25 Maret 2020

Ketua Pamong Praja Foundations Memintah Pemerintah Mempersiapkan Skenario Lockdown

Liputansumsel.com
Palembang, Liputan Sumsel.Com - Fenomena pandemik Virus Corona (COVID19) yang melanda dunia memberikan sebuat kejutan begitu besar pada peradaban manusia. Bukan hanya menghentikan jargon “kekuatan tak terkalahkan” dari negara-negara adidaya tetapi juga memberikan gambaran begitu tidak berdayanya kecanggihan teknologi menghadapi gejala alam. Pandemik Covid19 adalah permasalahan super serius di atas segala kepentingan lainnya termasuk aspek ekonomi karena menyangkut keselamatan dan kehidupan rakyat Indonesia.


Kami berusaha mengamati perkembangan penularan virus covid19 baik di dalam negeri maupun di negara-negara lainnya. Dengan segala informasi yang kita miliki, komparasi perkembangan kasus Covid19 di Indonesia terhadap data-data dan fenomena dari negara-negara lainnya memberikan sebuah gambaran perbedaan-perbedaan mendasar yang perlu untuk diperhatikan secara cermat oleh pengambil kebijakan negara ini.


Faktor-faktor yang seharusnya menjadi perhatian dalam analisis penanganan Covid19 di Indoenesia, jika kita coba komparasikan dengan negara-negara lainnya yang sudah terlebih dahulu menghadapi pandemik Covid19 diantaranya:


1. Karakter masyarakat kita: karakter guyup, cium tangan, cipika cipiki, kumpul nggak kumpul asal makan, silaturahmi, ada juga karakter cuek dan karakter sebagian orang yang (maaf) membangkang terhadap seruan dan perintah dari pemerintah, tokoh masyarakat maupun ulama. Sebuah karakter yang teramat rentan terhadap penularan Covid19. Karakter ini tidaklah dimiliki oleh negara seperti Italy yang system kesehatannya luluh lantak dihantan Covid19, atau Korea Selatan yang “hanya” terpuruk karena karakter pembangkang dari seseorang atau beberapa orang saja terhadap seruan Pemerintah.


2. Kesiapan medis. Ketika menyaksikan bagaimana kesiapan perangkat kesehatan kita baik dari sisi SDM dan juga peralatan serta perlengkapan, ada banyak pertanyaan yang muncul mengenai kesiapan medis kita menjelang puncak serangan Covid19. Tingkat kematian yang tinggi mengindikasikan bahwa ada kekurangan dari sisi medis yang perlu segera dicukupi. Berbagai cerita mengenai keluhan personel kesehatan pada Alat Pelindung Diri (APD) merupakan hal serius yang harus diperhatikan mengingat mereka menjadi garda terdepan melawan infeksi, yang disisi lain mereka juga yang paling rentan dalam situasi ini.


3. Sistem koordinasi dan core system teknologi berbasis IT yang terintegrasi. Dari cerita para ahli yang menangani Covid19 di Wuhan, mereka menggambarkan penggunaan Big Data yang begitu terintegrasi yang dapat memantau secara berkala keadaan masing-masing penduduk. Pemantauan secara real time dapat dilakukan melalui aplikasi sehingga masing-masing penduduk dapat terhubung dengan Pusat Kesehatan setempat untuk tindakan-tindakan yang dibutuhkan. Koordinasi antar sector yang begitu kuat juga menjadikan penanganan kasus Covid19 menjadi efisien. China dapat membangun sebuah rumah sakit baru dalam hitungan hari dan langsung bisa beroperasi untuk menangani ledakan pasien.


Melihat perkembangan pasien positif maupun korban meninggal Covid19 Indonesia yang dikomparasikan dengan kasus di Italy menjadi sebuah bahan analisis yang seharusnya bisa mengkhawatirkan kita. Bahwa perkembangan kasus ini di Indonesia terlihat memiliki kemiripan yang bisa dihitung melalui perhitungan sederhana untuk mengukur dan memprediksi kejadian kedepannya.https://www.cnbcindonesia.com/news/20200323134935-4-146965/tingkat-kematian-akibat-corona-di-italia-925-ri-933.



