22 Januari 2021

ASN Diskominfo Lubuklinggau Dianiaya Oknum Pejabat Musi Rawas

Liputansumsel.com


LUBUKLINGGAU,liputansumsel.com-Aparatur Sipil Negara (ASN) Dinas Kominfo Kota Lubuklinggau, Febrio Fadilah (40), mendatangi Sentral Pelayanan Kepolisian (SPK) Polres Lubuklinggau, Kamis (21/1).  Warga Jalan Sueb Tamat RT 02 No 415 Kelurahan Watervang Kecamatan Lubuklinggau Timur 1 yang juga diketahui penasehat SMSI Silampari ini, melaporkan Hi, yang diketahui oknum pejabat di Musi Rawas, dengan dugaan kasus penganiayaan. 


Penganiayaan yang dilakukan terlapor (HI) terhadap Febrio Fadilah ini, belum diketahui pasti penyebabnya. Namun, laporannya diterima dengan nomor polisi LP/B-17/1/2021/SUMSEL/RES LLG. 


Pelapor, Febrio Fadilah saat dihubungi, Jumat (22/1) siang, membenarkan bahwa dirinya telah melaporkan kejadian tersebut ke SPKT Polres Lubuklinggau. Namun, dirinya tidak merinci penyebab dugaan penganiayaan tersebut. 


Menurut korban Rio, dirinya didatangi dua mobil Triton dan Innova dengan anggota sekitar 8-9 serta 1 unit kendaraan bermotor. Diceritakan korban semua oknum tersebut langsung mendatangi tempat dia bekerja, sempat terjadi pembicaraan sebentar entah apa sebabnya tensi pembicaraan tersebut meningkat hingga terjadi dugaan pemukulan. 


Usai dianiya, korban pun langsung mendatangi rumah sakit terdekat untuk di lakukan visum. Selanjutnya Rio melaporkan dugaan penganiayaan tersebut ke Kelpolisian Negara Republik indonesia Daerah Sumatera Selatan Resor Lubuklinggau. 


"Saya sudah melapor ke pihak berwajib, semoga kasus ini segera diproses secepatnya," ucapnya. 


Kapolres Lubuklinggau AKBP Nuryono melalui Kasat Reskrim AKP Ismail saat dikonfirmasi melalui whatshapnya membenarkan telah menerima laporannnya. Saat ini, kasus dugaan penganiayaan sedang dilakukan penyelidikan. 


"Sudah ada laporan , kasus masih dalam pemeriksaan saksi-saksi dan terlapor sudah dimintai keterangan. Selama ini hasil masih dalam proses, dugaan salah faham," ungkap kasat. (Fendi)

Bupati Muba Dodi Reza Gelar Istighotsah dan Berdoa untuk Muba dan Indonesia

Liputansumsel.com


MUBA,liputansumsel.com- Lantunan doa dan shalawat terdengar jelas di Masjid Jami’ An-Nur

Sekayu, Jumat (22/1/2021) usai pelaksanaan sholat Jumat berjamaah. Suasana ini khusyuk diikuti Bupati Dr Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA beserta Jajaran OPD di Lingkungan Pemkab Muba. 


Pasca adanya berbagai bencana di beberapa wilayah di Indonesia, membuat Bupati Dr H Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA secara khusus menggelar Istighotsah serta Doa bersama yang digelar serentak di seluruh masjid dan pondok pesantren se Kabupaten Musi Banyuasin.


Dalam kegiatan Istighotsah dan doa bersama ini, Bupati Dodi Reza berharap bangsa dan negara Indonesia, terkhususnya Kabupaten Musi Banyuasin agar dijauhkan dari bencana dan masyarakat diberikan nikmat kesehatan.


"Alhamdulillah hari ini bisa melaksanakan doa dan Istighotsah bersama serentak di seluruh masjid dan pondok pesantren se Kabupaten Musi Banyuasin. Kegiatan Istighotsah ini merupakan salah satu upaya kita sebagai insan yang beriman meminta pertolongan kepada Allah SWT agar dijauhkan dari bencana," ujar Dodi Reza yang juga Mustasyar PWNU Sumsel ini. 


"Dengan harapan melalui Istighotsah dan doa bersama ini mudah-mudahan Allah SWT memberikan kedamaian, menyelamatkan bangsa  kita dari balak, penyakit, musibah dan bencana alam, dan supaya Muba tetap kondusif, aman dan masyarakat kian sejahtera aamiin," tambahnya. 


Selain itu, Bupati Dodi Reza juga minta kepada jamaah yang hadir dan seluruh masyarakat agar tetap menjaga kesehatan dan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ada.


"Saya mengajak kita semua untuk tetap menjaga pola hidup bersih sehat, rajin olahraga. Biasakan cuci tangan pakai sabun dan sering berwudhu agar kita tetap terhindar dari COVID-19," katanya. 


