13 September 2019

Zero Burning PTPN VII Dianggap Gagal

Liputansumsel.com
Indralaya.liputansumsel.com--
Zero Burning atau yang disebut pengelolaan lahan dengan tanpa dibakar atau ramah lingkungan yang menjadi program PTPN 7 Cintamanis Kecamatan Lubuk Keliat Kabupaten Ogan Ilir dinilai gagal.



Pasalnya kebakaran lahan milik Pabrik gula plat merah ini terus bertambah, beberapa hari terakhir kebakaran terus terjadi berturut-turut di rayon I dan Rayon II yang menghanguskan cukup banyak tebu siap panen dan tebu anak.



Pada Rayon I tepatnya dipetak 183 diperkirakan mencapai 8 hektar lahan yang hangus. Kemudianpada rayon II di petak 202 juga diperkirakan mencapai 7 Hektar.



Berbagai kalangan pun menilai jika zetro burning yang selama ini dikoarkan oleh pihak perusahaan sepertinya gagal.



Terbukti dari hasil investigasi lapangan, kebakaran terus terjadi terutama pada tebu siap panen yang lahannya siap kembali untuk dikelolah.



Seolah-olah kebakaran itu ada unsur kesengajaan karena dari lokasi terbakarnya ada di titik-titik tertentu saja.

Ada yang kondisi lahannya yang jika diperhatikan memang sulit untuk digarap sehingga perlu dibakar.

Bahkan sebelumnya kebakaran lahan perkebunan tebu ini kerap terjadi hampir setiap hari terutama di sore dan malam hari.

Dan hal itu pun diakui oleh pihak Perusahaan PTPN 7 Cintamanis, dan menyatakan jika hal itu sudah dalam tahap penyidikan Polres Ogan Ilir.

Perusahaan ini pun dianggap sebagai salah satu perusahaan BUMN berplat merah sebagai penyumbang asap terbesar di Ogan Ilir.

Ironisnya menurut sumber, tim pemadam kebakaran lamban bergerak. Setelah lahan banyak terbakar tim pemadam kebakaran dari perusahaan baru datang ke lokasi memadamkan api.



Lambannya pemadaman yang dilakukan membuat masyarakat kembali berasumsi memperkuat dugaan jika kebakaran lahan tersebut memang ada unsur kesengajaan.

Sementara itu, pihak managemen PTPN 7 Cintamanis, Abdul Hamid ketika dikonfirmasi mengatakan, zero burning bukannya gagal namun pihaknya tetap komit akan zero burning tersebut. (rul)

PTPN VII Buka Bukti Otentik Lahan Cinta Manis

Liputansumsel.com
Indralaya.liputansumsel.com--
Rapat fasilitasi sengketa lahan PTPN VII Cinta Manis dengan masyarakat Desa Betung, Kecamatan Lubuk Keliat, Ogan Ilir berlangsung di Ruang Bina Praja, Pemprov Sumsel, di Palembang, Rabu (11/9) Kali ini, kedua belah pihak yang diminta menunjukkan bukti otentik penguasaan lahan yang disengketakan memenuhi komitmennya.


Dalam rapat yang dipimpin Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Pemprov Sumsel Edwar Chandra dan dihadiri beberapa pihak terkait, kedua belah pihak mengeluarkan dokumen. Pihak PTPN VII yang diwakili Ari Askari, General Manager Distrik Cinta Manis membeber sejumlah data arsip tahun 1982 dan 1983 saat lahan Hak Guna Usaha (HGU) itu didapatkan.


didampingi Abdul Hamid, Asisten Kepala SDM dan Umum PG Cinta Manis. Sedangkan dari pihak masyarakat Betung, diwakili oleh Aswin, Dedi Krisna, dan Ganda yang mengatas namakan Gerakan Tani Sumatera Selatan.


“Kami membawa arsip lengkap. Ada daftar ganti rugi lahan yang ditanda tangani penerima, plus foto saat orangnya menerima. Ada rincian siapa saja yang mendapat ganti rugi. Ada bukti pembebasan Tanah Marga yang divalidasi pejabat terkait atau tim 9, yang juga diketahui dan ditanda tangani Bupati OKI saat itu Pak Yusuf Halim (saat itu Kabupaten OI belum dimekarkan dari OKI),” ujar Ari Askari.


