27 Mei 2019

Mudik Lancar, PUPR Muba Siagakan Alat Berat dan Perbaiki Jalur Alternatif

Liputansumsel.com

MUBA-liputansumsel,Mendekati perayaan hari raya Idul Fitri 1440 H/2019 dipastikan arus mudik di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) akan padat, terlebih memasuki H-3 Idul Fitri nanti.

Tak ingin kondisi padatnya arus lalu lintas dan kerusakan jalan nasional dan Provinsi menghambat pemudik yang melintas, Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin menginstruksikan Dinas PUPR Muba untuk menerjunkan alat berat dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk segera memperbaiki jalur alternatif yang nantinya bakal dilalui pemudik.

"Ya, kami sudah berkoordinasi langsung dengan Kepala BPPJN V Palembang, mengenai kerusakan sejumlah jalan nasional yang ada di Muba. Selain itu, kami juga berkoodrinasi dengan PU BM dan PR Provinsi Sumsel, untuk jalan provinsi yang sering menjadi jalur alternatif bagi para pemudik,” kata Plt Kepala Dinas PU PR Muba, Herman Mayori.

Menurut Herman, pihak BBPJN V Palembang, telah mengusahakan untuk menyiagakan sejumlah alat beras dijeumlah ruas jalan nasional yaitu mulai jalan lintas timur dari Kecamatan Betung, Kabupaten Banyuasi, sampai dengan perbatasan Provinsi Jambi yaitu di Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Muba.

“Berdasarkan keterangan dari BBPJN V Palembang, bahwa mereka telah menyiapkan alat berat. Khusus untuk ruas Betung-Peninggalan-Perbatasan Jambi saat ini mereka telah melakukan perbaikan tanggap darurat, dan seluruh alat-alat sudah siap di beberapa titik di sepanjang ruas jalan tersebut,” bebernya.

Sementara itu, lanjut Herman, untuk ruas jalan Betung-Sekayu-Mangun Jaya-Perbatasan Musi Rawas, telah ada pihak ketiga yang telah melakukan perbaikan. Sehingga secera otomatis, alat-alat yang dibutuhkan memang sudah berada di lokasi.

“Menurut keterangan mereka, untuk ruas jalan lintas tengah saat ini sedang dalam pengerjaan perbaikan. Sehingga sejumlah alat-alat berat pastinya sudah berada dilapangan, dan bisa dipergunakan jika memang dibutuhkan,” tegasnya.

Masih kata Herman, khususnya untuk kerusakan sejumlah jalan milik kabupaten yang sering dipergunakan sebagai jalur alternatif, yaitu Simpang C2, Kecamatan Sungai Lilin menuju Desa Sukarami, Kecamatan Sekayu. Sejumlah ruas jalan yang mengalami kerusakan sedang dalam pegerjaan dan pemasangan Box Culvert.

“Saat ini beberapa titik kerusakan sedang dalam perbaikan, sehingga jalur alternatif tersebut, bisa dipergunakan nantinya. Kita juga telah memasang Box Culvert untuk di Desa Talang

Leban. Sehingga jalan yang biasanya sulit dilalui, nantinya akan bagus,” tegasnya.

Dia juga menambahkan, bahwa PU PR Muba tetap menyiagakan alat-alat berat untuk mengantisipasi jika memang dibutuhkan. Sehingga para pemudik yang melintas di Kabupaten Muba bisa lancar dan sampai ditujuan dengan selamat.

“Walaupun telah ada alat berat, kita tetap menyiagakan. Jika memang terjadi suatu hal yang memang dibutuhkan, semuanya siap dipergunakan,” pungkasnya. Sementara itu,

Pihak Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Republik Indonesia telah  mendirikan posko siaga Sapta Taruna disepanjang jalan lintas timur (Jalintim) Betung-hingga Bayung lencir perbatasan provinsi Jambi, yang beroperasi 22 Mei hingga 16 Juni mendatang.

Posko tersebut dalam edaran yang dikeluarkan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR bisa bergabung dengan posko terpadu bersama intansi terkait disetiap pemerintah daerah.