Opsi karantina mandiri yang sekarang dilakukan oleh masyarakat terbukti belum berjalan efektif. Kerumunan orang masih begitu mudah kita lihat, pergerakan manusia masih begitu bebas dan luas. Penggunaan alat transportasi massal masih begitu luas digunakan. Opsi karantina ini juga banyak dipertanyakan bagi mereka-mereka yang mengaku sebagai orang-orang yang memiliki “pendapatan harian”. Opsi karantina mandiri yang tidak efektif ini menjadi tidak terukur (kapan mulai, kapan berakhir, kapan batas waktunya) sehingga banyak yang membangkang terhadap seruan ini dengan berbagai alasan.


Melihat fenomena ini kami memberikan masukan kepada Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Daerah, bahwa kita sudah seharusnya mempersiapkan juga opsi lockdown pada prediksi puncak corona (pertengahan/akhir April sampai Mei). Dengan asumsi “masih memiliki waktu” tersebut, maka kita harus mempersiapkan kemungkinan terburuk dari situasi ini. Belajar dari lockdown yang dilakukan negara lain serta kondisi masyarakat kita, maka beberapa hal pokok yang harus dipersiapkan diantaranya:


* mempersiapkan jaminan ketersediaan bahan pokok: sembako dan energi (listrik).

* mempersiapkan jaminan distribusi bahan pokok.

* mempersiapkan insentif : bagi pegawai, pekerja, buruh dan pertanian dan lainnya.

* mempersiapkan insentif jaminan kredit : angsuran pinjaman, angsuran leasing

* mempersipkan jaminan akses kesehatan.

* menjamin keamanan harta benda masyarakat.


Kesiapan ini perlu disampaikan secara terbuka kepada rakyat, agar rakyat paham, muncul kesadaran dan solidaritas, bahu membahu bersama pemerintah untuk mempersiapkan diri menghadapi kondisi terburuk (mengharuskan lockdown) sesuai prediksi puncak corona (https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4948432/itb-perbaharui-prediksi-puncak-corona-ri-diperkirakan-mundur-ke-mei).


Artinya kita mempersipkan lockdown untuk April s.d. Mei) jika keadaan menjadi memburuk, bukan me-lockdown besok atau lusa.. atau Pemerintah memutuskan segera lockdown setelah kesiapan tersedia. Dengan persiapan terhadap opsi ini maka segenap kekuatan negara dapat mempersiapkan diri secara terintegrasi untuk menghadapi prediksi puncak Covid19.


Saatnya Pemerintah menggugah jiwa masing-masing rakyat untuk bersatu padu menyelamatkan negeri dari bencana, menghilangkan perbedaan dan menyatukan solidaritas kebersamaan. Kita mempersiapan diri untuk lockdown, bukan juga me-lockdown negeri ini besok. Tapi opsi ini harus ada dalam kamus strategi kita melawan wabah Covid19 ini.

Keselamatan rakyat yang utama, yang lainnya kedua.


Penulis :
Arie Wijaya, S.STP,M.Si
Ketua Pamong Praja Foundations

Ketua MBiro Praja Nusantara

Pimwil Suta Nusantara Sumatera Selatan

Pemerintah Kota Palembang Keluarkan Surat Edaran Sebagai Langkah Antisipasi Covid-19

Liputansumsel.com
Palembang, Liputan Sumsel.Com  - Walikota Palembang H.Harnojoyo, Sabtu (21/3/2020) siang menghadiri rapat kesiapsiagaan Covid-19 di Griya Agung Palembang bersama unsur Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) yang langsung di pimpin Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Carnavian.

Rapat yang membahas pencegahan Virus Corona yang sudah memawabah secara global ini, mendapat perhatian serius jajaran pimpinan.