Kepemilikan lahan HGU ini disengketakan oleh masyarakat empat desa di sekitar perusahaan. Yakni, masyarakat Desa Betung I, Desa Lubuk Keliat, Desa Rengas, dan Desa Sunur. Mereka, sebagaimana yang ditunjukkan oleh tiga perwakilannya, mengklaim lahan tersebut atas dasar surat pernyataan dari Abidi Syarifudin, seorang mantan kerio (kepala dusun zaman dulu) dan empat orang tokoh setempat.


Rapat yang berlangsung sampai malam itu disudahi dengan kesimpulan sementara. Yakni, kedua belah pihak menunggu hasil penentuan peta koordinat yang sedang dikerjakan oleh Pemkab Ogan Ilir hingga tangga 25 september 2019.


“Awalnya, pimpinan rapat dan pihak masyarakat mendesak agar selama menunggu sampai hasil penentuan peta kordinat itu selesai, kami (PTPN VII) tidak boleh beraktifitas di lahan itu. Tetapi, tentu saja kami keberatan. Sebab, secara de facto dan de jure, lahan itu memang dalam penguasaan kami,” kata Ari Askari.

Tentang bukti-bukti yang dibawa, Ari Askari menyatakan tidak ada rekayasa dari yang dibawa pada rapat itu. Ia menunjukkan bukti-bukti otentik, lengkap dengan nama-nama yang dibubuhi tanda tangan para pejabat Pemkab OKI dan para Pesirah yang saat itu menjabat.

Lanjutnya, Ari menyebutkan, pihak-pihak yang menanda tangani adalah R. Zulkifli Kadir (Kabag Pemerintahan OKI), Harun Arrasyid, SH. (Kabag Hukum OKI), Suhaimi R (Kepala IPEDA OKI), Mardan Agustjik BIC (Kadis PU). Lalu, Ir. Slamet Wirawan (Wakil dari PTP XXI-XXII, saat itu belum berubah menjadi PTPN VII), Camat Tanjung Batu A. Zainal Abidin, BA, dan Sulaini Manaf.


Selain itu, beberapa Pesirah (kepala marga zaman dulu) juga ikut hadir dan menanda tangani. Antara lain Kirom, Pesirah Meranjat; Mansyur Wahid, Pesirah Tanjung Batu; Sehan Akuan, Pesirah Lubuk Keliat; A. Rifai, Pesirah Rambang, dan beberapa tokoh formal maupun informal lain.


Meskipun bukti-bukti hukum otentik dimiliki PTPN VII, Ari Askari menghormati pihak Pemprov Sumsel dan Pemkab Ogan Ilir yang mengakomodasi permintaan warganya dalam masalah ini. Namun demikian, ia yakin pemerintah tidak akan mengambil keputusan yang bertentangan dengan hukum formal.

“Sebagai bapak bagi masyarakat, Pemprov Sumsel dan Pemkab OI sudah benar. Yakni, mendengarkan suara rakyatnya. Tetapi, keputusannya kan harus berdasarkan kebenaran formal. Jadi, kami percaya,” kata dia.


Tentang langkahnya ke depan, Ari menyatakan bahwa PTPN VII sebagai BUMN, atau perusahaan milik negara, berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi di tengah masyarakat. Kami, kata dia, akan lebih intensif bekerja sama dengan masyarakat sekitar untuk meraih kemaslahatan bersama.


Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Pemprov Sumsel Edwar Chandra mengapresiasi kedua belah pihak yang bersedia duduk satu meja untuk menjelaskan persoalan. Ia menekankan semua pihak untuk tidak membuat langkah di luar yang disepakati dalam rapat.


Ia juga mengapresiasi komitmen PTPN VII yang menyatakan ke depan akan lebih memperhatikan kehidupan masyarakat sekitar. Keberadaan BUMN di lokasi Cinta Manis saat ini, kata dia, adalah aset negara dalam rangka memajukan wilayah terisolasi.