"Ya tahun ini, sendiri itu ada 6 posko yang bakal dibangun. Nah, bagu ruas Palembang-Jambi ada 3 posko. Yakni di Pangkalan Balai itu masuk PPK 1.5 batas Palembang-Betung,  Sungai Lilin PPK 1.2 Betung-Peninggalan dan Bayung Lencir PPK 1.1 Peninggalan-Batas Provinsi Jambi," kata Kepala Satker Pelaksana Jalan Negara (PJN) Wilayah 1 Palembang, Deddy Mandarsyah.

Lalu, lanjutnya dijalan penghubung lintas 2 yang mana disana ada 2 PPK diantaranya, PPK 1.3 Betung hingga Mangunjaya dan PPK 1.4 Mangunjaya hingga Muara Beliti dan diwilayah PPK 1.6 batas Palembang-Tanjung Siapi-api. Sehingga jalintim tetap fungsional saat arus mudik dan apbila terjadi longsor bisa ditangani maksimal.

"Kita sudah men standby kan alat berat seperti greader, dump truck dan back hoe loader," ujarnya.

Sementara itu, PPK 1-4 Mangun Jaya-Muara Beliti Jalan Penghubung Lintas 2, Endi Abdel Rozza, ST MM menambahkan, bahwa kesiapan untuk posko sapta taruna sudah 100 persen selesai. Yang mana, petugas di posko tersebut bertugas melakukan pemantauan jalan dan mengamati infrastruktur jalan, agar selama arus mudik dan arus balik lebaran tidak ditemukan longsoran yang menghambat arus mudik lebaran

"Keberadaan posko ini juga, untuk menjaga kondisi ruas jalan nasional agar para pemudik merasa nyaman. Kemudian membantu para pemudik mengalami kendala di perjalanan bisa memberikan bantuan. Kita juga menyiapkan P3K, rest area dan tempat pengistirahatan," pungkasnya.(agung/rill).

Pemkab Muba Dorong Berjalannya Program Perhutanan Sosial

Liputansumsel.com


PALEMBANG-liputansumsel, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) merupakan Kabupaten di Sumsel yang menjalankan program perhutanan sosial, khususnya di wilayah gambut dan Apa itu perhutanan Sosial.
Perhutanan sosial adalah program nasional untuk pemerataan ekonomi dan mengurangi ketimpangan melalui tiga pilar yakni lahan, kesempatan usaha dan sumber daya manusia.


Oleh karena itu sangat penting kiranya berbagai masukan maupun dukungan dari berbagai Pihak untuk Pemkab Muba terkait dengan upaya mensinergikan perhutanan sosial dan pembangunan yang akan dilakukan Pemerintah Desa kedepanya

Dalam kesempatan  menjadi narasumber kegiatan diskusi dengan tema " Mendorong Integrasi Perhutanan Sosial Ke Dalam Rancangan Pembangunan Pemerintah Desa ", di Rumah Sriksetra Jalan Sentosa Lorong Srijaya Plaju Ulu, Minggu (26/5/2019) Bupati Musi Banyuasin Diwakili Wakil Bupati Beni Hernedi mengatakan bahwa,  berdasarkan Permen LHK No 83 tahun 2016 Perhutanan sosial adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan negara atau hak/ hutan adat yang dilaksanakan masyarakat setempat untuk meningkatkan kesejahteraannya, keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial budaya.

Dalam Perhutanan Sosial  membuka kesempatan bagi warga masyarakat di sekitar hutan untuk mengajukan hak pengelolaan area hutan kepada pemerintah. Setelah disetujui maka masyarakat dapat mengolah dan mengambil manfaat dari hutan dengan cara-cara yang ramah lingkungan. Dengan cara ini makan masyarakat akan mendapatkan insentif berupa dukungan teknis dari pemerintah dalam mengelola perkebunan tanaman dalam area yang mereka ajukan. Hasil panen dari perkebunan ini dapat kemudian dijual oleh masyarakat demi pemenuhan kebutuhan ekonominya sehari-hari.