Terkait Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang belum lama ini dikeluarkan mengenai shalat berjamaah di masjid sehubungan dengan penyebaran virus corona, Walikota Palembang, H. Harnojoyo harapkan masyarakat untuk dapat mematuhi fatwah MUI tersebut.

“Mari kita patuhi apa yang telah disampaikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait dengan antisipasi Covid-19,” kata H. Harnojoyo.

Orang nomor satu di kota Palembang itu juga menyampaikan, bahwa pihak Pemerintah kota Palembang juga telah mengeluarkan surat edaran terkait antisipasi Covid-19.

“Ketika Bapak Presiden Republik Indonesia menyampaikan bahwa ada dua yang positif Corona, kami sudah membuat edaran kepada seluruh OPD untuk antisipasi,” ungkap Harnojoyo.

“Kemudian meliburkan sekolah dan belajar dirumah. Seluruh pegawai untuk bekerja dirumah, tetapi pelayanan tetap kita laksanakan,” lanjutnya.

Masih dikatakan H. Harnojoyo, saat ini Pemerintah kota Palembang bersama TNI-Polri juga telah melakukan berbagai langkah guna mengedukasi masyarakat .

“Secara Mobile telah kita lakukan, dan antisipasi disetiap pintu masuk kita seperti bandara dan terminal alang-alang lebar. Ini tim terpadu sudah kita bentuk,”

Dalam hal ini, Pemerintah kota Palembang berharap kepada masyarakat untuk dapat lebih menyayangi diri sendiri dan keluarga.

“Virus ini kita tidak tahu, jadi kalau tidak ada hal-hal yang penting kalau bisa jangan melakukan interaksi yang terlalu banyak, seperti keluar rumah yang artinya berdiam diri di rumah,”

Dijelaskannya, melalui surat edaran yang telah diterbitkan, pusat-pusat keramaian yang ada di kota Palembang juga telah dilakukan pengistirahatan.

“Pusat-pusat keramaian, seperti Pedistrian Sudirman, kemudian Kambang Iwak, ini kita istirahatkan dulu. Yang jelas kita harus tetap antisipasi,” ajaknya.(Rl/A2).

24 Maret 2020

Cairan Disinfektan Disemprotkan Di SD Negeri 183 Palembang.

Liputansumsel.com
Palembang, Liputansumsel.com-
Dalam pencegahan Corona Virus Disease ( COVID 19 ) Pemerintah kota Palembamg berupaya agar wabah penyakit ini tidak meluas. Mulai dari sosialisasi kemasyarakat hingga penyemprotan cairan disinfektan ditempat umum hingga tempat sekolah.

Kali ini Sekolah Dasar Negeri 183  Palembang yang terletak di Jl. Mayor Zen Lr. Tanah Abang Kelurahan: Sey Selayur Kecamatan Kalidoni dilakukan penyemprotan agar Corona Virus Disease ( Covid 19 ) tidak menyebar.

Dengan menggunakan alat lengkap yakni masker dan alat semprot cairan disinfektan satu persatu setiap sudut ruangan, kaca, jendela, papan tulis serta lantai disemprot menggunakan cairan tersebut.

Agus petugas penyemprotan cairan disinfektan mengungkap, " Korwilker Satdik Kecamatan Kalidoni satu Team ada  6 (enam)Orang dibagi 10 sekolah sengingga target penyemprotan mulai hari sabtu, 21/3/2020 sampai hari kamis akan rampung, Agus juga menambahkan hari ini Selasa, 24/3/2020 Sudah dua sekolah yang disemprot".

Ditempat yang sama Nurleli, S.Pd selaku Kepala Sekolah Dasar Neger 183 Palembang mengungkapkan "Selain melakukan penyemprotan pihak ny bersama satuan guru sosialisasi terhadap masyarakat dan menghimbau agar tetap menjaga Pola Hidup Bersih Dan Sehat ( PHBS ), penyemprotan cairan disinfektan ini sesuai arahan Walikota Palembang".
( Ar )

Kepala Sekolah Dasar Negeri ( SDN )183 Palembang Tanamkan Akhlak dan Budi Pekerti.

