26 September 2021

Anjeli Aprilia, Kupek Asal Muba Ini Bertengger di 48 Besar KDI 2021

Liputansumsel.com


MUBA,liputansumsel.com- Puteri daerah asli Musi Banyuasin kembali meramaikan kancah hiburan di level nasional, kali ini Anjeli Aprilia binti Naziril (15) putri asli Kecamatan Plakat Tinggi, Musi Banyuasin sejak Jum'at, 24 September 2021 telah menjalani proses karantina di salah satu hotel di Jakarta Selatan dalam rangka seleksi 48 besar audisi nasional Penyanyi KDI 2021.


Putri bungsu dari lima bersaudara ini mengatakan, sebelumnya dirinya terpilih untuk masuk dalam 60 besar nasional, lalu lolos seleksi 48 besar dan bila tidak ada perubahan jadwal pada Rabu (29/09/2021) akan dilaksanakan penjurian oleh juri artis. 


"Mohon do'anya seluruh masyarakat Muba agar saya bisa lolos ke panggung besar dengan membawa nama Kabupaten Musi Banyuasin tercinta ini," ucapnya. 


Peraih juara 2 FLS2N tahun 2019 ini menambahkan bahwa masih ada dua tahap penjurian lagi untuk bisa tampil di pangggung TV yaitu penjurian artis dan penjurian ke panggung besar. 


"Apapun hasilnya, setiap kesempatan adalah pengalaman yang harus Anjeli syukuri. Sekali lagi mohon do'a dan dukungannya," tuturnya. 


Bupati Muba Dr Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA mengajak warga masyarakat Muba mendukung dan mendoakan Anjeli agar mendapatkan hasil terbaik. 


"Selamat kepala Anjeli, tetap opitimis semoga mendapatkan hasil terbaik, dan kami dari Muba akan mendoakan," ucap Kepala Daerah Inovatif Indonesia tersebut. 


Sementara itu, terkait salah satu warganya yang berprestasi, Camat Plakat Tinggi Yugo Valentino SSTP MSi, di tempat terpisah mengatakan bahwa dirinya dan khususnya masyarakat Kecamatan Plakat Tinggi merasa senang dan bangga dengan adanya potensi putri daerah yang bersaing di kancah nasional seperti Anjeli ini. 


"Saya, secara pribadi dan atas nama pemerintah Kecamatan Plakat Tinggi mengucapkan selamat berjuang untuk ananda Anjeli, tetap optimis dan semoga bisa menjadi kebanggaan daerah terkhususnya Kecamatan Plakat Tinggi," tutupnya.

Sisi Lain Kuala Dua Belas, Desa Viral Akibat Styrofoam, Gaji Puluhan Juta Hingga Rumah Mewah di Jakarta

Liputansumsel.com

Camat Tulung Selapan bersama Tripika mengunjungi Desa Kuala Dua Belas OKI, LiputanSumsel.Com—Desa Kuala Dua Belas Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mendadak viral lantaran video berdurasi 2 menit tersebar di dunia maya. Video yang direkam orang dewasa tersebut memviralkan tiga anak laki-laki berseragam sekolah dasar (SD) sedang menyeberangi sungai dengan Styrofoam. Video itu diposting ulang jutaan kali oleh warga net bahkan mendapat komentar oleh politikus nasional dan mantan pejabat negara. 


Dibalik video viral tersebut, siapa sangka Desa Kuala Dua Belas dihuni oleh warga yang berpenghasilan puluhan juta bahkan ada yang memiliki rumah mewah di Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta. 

Camat Tulung Selapan bersama Tripika mengunjungi Desa Kuala Dua Belas 

Kisah itu diceritakan Jemi Camat Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir. Pria ini tahu betul kehidupan warga sekitar. Wajar saja dia sudah bertugas  diwilayah pesisir timur OKI Sumatera ini sejak 18 tahun lalu. 


“Saya diangkat tahun 1993 langsung ditempatkan di Pantai Timur ini, sehingga tahu betul kehidupan masyarakatnya” ujarnya dihubungi Sabtu, (25/9) malam. 