"Beni Menjelaskan bahwa yang  paling rumit di Muba warga yang tinggal di kawasan Swaka Marga Satwa di Bentayan dan Dangku ini  di dua daerah ini perlu percepatan  pembagunan karena masyarakat disana sangat memerlukan fasilitas, publik  baik sekolah, listrik dan infrastruktur jalan," ujarnya

Dikatakan Beni, mengenai hutan tidak usah diperdebatkan tapi hutan yang ada perlu kita jaga sebagai bagian tugas kita dan bagian yang dititipkan ke generasi penerus kita  "Dalam hal perhutanan Sosial  Pemerintah sudah berpihak kepada masyarakat yang  tinggal di kawasan itu tetapi ini masih sangat perlu kerjasama dari berbagai pihak, untuk memiminalisir penumpang gelap yang masuk pada kawasan hutan tersebut dan saya harapkan perhutan sosial  harus benar benar diperuntukan bagi yang berhak dan kita wajib membantu mereka dan kita harus berupaya untuk meningkatkan  perekonomian masyarakat ," yang tinggal dikawasan tersebut tegasnya.

Sementara itu, Zoological Sosiety of London ZSL project Kelola sindang Agus Irwanto Wibowo mengatakan orientasi peningkatan perekonomian masyarakat inti awalnya adalah tata kelola desa dan legalitas lahan yang sesuai kebutuhan dan bukan berdasarkan orientasi luasannya dan ini menjadi point bahasan

"Banyak sekali hal yang perlu di review siapa yang terlibat serta perlunya inisiatif Pemkab dan Pemprov, selain itu juga diperlukan  kemitraan konservasi dan mekanisme  yang harus jelas," sehingga pemanfataan perhutan sosial bener bener seperti yang kita harapkan bersama dan masyarakat pemanfaat paham akan tugas serta kewajibannya sehingga perekonomian mereka dapat meningkat ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut turut menjadi narasumber Beni Hernedi Wakil Bupati Muba, Achmad Taufik  Kabid Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel Selaku Wakil ketua Pokja Percepatanan Perhutanan Sosial, Agus Irwanto Wibowo ZSL Indonesia, Meiardhy Mujianto Pena Bulu Fondation, Yowono Aries Kabid Infrastruktur dan pengembangan Wikayah Bapedda Kab Muba.(agung/riil).

26 Mei 2019

Soal Listrik di Lalan, Dodi Reza Instruksikan PT MEP Tidak Cari Untung

Liputansumsel.com


MUBA-liputansumsel,Persoalan listrik di Kecamatan Lalan bertahap mulai dituntaskan oleh Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dibawah komando Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin. Bahkan, Dodi Reza menargetkan tahun 2019 persoalan listrik di Lalan tuntas dan terang benderang selama 24 jam yang dihandle oleh Perusahaan BUMD Muba yakni PT Muba Elektrik Power (MEP) yang merupakan holdingnya PT Petro Muba.

Diketahui, pada tahun 2006 lalu kelistrikan Desa di Kabupaten Muba baru terpenuhi 40 persen yang mendapatkan suplay dari
PT PLN dan sisanya 60 persen di desa yang terpencil belum terjangkau oleh jaringan PLN, karena dianggap tidak fisible.

"Pada kondisi saat itu muncul gagasan pak Bupati Muba Alex Noerdin untuk membangun
sendiri kelistrikan Desa, dimulai dari Kecamatan Lalan dengan membangun jaringan listrik
dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan menggunakan dana APBD, khusus
jaringan dibangun oleh Dinas Pertambangan Pemda Muba setelah selesai baru diserahkan ke
PT MEP," jelas Direktur Petro Muba, Yuliar SE.

Dijelaskan, biaya operasional PLTD untuk melayani kelistrikan Lalan saat ini berkisar diantara Rp 6.500,-
/kWh, sedangkan penjualan ke Masyarakat pelanggan Rp 850,-/kWh.

"Akibatnya biaya operasional per bulan mencapai Rp 2,5 M/bulan dan pendapatan penjualan listrik ke pelanggan Rp 400 juta/bulan, sehingga kerugian PT MEP perbulan Rp 2,1 M.
Losis/Kerugian rata2 pertahun 34% dan tunggakan saat ini Rp 5,6 M dari jumlah pelanggan : 9.000 pelanggan dengan jam nyala 12 jam/hari," bebernya.