Hadir, Sekda Muba Drs H Apriyadi MSi, Para Asisten, Para Kepala Perangkat Daerah, Anggota TNI-Polri dan Masyarakat Muba di wilayah Kecamatan Sekayu.

Plh. Sekda Pessel Muskamal, Sidak ke Kantor Camat Batang Kapas.

Liputansumsel.com



Padang,Painan, Liputan  Sumsel.com -- Pelaksana harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pesisir Selatan, Muskamal, SH, M.Si, melaksanakan inspeksi mendadak (Sidak) ke kantor Camat Batang Kapas, Jumat (22/1). 


" Hari ini kita melakukan Sidak di Kantor Camat Batang Kapas untuk mengecek kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil (PNS) berkaitan dengan kehadirannya pada apel pagi," kata Plh. Sekda Muskamal, usai pelaksanaan Sidak di Batang Kapas. 


Sebagaimana diketahui, Plh. Sekda Pessel, Muskamal, Jumat direncanakan melaksanakan pembukaan rumah tahfiz di Kecamatan Lengayang. Dalam perjalanan singgah di Kantor Camat Batang Batang Kapas, sekaligus bertindak sebagai pembina apel. 


" Alhamdulillah semua pegawai negeri sipil yang ada di kantor camat hadir mengikuti apel pagi," kata Muskamal. 


Dikatakan, berdasarkan laporan pihak kecamatan jumlah PNS di Kantor Camat Batang Kapas sebanyak 15 orang, tenaga honorer 7 orang, sehingga total 22 orang. 


Dalam kesempatan itu, Plh Sekda, beri pujian bagusnya kedisiplinan PNS Kecamatan Batang Kapas, buktinya mereka hadir semua apel pagi.tutupnya. (EL).

GREENLIFESTYLE, KUNCI KETERSEDIAAN PANGAN BERKELANJUTAN USAI PANDEMI

Liputansumsel.com


Jakarta,liputansumsel.com- 
Menurut Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES), hasil panen di beberapa daerah dapat berkurang setengahnya pada tahun 2050 dalam skenario business as usual. Artinya jumlah makanan yang tersedia akan bekurang drastis dibandingkan sekarang, dan tentunya jumlah angka kelaparanpun akan meningkat tajam. Oleh karena itu, Green Lifestyle atau Gaya Hidup Hijau, adalah kunci untuk menjaga ketersediaan pangan di masa depan.

Permasalahan pangan ini kemudian semakin berat dengan hadirnya pandemi Covid-19. Layanan makanan dan perhotelan telah menghadapi tantangan dengan menurunnya permintaan makanan dan perubahan perilaku konsumen. Penerapan protokol kesehatanpun menimbulkan anggaran tambahan untuk biaya produksi. Dalam beberapa kasus, produsen akan memilih sumber daya yang lebih murah untuk produksi, yang kemungkinan besar tidak berkelanjutan.

             Sistem pangan berkelanjutan adalah sistem pangan yang memberikan ketahanan pangan dan gizi bagi semua tanpa mengganggu ketahanan pangan dan gizi bagi generasi mendatang. Dalam SDG (Sustainable Development Goals), sistem pangan berkelanjutan ditekankan untuk mencapai zero hunger (SDG 2) dengan praktek konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, mulai dari bahan baku hingga produk akhir (SDG 12).

             Menyadari permasalahan di atas, Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) telah mengembangkan platform untuk mempromosikan GreenLifestyle atau Gaya Hidup Hijau untuk Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan, khususnya melalui 6 sektor bisnis: Food, Pulp & Paper, Fashion / Beauty, Building / Infrastruktur, Plastik & Kemasan, dan Karet. Diskusipun dilakukan untuk memfasilitasi proses koordinasi yang inklusif di antara berbagai pelaku. “Penting bagi seluruh pihak untuk aktif berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan sistem pangan, baik dari sisi bisnis, pemerintah, dan juga publik pada umumnya,” jelas Laksmi Prasvita, Executive Committee of IBCSD.

             Dalam diskusi ini  dibahas panduan-panduan untuk memperkuat keberlanjutan sektor pangan, mulai dari sisi produksi terkait pengadaan bahan baku, hingga konsumsi yang bertanggung jawab. Hadir menjelaskan panduan tersebut, Nia Sarinastiti, Accenture Development Partnerships Lead in Indonesia. Tidak hanya itu, ada pula penjelasan program ketahanan pangan yang didorong United Nations Environment Programme (UNEP) bertajuk The Economics of Ecosystems and Biodiversity for Agriculture and Food (TEEBAgriFood). Program ini merupakan sebuah inisiatif di lebih dari 10 negara untuk kolaborasi demi ketahanan pangan, sebagaimana dijelaskan oleh Martine van Weelden, TEEBAgriFood Project Manager Capitals Coalition

             Diskusi ini bisa menghasilkan masukan dan manfaat bagi industri pangan ke depan yang lebih berkelanjutan. Puluhan perwakilan perusahaan dan institusi yang hadir juga rencananya akan bergabung dalam aksi kolaboratif Green Lifestyle ini, dan mengimplementasikan poin-poin yang terdapat dalam panduan-panduan yang dipaparkan.