Desa Kuala Dua Belas memiliki luas 11.000 Ha dan dihuni oleh 450 an Kepala Keluarga. Jumlah penduduknya mencapai 1.076 orang. Penduduk desa tersebar di beberapa dusun sepanjang muara laut Selat Bangka itu. Penduduk terdiri dari beragam suku. Bugis, Jawa dan di dominasi penduduk lokal. 


“Mereka rukun berdampingan, tidak pernah ada perselihanan meski beragam suku” terang Jemi. 


Mata pencaharian utama penduduk disini 40 persen berprofesi sebagai nelayan, 50 persen petambak udang windu dan sekitar 10 persen pembudidaya burung walet. 


“Secara ekonomi mereka berkecukupan, meski hidup sederhana di desa” tukas Jemi. 

Bupati OKI, H. Iskandar saat meninjau Budi Daya Udang Windu di Wahyuni Mandira OKI (Dokumen Pemkab OKI).

Diceritakan Jemi kehidupan warga di desa ini sangat berdampingan dengan alam. Mereka melaut di Selat Bangka untuk mencari ikan duri atau  disebut warga sekitar baung laut. Ikan tersebut  disalai atau diasap sebelum dijual kepada pengepul yang datang ke desa. 


“Harganya sekitar Rp 45.000 per kg  itu sudah di salai (ikan asap)” terang dia. 


Sementara hasil tambah udang Windu mereka bawa ke Rawa Jitu di Lampung, ke Palembang, bahkan ke Muara Angke Jakarta. 


“Udang Windu itu kalau di Palembang kelas reguler harganya sekitar Rp 62.000 per kg, kalau Black Tiger bisa mencapai Rp 70.000 per kg” ujar Jemi. 


Untuk penghasilan dari budi daya walet, Warga menjual sarang burung tersebut di Palembang. Harganya puluhan juta rupiah per kilogram. 


“Sarang burung walet itu tau sendiri ya, harganya sekitar 8 sampai 10 juta perkilo. Jualnya di Jalan Veteran Palembang” terangnya. 


Meski berpenghasilan puluhan juta, tambah Jemi masyarakat Kuala 12 hidup dengan sederhana. 


“Memang harga sembako mahal disini, karena belinya jauh di daratan” pungkasnya. 


Untuk berbelanja terang jemi masyarakat setempat pergi ke Kalangan  (pasar selang) di Sungai Lumpur, dan Tulung Selapan. 


“Kalau belanjanya banyak mereka ke Muara Angke” ujarnya. 


Sekolahkan Anak di Kota Besar 


Meski berada dipesisir dan jauh dari keramaian, warga Kuala 12 tidak ingin anak-anak mereka terbelakang dan tak mengenyam Pendidikan. Oleh karena itu mereka mengirim anak-anaknya untuk bersekolah dan kuliah di kota-kota besar seperti Palembang dan Jakarta. 


Untuk menyekolahkan anak ini mereka membeli atau menyewa rumah di kota-kota tersebut. 


“Kalau di Palembang sekitaran kampus di daerah Plaju, kalau di Jakarta sekitar Pantai Indah Kapuk, ada juga di kota-kota lain seperti Bandung dan Yogyakarta” ujar Jemi. 


Video Viral Bikin Resah Warga 


Diutarakan Jemi warga Desa Kuala 12 dibuat resah oleh video yang viral di media sosial beberapa hari terakhir. Warga merasa terusik ketenangannya. 


Adapun perekam video tersebut bukan penduduk setempat. Dia adalah pendatang yang sedang cari nafkah di desa. 


“Teknisi alat berat asalnya dari Lampung, bekerja lahan tambak milik warga. Dia belum tahu kebiasaan-kebiasaan warga. Anak-anak disini sudah terbiasa dengan air. Bahkan mereka mampu menyeberangi sungai selebar 120 meter ini dengan berenang” tutur Jemi. 


Dia berharap warga bisa menahan diri. Untuk itu Sabtu (24/9) malam dia bersama Kapolsek, Danramil Tulung Selapan menginap di Desa Kuala Dua Belas untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dia juga menghimbau orang tua siswa tak lagi membiarkan anak-anak menyebrang sungai dengan styrofoam. 