“Kalau nggak ada PTP (PTPN VII) masuk sana, mungkin sekarang masih hutan belukar dan jauh dari kemajuan. Tetapi, hendaknya masyarakat juga ikut menikmati, lah,” ujar Humas PTPN VII cinta manis.(rul)

12 September 2019

Gabungan Pemuda Demo Bupati OKU

Liputansumsel.com
Terkait Pembangunan RSUD Terbengkalai

OKU--liputansumsel.com--Puluhan massa seruduk kantor Bupati OKU,Mereka berdemo guna mempertanyakan pembangunan RSUD Ibnu Sutowo Baturaja yang gedungnya sudah di roboh tapi sudah dua tahun tidak kunjung di bangun.
        Aksi demo puluhan massa ini   mengaku dari FORMAT OKU atau Forum Masyarakat dan Mahasiswa Bersatu yang merupakan gabungan dari Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia Daerah OKU Raya (KAMMI OKU Raya), Gerakan Rakyat dan Pemuda OKU (Garda OKU) dan Barisan Pemuda Lengkiti Bersatu (BPLB), Kamis (12/9)  sekitar pukul 09.00 wib di halaman kantor Pemkab OKU.
        Puluhan massa dari FORMAT OKU menolak berdialog dengan Asisten Bidang Pemerintahan Pemkab Ogan Komering Ulu (OKU) Priyatno Darmadi, karena massa hanya ingin bertemu dan berdialog dengan Bupati OKU, Drs. H. Kuryana Aziz.
          Massa menolak berdialog dengan Priyatno karena  menilai Asisten 1 Setda OKU tersebut bukanlah pihak yang dapat mengambil kebijakan dan menjelaskan detil permasalahan yang mereka pertanyakan.
          "Tidak ada gunanya kami berdialog dengan asisten, yang kami mau kami ingin mendapat penjelasan langsung dari Bupati OKU. Mengapa  pembangunan RSUD Ibnu Sutowo bisa terkatung-katung seperti ini,” ujar Mulya Ari Ramadhan, koordinator lapangan aksi.
          Menurut Mulya dalam orasinya menilai pembongkaran RSUD Ibnu Sutowo yang telah hampir 2 tahun dan belum dibangun kembali menyebabkan kerugian bagi masyarakat. Masyarakat merasa sangat membutuhkan pelayanan kesehatan.
          " Negara juga dirugikan karena pendapatan daerah dari sektor pelayanan kesehatan di RSUD Ibnu Sutowo berkurang akibat pembongkaran sebagian ruang perawatan," teriaknya.
          Bukan itu saja, para pendemo mempermasalahkan sumber dana pembongkaran RSUD Ibnu Sutowo dan kemana  aset bekas pembongkaran yang tidak diketahui kemana rimbanya.
          "Ayo aparat hukum. Mana pak polisi, mana pak Jaksa, ini pasti ada kerugian negara  yang ditmbulkan dari pembongkaran rumah sakit ini,” teriak para pendemo.
          Mulya juga berorasi menyatakan Pemkab OKU sangat lemah dalam perencanaan pembangunan. "Kenapa mau bongkar RSUD kalau dana belum jelas dan bangunan yang ada sudah dibongkar, dasar pemikiran dan perencanaan yang dangkal, " sambung Ria salah satu peserta aksi.
          Berdasarkan pantauan liputan sumsel dilapangan, aksi sempat memanas ketika massa  memaksa masuk ke dalam Pemkab OKU untuk bertemu Bupati, namun sempat diamankan  aparat keamanan dari Polres OKU dan Pol PP yang terlibat saling dorong. Karena kecewa tidak bertemu Bupati, masa mengancam akan menggelar aksi yang lebih besar.
          Asisten 1 Bidang Pemerintahan Pemkab OKU Priyatno Darmadi mengatakan dirinya akan menyampaikan keinginan massa kepada atasannya. (ben/tim)

Muba Tuan Rumah Pelatihan Coach Panjat Tebing se Sumsel

Liputansumsel.com
MUBA-liputansumsel,Komitmen Bupati Musi Banyuasin (Muba) H Dodi Reza Alex menjadikan Muba sebagai kota pariwisata olahraga atau sport tourism terus digencarkan. Berbagai event kejuaraan olahraga baik di tingkat daerah hingga regional, Muba dipercaya sebagai rumah.

