di bolehkan mereka lebih baik dipimpin tiga periode daripada kepemimpinan diteruskan oleh puteranya. Keberatan terhadap dinasti politik cukup tinggi di Sumsel," ujarnya.

Muchtar juga menjelaskan untuk meraup

undecided voters, Program calon gubenrur penantang harus menarik. Karna Jika tidak, sambjng Muchtar. voter tidak memilih petahana ataupun penantang. Voter lebih memilih golput


"Jika program penantang tidak menarik, kemungkinan mereka untuk golput lebih besar daripada memilih petahana, tidak juga memilih penantang. untuk meraih voter- ini program penantang haruslah lebih menarik, humanis dan lebih merakyat. " pungkasnya. (4R)