             Sejalan dengan inisiatif sektor bisnis, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga giat mempromosikan SDG kepada seluruh sektor. Melalui Pusat Standardisasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pemerintah membentuk Community of Practices SCP atau Komunitas Pelaku Praktek Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan. Tujuannya, agar praktek-praktek baik ini dapat diketahui dan direplikasi.

             “2020 kami mencanangkan strategi memeperbanyak Community of Practices. Sehingga sangat penting untuk memperlihatkan ke banyak pihak bahwa ini lah aksi yang bisa dilakukan. Di 2021 kami juga siapkan rencana implementasi di tingkat  kota kabupaten hingga tingkat desa dan kelurahan,” ujar Noer Adi Wardojo, Kepala Pusat Standardisasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan, KLHK.

                Selain KLHK, inisiatif sektor bisnis ini juga didukung sepenuhnya oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (disingkat Kementerian PPN/Bappenas). Sebagaimana disampaikan oleh Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas, Anang Noegroho Setyo Moeljono, “We are on fully support on this activity and were looking forward the result and were very ready for the partnership (Kami mendukung penuh kegiatan ini dan menantikan hasilnya dan tentunya siap untuk berkolaborasi).”

Jembatan Putus, Warga Kampung Salak Jalamu Berenang.

Liputansumsel.com


Padang,Painan, Liputan Sumsel.com -- Masyarakat Kampung Salak Jalamu, Nagari IV Koto Hilia, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, berharap jembatan yang putus akibat diterjang banjir bandang pada September 2020 lalu, agar segera diperbaiki.


Bambang pemuda Kampung Salak Jalamu, menyebutkan, jembatan gantung tersebut memiliki panjang sekitar 100 meter, dan merupakan urat nadi perekonomian masyarakat di nagari setempat.


Selain sebagai urat nadi perekonomian masyarakat, jembatan itu sebagai akses penghubung warga untuk pergi ke kebun, ke sawah, dan pusat perbelanjaan. Bahkan, di seberang sungai tersebut juga bedomisili sebanyak 15 kepala keluarga (KK).


“Hingga kini jembatan putus tersebut masih belum diperbaiki. Padahal masyarakat sangat berharap agar segera diperbaiki pihak terkait. Banyak warga terpaksa berenang untuk menyeberang sungai. Tentunya bila kondisi air sungai tidak besar,” ucapnya, Kamis (21/1).


Menurutnya, kondisi tersebut sangat menghawatirkan. Sebab, jika sewaktu-waktu hujan lebat air sungai dipastikan bakal meluap. Akibatnya sebanyak 15 kepala keluarga yang berdomisili diseberang sungai menjadi terisolasi.


Wali Nagari IV Koto Hilia, Satria Darma Putra, kepada wartawan mengatakan, jembatan yang putus itu dibangun pada 2018 lalu, melalui APBD oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Pesisir Selatan.


“Sejak jembatan itu berdiri kokoh, Alhamdulillah ekonomi masyarakat setempat menggeliat dan terbebas dari keterisolasian. Kami berharap agar kondisi seperti sebelumnya bisa pulih kembali dan perbaikan jembatan ini bisa disegerakan. Sebab, jembatan itu merupakan urat nadi perekonomian warga di nagari ini yang sebagian besar berprofesi sebagai petani,” katanya.


Ia menuturkan, masyarakat di Kampung Jalamu, memang sangat berharap jembatan yang putus akibat banjir bandang itu bisa segera dilakukan perbaikan.


“Putusnya jembatan gantung dengan bentangan mencapai 100 meter itu, akibat banjir bandang pada September 2020 lalu, kondisi ini telah saya sampaikan kepada pemerintah daerah melalui BPBD setempat. Dan laporan ini juga sudah diteruskan ke BPBD Sumbar,” ujarnya.


Sebelumnya, kata dia, BPBD Sumbar bersama BNPB telah menurunkan timnya ke lokasi tersebut. Bahkan, tim berjanji bakal melakukan perbaikan jembatan itu melalui dana pusat pada 2021 dengan panjang sekitar 100 meter.


“Jika sudah diperbaiki, jembatan itu tidak hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda dua, namun juga kendaraan roda empat. Ya, semoga saja perbaikan jembatan ini bisa segera terlaksana,” ucapnya.


Ia berharap, dengan dibangunnya jembatan itu nantinya, perekonomian masyarakat yang banyak bertopang pada sektor pertanian, dan perkebunan, kembali menggeliat seperti sebelumnya.


“Saya menghimbau masyarakat agar tetap sabar dan berdoa. Semoga nanti jembatan itu benar-benar berkualitas dan bangunannya jauh lebih baik dari sebelumnya,” katanya penuh harap.(  EL ) .