Dan hari ini Kamis (12/9/2019) di bertempat di Pendopoan Rumah Dinas Wakil Bupati Muba, secara resmi Kota Sekayu Kabupaten Muba kembali dipercaya sebagai tuan rumah Pelatihan Pelatih (Coach) Panjat Tebing Level I Se- Sumatera Selatan (Sumsel). Acara dibuka langsung oleh Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Provinsi Sumsel, Beni Hernedi.

Menurut laporan Ketua Pelaksana, Akhmad Dimayati mengatakan, pelaksanaan Pelatihan Pelatih Panjat Tebing se Sumsel ini akan dilaksanakan pada 12 -14 September 2019 bertempat di Kota sekayu. Diikuti sebanyak 26 orang pelatih utusan dari FPTI Kabupaten/Kota dan enam orang dari Klub dan Mapala se Sumsel.

"Kenapa Kota Sekayu dipilih sebagai lokasi pelatihan pelatih panjat tebing, ini karena Kabupaten Muba telah mencetak atlet-atlet yang mumpuni dan mampu mengharumkan bangsa Indonesia pada Asean Games kemarin. Terbukti dalam pembinaan atlet, Muba sangat fokus akan hal itu dan juga venue olah raga yang sudah siap disini sebagai sarana para coach untuk berlatih, "ujarnya.

Sementara itu Wakil Bupati Muba Beni Hernedi sekaligus sebagai Ketua FPTI Sumsel dalam sambutannya mengatakan, olahraga panjat tebing sekarang ini sudah bergeser. Selama ini hanya dilakukan oleh kalangan yang hobi kegiatan outdor saja, seolah-olah hanya aktifitas memuaskan adrenalin dan pertualangan semata. Namun ternyata sekarang sudah menjadi salah satu cabang olahraga (Cabor),  bahkan bisa berkontribusi luar biasa baik bagi nama daerah maupun bangsa Indonesia.

"Pada waktu Asean Games, dari puluhan cabor yang diperlombakan ternyata Cabor panjat tebing menyumbangkan tiga emas untuk Indonesia. Tenru jadi perhatian karena ini tidak mudah. Terbukti jika dibina dengan baik, dilatih dan dibina dengan benar bisa menghasilkan prestasi luar biasa. Walupun Kabupaten Muba tidak ada gunung dan tebing, ternyata putra Muba bisa menjadi pemanjat tercepat di indonesia,"bebernya.

Beni juga menyampaikan, agar Cabor Panjat tebing ini harus disosialisasikan ke masyarakat kalau olahraga ini sebenarnya tidak berbahaya. Oleh karena itu FPTI Sumsel dari hari kehari sangat mendukung untuk mempopulerkan panjat tebing, sehingga olahraga ini tidak lagi dilakukan hanya orang tertentu saja. Kedepan dalam sarana dan prasarana, berharap kepada Pemerintah Sumsel dan Kabupaten/Kota untuk membantu fasiltasi cabor ini.

"Hari ini berkat kerjasama yang baik, Kota Sekayu mendapatkan kepercayaan menajdi tuan rumah pelatihan pelatih panjat tebing. Tujuannya untuk menciptakan 100.000 pelatih yang handal untuk Indonesia, dan hari ini baru beberapa untuk cabor Panjat Tebing. Oleh karena itu kegiatan ini menjadi titik awal untuk melakukan pelatihan di level satu,"pungkansya.

Lanjutnya, "Saya ucapkan selamat datang di Bumi Serasan Sekate kepada para pelatih. Saya ucapkan selamat berlatih, manafaatkan sebaik-baiknya kesempatan ini. Muba memiliki tekad yang kuat untuk mewujudkan Sport Tourism.Diharapkan utusan FPTI kabupaten/kota agar dapat memberikan pembianaan di Kabupaten/Kota masing-masing agar lebih berprestasi, bisa menciptkan bibit lebih berkualitas dari yang kita harapkan sampai saat ini,"ucap Beni.