"Bapak Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin mengarahkan PT MEP agar tidak mencari Keuntungan di Lalan, walaupun saat ini masih rugi tetap dilayani, yang penting ini merupakan proyek yang didahulukan PSO (Public Service Obligation)," tambahnya.

Lanjut Yuliar, untuk mengatasi keadaan tersebut pada September 2018 PT MEP berkordinasi dgn PT. PLN (Persero), Keterangan Pimpro Kelistrikan Desa PLN untuk membangun jaringan listrik
sepanjang +/- 65 KMS dari jaringan PLN yang ada menuju Lalan.

"Kemudian, bulan Februari 2019 fisik jaringan PLN selesai secara keseluruhan tetapi belum bisa di operasikan karena Kabel laut
yang menyeberangi Sungai Chalik sepanjang 700 m, belum bisa dipasang karena belum
mendapat izin dari Kemenhub," bebernya lagi.

Dijelaskan, sebagai jaringan alternatif pada Maret 2019 PLN membangun jaringan baru sepanjang 20 KM antara Desa Penuguan  dan Desa Mukut  yang saat ini sedang dalam Proses pelaksanaan pembangunan tiang beton dan diharapkan jaringan tersebut akan beroperasi menghubungkan jaringan Ke Kecamatan Lalan oleh PLN pada
bulan September 2019.

"Insya Allah setelah bulan September 2019, jika sudah terhubung dgn jaringan PT. PLN listrik di Lalan bisa hidup 24 jam / hari, diharapkan tidak ada lagi subsidi dari APBD. Dengan pembangun jaringan Alternatif ini yang tidak melalui sungai diharapkan juga secepatnya tereliasasi dan berhasil dan harapan kita jika akhir tahun 2019 rampung tentunya Listrik dilalan Akan menyala 24 jam sesuai yang masyarakat harapkan dan itulah usaha dan kerja keras yang Pak Bupati kerjakaan bersama Tim Harapkan,"jelas Yuliar.

Sementara Itu Bupati Musi Banyuasin H. Dodi Reza Alex Noerdin menyatakan Perjuangan ini tentunya membutuhkan dukungan semua pihak untuk dapat merealisasikan janji yang saya ucapkan dan Pembangunan Listrik Lalan saat ini masih on progress , dan Tahun  2019 masih bersisa tujuh bulan lagi.

"Jadi kalau ada  yang ingin mengetahui Perkembangan Pelaksanan pembangunan Listrik Kelalan gak perlu demo demolah," tuturnya.

Kalaupun ada yang mau Demo, lanjut Dodi, diharapkan harusnya spiritnya mempercepat realisasi program Bupati. Jadi yang di demo harus tepat sasaran.

"Mari Kita dorong Kementrian dan PLN Untuk segera mengeluarkan izin dan menyambung segera fasilitas Percepatan Jaringan sudah siap dan revitalisasi MEP sudah dilakukan take over oleh Pemkab Muba, Jadi ayo bersama2 kita realisasikan ini," pungkas Dodi Reza Alex Noerdin  saat dihubungi Media ini melaui Wa.(agung/rill).

Tradisi Tumbuk Lesung salah satu Kegiatan yang Tandai Opening KTNA XIII di MUBA

Liputansumsel.com


MUBA-liputansumsel,Pembukaan pelaksanaan Pekan Daerah Kontak Tani Nelayan Andalan (PEDA-KTNA) XIII Se-Sumatera Selatan pada 24-28 Juni 2019 mendatang di Kabupaten Musi Banyuasin bakal diisi kegiatan-kegiatan menarik dan penuh makna kearifan lokal.

Selain itu, dipastikan PEDA KTNA se-Sumsel ini akan berlangsung meriah karena tidak hanya kegiatan-kegiatan menarik saja tetapi akan dihadiri ratusan peserta Se-Sumsel serta dihadiri Tokoh-Tokoh penting Rencananya Menteri Pertanian RI serta artis dan akan dimeriahkan dan dihibur oleh penyanyi  nasional.