Liputansumsel.com
Palembang, Liputansumsel.com
Demi memajukan anak bangsa Nurleli, S.Pd selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri ( SDN ) 183 Palembang mengajarkan kepada anak didik nya  menanam  akhlak mulia sejak dini agar tercipta budi pekerti yang baik.

jika anak memiliki akhlak yang mulia dan budi pekerti yang baik, besar kemungkinan mereka dapat melanjutkan dan diterima di sekolah yang berkwalitas ungkap Nurleli S.Pd saat di wawancara diruang kerjanya selasa, 24/ Maret 2020.

Sekolah Dasar  Negeri ( SDN ) 183 bertempat di jl. Mayor Zen Lr. Tanah Abang, Kelurahan Sey Selayur Kecamatan Kalidoni kota Palembang.

Nurleli, S.Pd menambahkan " Sejak juni 2018  yang lalu  Ia ( Nurleli )menjabat sebagai Kepala Sekolah di SD Negeri 183 Palembang, berbagai pembenahan sudah dilakukan guna kegiatan belajar mengajar terasa nyaman, seperti pengecetan gedung sekolah, perbaikan plafon yang rusak dan masih banyak lagi perbaikan dan pembenahan yang dilakukan", rencana kedepan Nurleli akan membuat mushola dengan memanfaatkan  lahan kosong ".

SD Negeri 183 Palembang memiliki 10 ( Sepuluh ) orang honor
dan 6 ( Enam ) orang  Pegawai Negeri Sipil ( PNS ).
Dengan memiliki 8 ruang kelas terpadu dengan  Jumlah siswa 367 orang, sehingga kegiatan belajar mengajar terbagi  menjadi 12 rombel beber " Nurleli, S.pd.

Walaupun SD Negeri 183 Palembang berada dipinggiran kota namun berkat kedisiplinan serta kekompakan satuan guru pendidik siswa SD Negeri 183 Palembang banyak meraih prestasi diantaranya, Juara 3 Lomba Gugus SD TK: Kota Palembang,
Juara 4 lomba Futsal Smp Pusri 2018, Juara 3 Kategori SD " Pawai Seni, Budaya dan pembangunan, dalam rangka HUT RI Ke 72 Kecamatan Kalidoni Kota Palembang, harapan 2 Lomba Gerak Jalan Guru Tingkat SD HUT PGRI Ke 73  Dan HGN Tahun 2018 PGRI Provinsi Sumatera Selatan dan masih banyak lagi prestasi prestasi yang telah di raih oleh anak didik kami".

Nurleli, S.Pd berharap kepada anak didiknya agar lebih giat belajar supaya lulusan SD Negeri 183 Palembang  dapat berguna bagi Agama, Bangsa dan Negara.
( Ar )

Warga Muba Sepakati Taati Aturan Penundaan Resepsi Pernikahan

Liputansumsel.com
MUBA-liputansumsel.com- Sebanyak lima pasangan calon pengantin terpaksa harus menunda pelaksanaan resepsi pernikahan yang sudah dijadwalkan pada Minggu ini di beberapa desa Kecamatan Bayung Lencir.

Penundaan ini sebagaimana maklumat Kapolri dan instruksi Pemkab Muba agar meminimalisir ancaman virus Covid-19 atau virus Corona yang dapat dengan mudah menyebar apabila ada aktifitas perkumpulan massa.

Meski permintaan penundaan dari Forkopimcam Bayung Lencir tersebut sempat mendapatkan penolakan dengan warga, namun dengan negosiasi serta sosialisasi yang alot akhirnya pihak keluarga sepakat mentaati aturan penundaan tersebut.

"Sebenarnya saya dan keluarga sangat kecewa pak awalnya, karena persiapan kami untuk persiapan acara sudah 90 persen. Tetapi tadi mendengar penjelasan bapak Camat Bayung Lencir, Danramil, dan Kapolsek kami merasa pantas untuk menunda kegiatan acara itu karena demi kesehatan juga," ungkap Ali Warga Tampang Baru Kecamatan Bayung Lencir.