Turut hadir Pengurus Pusat FPTI, Yudistira pada acara pembukaan pelatihan tersebut. Dikatakannya, olahraga panjat tebing ini berawal dari kebutuhan teman-teman di daerah. Hingga sekarang ini para penggiat panjat tebing terus meningkat dengan adanya prestasi yang diperoleh para atlet.

"Jadi sudah sewajarnya kita menjadi patriot di inonesia ini, mari kita mendukung olahraga ini bagaimana caranya supaya lebih baik. Pada dasarnya kelebihan dalam memanjat ada pada diri masing-masing, tinggal pembinaannya. Terpenting yang harus difokuskan bahwa dalam melakukan sesuatu kita tidak boleh setengah-setenga, harus total sehingga bisa meraih hasil maksimal,"imbuhnya.(agung/rill).

Gelar Demo di Kejati, SPM harap Kejati Ambil Alih Laporan Kasus di Kejari OKI

Liputansumsel.com
OKI -  LiputanSumSel.Com Serikat Pemuda dan Masyarakat Sumatera Selatan (SPM SumSel) menggelar aksi demo di Kejati Sumsel Rabu 11/09/19 Mereka menuntut pihak Kejati mengambil alih sejumlah kasus yang mereka laporkan dua bulan lalu di Kejaksaan Negeri Kayuagung.

Puluhan massa memadati halaman Kejati Sumsel dengan berbagai atribut bertuliskan ” Mendesak copot Kajari OKI beserta penyidiknya bila terbukti tidak maksimal bekerja menangani kasus korupsi di Kabupaten OKI “

Lambannya penanganan kasus oleh pihak Kejari membuat SPM menuding pihak Kejari diduga tidak mampu menangani kasus korupsi di Kabupaten OKI, salah satunya kasus dugaan korupsi penggelapan bantuan sapi oleh oknum mantan Kepala Desa Cahaya Emas, Kecamatan Mesuji Makmur, berinisial AC yang saat ini terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten OKI.

Dalam aksi ini Yovi selaku koordinator Aksi mengatakan" Masyarakat berharap pihak Kejati Sumsel untuk bisa mengambil alih penanganan kasus yang mereka laporkan di Kejari OKI"Ujar Yovi.

 Menangapi hal ini  dengan nada santainya Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten OKI, Ari Bintang Prakoso, menanggapi aksi demo oleh SPM di Sumsel tidak terlalu ia hiraukan.”Biar saja orang mau bilang apa.”ujar Ari santai.

Menurut Ari, pihaknya tetap serius dalam penanganan kasus korupsi, namun semua itu tidak bisa instan dilakukan. “Ya satu-satu tidak bisa semua ditangani.”ungkapnya.

Lanjut Ari dalam waktu dekat pihaknya akan menetapkan satu orang tersangka. “Justru kita mau menetapkan satu orang jadi tersangka dalam dua hari ini. “tegas Ari.
Ditanya siapakah oknum yang akan dijadikan tersangka, Ari enggan membukanya.”Kita lihat saja nanti.”ungkapnya.

Yovi Meitaha mengatakan" Aksi demo di Kejati ini merupakan lanjutan dari aksi pengaduan sejumlah kasus di Kejari Kabupaten OKI yang dinilai tidak ada kejelasan dalam penanganannya, maka dari itu beberapa tuntutan sudah kami lampirkan diantaranya mendesak kejati SumSel memanggil Kajari OKI serta penyidiknya dan mempertanyakan sampai sejauh mana permasalahan yang disampaikan pada tanggal 20 Juni 2019" Terang Yovi.

Lanjut Yovi"Kami akan mengawal permasalahan ini sampai tuntas apabila tuntutan kami ini tidak ditanggapi maka kami akan turun aksi kembali di kejaksaan agung dan KPK di Jakarta. (Povi)