"Nah, pada saat opening ceremony (pembukaan acara resmi, baca) nanti akan ditandai dengan kegiatan Penumbukan Lesung Padi yang tentunya sangat sesuai dengan tema kegiatan PEDA KTNA ini," dan juga akan ada beberapa Tarian tradiosional  yang nantinya akan ditampilkan saat pembukaan ungkap Dodi Reza Alex Noerdin Selaku Bupati Musi Banyuasin

Sementara Itu Plt Kadispora Muba M Fariz Sstp MM Menjelaskan  bahwa pada rangkaian Tumbuk Lesung Padi nantinya akan dilengkapi dengan properti lima kayu penumbuk dan 1 lesung ukuran besar. "Tradisi ini kan biasanya dilakukan secara gotong royong dengan jumlah pelaku disesuaikan berdasarkan kebutuhan ukuran lesung yang digunakan," terangnya

Fariz juga menambahkan, bahwa dalam kegiatan tumbuk lesung, ada keunikan seperti mengeluarkan suara saat prosesi tumbuk lesung dengan nada yang khas. Selain itu juga sebagai salah satu falsafah gotong royong dalam kehidupan masyarakat kita Indonesia terkhusus masyarakat Muba Yang Suka bergotong royong

"tradisi tumbuk lesung kita angkat sebagai budaya yang harus kita lestarikan sehingga tidak menjadi menjadi kenangan, oleh sebab itulah maka tradisi tunbuk lesung budaya ini harus tetap dikenalkan agar tidak hilang, dan pembukaan PEDA KTNA XIII di Muba nantinya merupakan momentum yang tepat untuk mempertunjukannya," jelasnya.


"Muba sudah ditetapkan jadi tuan rumah Peda KTNA XIII Tingkat Provinsi Sumsel, maka kita harus berupaya semaksimal mungkin menjadi pelaksana terbaik, dan semua OPD wajib terlibat sesuai dengan Tugas pokok dan fungsinya dan harus kita pahami dahulu semua yang dibutuhkan dan diperlukan sehingga sebagai Tuan Rumah yang baik sudah sepantasnya kita memberikan pelayanan terbaik ujar Dodi Reza

Di jelaskan ,Dodi bahwa perlu dipahami bahwa event Peda KTNA ini bukan hanya sehari saja namun akan berlangsung selama lima hari untuk itu marinkita persiapkan Seluruhnya dan berkordinasi intens antara Opd sehingga mampu memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh Peserta KTNA ke XIII tuturnya.(agung/riil).

25 Mei 2019

PWI Peduli Dari Anggota Untuk Masyarakat

Liputansumsel.com

Jakarta. --liputan sumsel. Com--Menyatukan potensi yang dimiliki seluruh anggota, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), meluncurkan saluran donasi dan sedekah melalui program PWI Peduli di Hall Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta, Jumat (24/5).

Menurut Ketua PWI Pusat, Atal S Depari, program PWI Peduli untuk menyatukan potensi yang dimiliki semua anggota PWI untuk memberi manfaat bagi masyarakat.

Dikatakan Atal, PWI Peduli dibentuk karena selama ini pola saling membantu di antara anggota PWI dengan patungan atau sumbangan ketika peristiwa yang membutuhkan bantuan terjadi.

“Kita pernah melihat satu kejadian kawan kita yang mengalami sakit cukup kritis, kita sesama anggota PWI keluar uang masing-masing Rp 1 juta, dalam hitungan menit bisa terkumpul Rp 40 juta,” jelasnya.

“Ada 14 ribu anggota PWI, kalau dalam satu waktu setiap anggota mengeluarkan Rp 10 ribu saja, maka sudah terkumpul Rp 140 juta. Sehingga kalau rutin dilakukan, semua sedekah itu terkumpul di PWI Peduli,” Atal menambahkan.

Selain itu, Atal juga menjelaskan dana anggota dan donatur yang ada di PWI Peduli tidak hanya dimanfaatkan untuk membantu sesama anggota, tetapi juga untuk kegiatan sosial kemasyarakatan.

Peluncuran itu juga dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Sekjen PWI Mirza Zulhadi, Ketua Dewan Kehormatan Ilham Bintang dan pengurus teras PWI lainnya.***