18 September 2024

Besok ! Ahmad Rizali Melaporkan Pembuat Berita dan Penyebar Berita Hoax ke Polres Muara Enim

Liputansumsel.com


MUARA ENIM - Liputansumsel.com--Salah satu calon Bupati Muara Enim Dr H Ahmad Rizali MA yang didampingi para Tim Hukum akan melaporkan media dan penyebar berita hoax ke Polres Muara Enim. Pasalnya, pemberitaan tersebut terkesan tendesius dan tidak profesional sehingga sangat merugikan dirinya sebagai salah satu peserta kontestasi pada Pilkada Muara Enim di Tahun 2024 ini.


"Saya merasa selama menjabat sebagai Penjabat Bupati Muara Enim tidak pernah melakukan korupsi satu rupiah pun, dan yang buat berita tidak ada konfirmasi sedikitpun kepadanya," tegas Rizali didampingi tim hukum dalam jumpa pers pada Rabu 18 September 2024 sekitar pukul 17.00 WIB.


Menurut Rizali, dalam pemberitaan tersebut dituliskan bahwa pada era kepemimpinannya sebagai Pj Bupati Muara Enim Dr H Ahmad Rizali MA bersama gerombolannya telah dituduh melalukan korupsi dana APBD Muara Enim. 


Maka perlu diketahui dan diluruskan bahwa selama dirinya menjabat ia merasa tidak satu rupiah pun melakukan korupsi. Dirinya tidak tahu dari mana media tersebut memperoleh data-data tersebut," ungkapnya.


Untuk itu ia berkesimpulan berita yang dibuat tersebut adalah berita hoax, dimana kebenaran dirinya sedang mengikuti kontestasi Pilkada Muara Enim.


Untuk itu, ia meminta kepada tim hukum untuk melakukan langkah kongkrit mengenai pemberitaan ini sesuai dengan hukum yang berlaku yakni dengan pelaporan ke Polres Muara Enim. 


Selain itu, ia juga meminta memproses pihak-pihak yang ikut menyebarkan berita hoax ini karena sudah sangat menganggu dan merugikan dirinya sebab ia merasa tidak melakukannya seperti yang diberitakan tersebut.


Ditambahkan Tim Hukum yang diwakili Rahmansyah SH MH, Hardiansyah SH MM, Adi Zulistian SH dkk, bahwa sebagai tim hukum, tentu pihaknya akan segera menindaklanjutinya secara hukum yakni dengan melaporkannya ke Polres Muara Enim, Dewan Pers dan pihak terkait baik itu untuk medianya maupun yang menyebarluaskan berita tersebut sehingga kliennya merasa terganggu dan dirugikan.


Adapun pasal yang akan kami sangkakan, lanjut Rahmansyah, adalah Pasal 27 ayat 3 Undang-undang ITE No 11 Tahun 2008 setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik. 


Kemudian, Pasal 28 ayat 1 dan 2 Undang-undang ITE No 11 Tahun 2008 yaitu (1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). 


Kemudian, Pasal 45 a ayat 2 Undang-undang No 1 Tahun 2024 Tentang Perubahan Undang undang ITE, 

Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang sifatnya menghasut, mengajak, atau orang lain sehingga menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan terhadap individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan ras, kebangsaan, etnis, warna kulit, agama, kepercayaan, jens kelamin, disabilitas mental, atau disabilitas frsik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan atau denda paling banyak Rp 1 miliar dan Pasal 310  tentang barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal.


"Besok (Kamis,red) sekitar pukul 09.00 WIB, tim kuasa hukum bersama Pak Ahmad Rizali akan langsung mengadukan dan membuat laporan pengaduan ke Polres Muara Enim dan menyurati Dewan Pers untuk masalah media yang memberitakannya serta melaporkan penyebarnya," tegas Rahmansyah. (tn)

Pemkab serta DPRD Muara Enim Tetapkan Dokumen Rancangan Perubahan KUA dan PPAS 2024

Liputansumsel.com


Muara Enim, Liputansumsel.com--Setelah melalui tahap pembahasan, dua dokumen penganggaran yaitu Rancangan Perubahan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Kabupaten Muara Enim Tahun Anggaran 2024 ditetapkan untuk disahkan. Penetapan ini dituangkan dalam penandatanganan nota kesepakatan bersama antara pemerintah dan DPRD yang ditandatangani langsung oleh Pj. Bupati Muara Enim, H. Henky Putrawan, S.Pt., M.Si., M.M., bersama Ketua DPRD, Liono Basuki, B,Sc., dan Wakil Ketua DPRD pada Sidang Paripurna VII DPRD Kabupaten Muara Enim, pada Selasa (17/09/2024) di Ruang Paripurna Kantor DPRD.


Dalam keterangannya Pj. Bupati menyampaikan terima kasih atas sinergi dan sumbangsih para anggota dewan baik pemikiran dan juga atensi pimpinan dewan yang telah menyelesaikan proses pembahasan dan penetapan perubahan KUA-PPAS tersebut.


Selain itu dirinya menambahkan seluruh masukan dewan akan dijadikan pertimbangan utama dalam menyempurnakan kebijakan pendapatan dan belanja daerah serta penyesuaian program kegiatan dan sub-kegiatan yang tertuang dalam dokumen perubahan KUA-PPAS 2024 agar lebih realistis, efektif dan efisien.


Lebih lanjut, diterangkan postur perubahan KUA-PPAS TA 2024 yaitu pendapatan daerah yang direncakan sebesar Rp.3,69 triliun yang naik Rp.603 miliar dan belanja daerah direncanakan sebesar Rp.4,35 triliun yang naik Rp.1,12 triliun, begitu pula halnya dengan penerimaan pembiayaan daerah direncakan sebesar Rp.660 miliar. Sementara itu Ketua DPRD, Liono Basuki, B.Sc., mengapresiasi pemerintah daerah dalam menyelesaikan dan menyerahkan dokumen rancangan perubahan KUA dan PPAS tepat waktu dalam upaya meningkatkan efektifitas, efisiensi dana pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah serta tata kelola keuangan daerah.