Ali mengucapkan terima kasih kepada jajaran Forkopimcam Bayung Lencir dan terkhusus Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin yang secara maksimal mensosialisasikan bahaya ancaman virus corona serta mengedukasi warga Muba.

"Kami siap pak untuk menunda setelah mendengar penjelasan tadi, kami ucapkan terima kasih kepada pak Bupati Dodi Reza yang sangat memperhatikan kesehatan warganya," ucapnya.

Sementara itu, Camat Bayung Lencir Akhmad Toyibir SSTP MM mengatakan pihaknya akan terus menyisir hingga ke kawasan pedesaan untuk mengedukasi serta mensosialisasikan bahaya ancaman virus covid-19.

"Alhamdulillah hari ini para penyelenggara hajatan bisa sepakat dan menunda rencana kegiatan pesta keluarga. Sosialisasi dan edukasi ini akan terus kami lakukan ke lapangan," ujarnya.

Ia menambahkan, pihak Kecamatan Bayung Lencir tidak turun sendiri namun dibantu serta diperkuat oleh jajaran Danramil serta Kapolsek di Bayung Lencir dan Puskesmas. "Semoga wabah virus Covid-19 ini segera berlalu dan aktifitas warga bisa kembali berjalan normal," harapnya.

Bupati Muba Dr Dodi Reza Alex Noerdin menyebutkan, pembatasan pelaksanaan akad nikah tersebut selama wabah covid-19 sudah diatur oleh protokoler berdasarkan surat edaran Kementerian Agama.
Yakni Membatasi jumlah orang yang mengikuti prosesi akad nikah dalam satu ruangan tidak lebih dari 10 orang.

"Kemudian, calon pengantin dan anggota keluarga yang mengikuti prosesi harus telah membasuh tangan dengan sabun/hand sanitizer dan menggunakan masker," terangnya.

Lanjut Dodi, Petugas, wali nikah dan calon pengantin laki-laki menggunakan sarung tangan dan masker pada saat ijab kabul. "Ini harus ditaati bersama demi kesehatan dan kebaikan kita semua warga Muba.

Selain itu, Bupati Dodi Reza juga menginstruksikan perangkat Kecamatan hingga Desa di wilayah Muba untuk mendata dan mensosialisasi warga yang akan atau telah datang dari daerah terjangkit COVID-19 dalam hal bahaya penyebaran COVID-19.

"Juga untuk tidak mengizinkan warga pendatang dari wilayah terjangkit untuk kontak dengan lingkungan sekitar sebelum di periksa oleh Tim Kesehatan setempat sesuai protokol penerimaan warga dari daerah pandemi atau terjangkit," tegasnya.

Kemudian, berkoodinasi dengan Puskesmas atau Pelayanan Kesehatan untuk segera melakukan pemeriksaan warga pendatang dari wilayah terjangkit.

"Mengharuskan warga pendatang yang dinyatakan oleh tim kesehatan sebagai ODP sedang (Code Yellow) untuk melakukan isolasi mandiri tanpa kontak dengan lingkungan sekitarnya," imbuhnya.

"Menunda atau tidak melaksanakan kegiatan yang memobilisasi atau mengumpulkan masyarakat dalam jumlah besar pada satu lokasi," tambahnya.

Diketahui, langkah responsif dan sigap Pemkab Muba ini dalam kesiapsiagaan meminimalisir virus covid-19 juga akan di implementasikan oleh Bupati Muba Dodi Reza dengan melaksanakan ravid test secara massif di Muba pada Jumat (27/3) nanti. Rapid test akan dilakukan secara menyeluruh dengan sistem acak kepada masyarakat Muba.

Untuk antisipasi melalui rapid test ini, Bupati Muba Dodi Reza mengucurkan anggaran sebesar Rp6.1 Miliar yang akan dipergunakan untuk kebutuhan pencegahan virus covid-19 mewabah di Muba serta pembelian sebanyak 1000 alat rapid test.(agung/rill).