Jemi berharap setelah kehebohan ini warga bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Menjalani hidup mereka yang mesra dengan alam. 



Fitri Harapkan Keberadaan Posyandu Aktif Memberikan Pelayanan Kesehatan

Liputansumsel.com


Palembang, Liputan Sumsel.Com - Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan wadah pemberdayaan masyarakat khusus menangani layanan kesehatan awal. 


Keberadaan Posyandu sangat penting, terutama di pelosok.


Hal ini diungkapkan Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda, usai mengunjungi Posyandu di Jalan Silaberanti Lorong Aur Gading RT 27 RW 07, Kelurahan Silaberanti, Kecamatan Jakabaring, Jumat (24/9/2021). 


"Posyandu ini garda terdepan bagi pelayanan kesehatan pertama, khususnya bagi masyarakat kecil, ibu hamil, balita serta lansia. Perlu kita ketahui di saat kondisi pandemi, pelayanan kesehatan terus dijalankan oleh Pemkot Palembang melalui Dinas kesehatan namun tetap dengan penerapan protokol kesehatan," ujar Fitrianti. 


Ia berharap, keberadaan Posyandu untuk melayani kesehatan aktif kembali, terutama di kawasan pinggiran kota atau pelosok. 


"Untuk itu kami mohon kepada dinas terkait agar bekerja keras dalam melayani masyarakat. Puskesmas harus lebih proaktif dalam melakukan monitor posyandu khususnya di Palembang," kata Fitrianti.


Apalagi, lanjut Fitrianti, adanya gizi buruk di suatu tempat lantaran kurangnya perhatian. Ia menegaskan, ke depan posyandu harus dilakukan pengawasan dan mana yang tidak aktif dimonitor kembali. Kemudian ada bantuan seperti obat-obatan sehingga posyandu benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat.


"Rencana kita pelayanan posyandu ini akan hadir di setiap RT, khususnya kawasan pelosok kota. Karena pelayanan ini merupakan garda terdepan masyarakat kecil memperoleh kesehatan. Dan kita tetap mengingatkan untuk jaga kesehatan, kalau setiap pasien  datang kita pastikan untuk memakai masker menjaga jarak. (Rl/Al)

Pemkot Palembang Optimis Akhir September Seluruh Sekolah Sudah Mulai PTM

Liputansumsel.com


Palembang, Liputan Sumsel.Com - Pemerintah Kota Palembang optimistis hingga akhir bulan ini seluruh sekolah telah melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.


Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda, meminta kepada siswa dan wali siswa untuk pro aktif melakukan vaksinasi mandiri. 


"Vaksinasi pelajar ini juga digelar secara bertahap sambil menunggu PTM. Saya juga minta tadi siswa dan wali siswa bisa datangi ke layanan kesehatan untuk vaksinasi mandiri," kata Fitrianti, Jumat (24/9/2021). 


Fitri menambahkan, capaian vaksinasi untuk pelajar saat ini masih minim baru 9 persen.


"Sedangkan total secara keseluruhan baru mencapai di atas 38 persen." 


Fitrianti optimistis akhir bulan ini semua sekolah sudah buka untuk jenjang TK/PAUD, SD hingga SMP di Kota Palembang.


Dia menambahkan, PTM terbatas di Palembang sudah terlaksana tiga pekan dan berjalan lancar


"Alhamdulilah tak ada kendala dan tadi kita mengecek di SMPN 15 Palembang pun berjalan dengan baik," kata Fitrianti. 


Dia melanjutkan, sekolah yang sudah membuka PTM terbatas ini mengikuti semua prosedur. 


Mulai dari sarana dan prasarana protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan, masker, handsanitizer hingga jarak antar siswa di dalam kelas pun sudah memenuhi.


"Begitu juga sistem shift yang diberlakukan berjalan dengan baik. Siswa yang masuk dan pulang berjalan dengan baik. wali siswa yang menjemput juga mengikuti peraturan yang ada," kata Fitrianti. (Rl/Al)