05 September 2021

Pemprov Sumsel Upayakan Pembangunan Kampus IPDN Pagaralam Segera Dilakukan Tahun Depan

Liputansumsel.com

Wagub Tinjau Bakal Lokasi Kampus di Pagaralam


PAGARALAM, Liputansumsel.com,- Di sela-sela lawatannya ke Kota Pagaralam, Sabtu (4/9), Wakil Gubernur Sumsel H Mawardi Yahya berkesempatan meninjau langsung lokasi rencana pembangunan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Kecamatan Dempo Selatan Kota Pagaralam.



Mawardi menilai, setelah dilakukan kajian dan pematangan, maka pembangunan IPDN tersebut bisa segera dilakukan.



"Pembangunannya tinggal pematangan saja setelah itu bisa segera action. Tahun 2022 diharapkan bisa dilaksanakan pembangunan," kata Mawardi.



Dia menjelaskan, pembangunan IPDN tersebut bisa saja dilakukan di Palembang. Namun karena komitmen pemerataan pembangunan yang sejak awal digagas oleh pasangan HDMY, maka Pagaralam dipilih sebagai tempat sekolah para calon ASN tersebut.



"Kenapa bisa dibangun di Pagaralam? Ini karena komitmen kami Gubernur dan Wakil Gubernur untuk melakukan perataan pembangunan di Sumsel ini," terangnya.



Dengan hadirnya IPDN di Pagaralam, dia berharap dapat menggeliatkan kegiatan ekonomi di daerah sekitar.



"Termasuk juga aktivitas penerbangan baik dari Palembang ke Pagaralam maupun sebaliknya. Selain sebagai tujuan destinasi wisata, Pagaralam juga dapat menjadi destinasi pendidikan," tuturnya.



Sementara itu, Kapala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Setda Provinsi Sumsel Sri Sulastri mengatakan, Pemprov Sumsel saat ini tengah menunggu surat dari Sekretariat Negara (Setneg) untuk pembangunan kampus IPDN di luas lahan sebesar 20 hektar tersebut.



"Kampus IPDN ini akan menggunakan APBD untuk operasionalnya. Kita telah melayangkan surat ke Kemendagri untuk tahap pembangunan nantinya," pungkasnya.

04 September 2021

Rektor USS: Mengembirakan, Panen Raya Pertama USS Padi Varietas IPB-3S

Liputansumsel.com


PALEMBANG,Liputansumsel.com - Universitas Sumatera Selatan (USS) akan melaksanakan kegiatan Panen Raya pertama untuk Padi Varietas IPB-3S, hasil kerjasama antara P2SDM IPB University dan USS. Panen raya padi dari bibit jenis baru ini merupakan buah kerja keras yang dimulai dengan penelitian terhadap lahan dan air di daerah lahan rawa pasang surut.


"InsyaAllah, Panen Raya ini akan dilaksanakan pada hari Selasa, 7 September 2021. Mohon Do'a," kata Rektor USS, Yudha Pratomo Mahyuddin, ST, M.Sc, Ph.D, Sabtu (4/9/2021).


Panen Raya Padi Varietas IPB-3S kerjasama P2SDM IPB University dan USS ini dilaksanakan di lahan persawahan USS di Desa Sungai Dua, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin. Akan hadir pula Kepala P2SDM IPB University, Prof. Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS. 


"Kita juga mengundang Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Sumsel. Undangan lainnya ialah Bupati Banyuasin dan beberapa pihak terkait," kata Yudha.


Kerja keras yang membuahkan hasil ini dimulai sistematis melalui penelitian yang melibatkan pihak P2SDM IPB University dan  Universitas Sumatera Selatan. 


"Tolong do'a, semoga panen raya pertama kita ini hasilnya menggembirakan. Tim sudah berupaya optimal. Sebab, lahan yang digunakan sebagai lokasi persawahan ini bukan lahan persawahan seperti umumnya, tetapi merupakan lahan rawa pasang surut yang memiliki kadar air dengan tingkat keasaman yang tinggi."


"Namun, melalui penelitian dan treatment yang intensif dari IPB dan USS, alhamdulillah hasilnya menggembirakan sehingga kita dapat melaksanakan panen raya pertama ini. Nanti akan kita evaluasi dan teliti lagi pasca-panen. Semoga bibit padi terbaru dengan varietas IPB-3S ini dapat dikembangkan oleh para petani lainnya di Sumatera Selatan, bahkan daerah-daerah lainnya," ujar Yudha bersemangat.(asm/bbs)

Wagub Launching Gerakan Satu Juta Stek Batang Pucuk Kopi di Pagar Alam

Liputansumsel.com

 Wagub Launching Gerakan Satu Juta Stek Batang Pucuk Kopi  di Pagar Alam


PAGARALAM, Liputansumsel.com,- Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) terus melakukan upaya guna meningkatkan kualitas tanaman kopi. Salah satunya dengan melakukan gerakan tanam  sambung "stek" batang pucuk tanaman kopi.



Wakil Gubernur Sumsel H Mawardi Yahya mengatakan, program sambung pucuk tersebut dilakukan agar kualitas kopi khususnya dari daerah Pagaralam dapat semakin meningkat dan dikenal luas.



"Pagaralam ini merupakan daerah penghasil kopi terbaik di Sumsel. Oleh karena itu, agar hasil kopi dari Pagaralam ini dapat terus bersaing, maka kita harus kita tingkatkan sehingga semakin dikenal," kata Mawardi ketika melaunching gerakan sejuta batang sambung pucuk tanaman kopi bantuan Gubernur Sumsel tahun 2021 di Desa Rempasai Kelurahan Panjang Kecamatan Dempo Selatan Kota Pagaralam, Sabtu (4/9).



Bahkan, agar untuk mendukung program tersebut, Pemprov Sumsel memberikan bantuan satu juta batang bibit kopi untuk dilakukan sambung pucuk melalui bantuan Gubernur Sumsel.



"Program sambung pucuk ini untuk menghasilkan kualitas kopi terbaik. Sambung pucuk ini akan mengubah kualitas kopi biasa menjadi kualitas yang baik," terangnya.



Upaya tersebut, lanjut Mawardi, tentu akan turut didukung berbagai pihak. Termasuk juga PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) yang akan menjadi penyuplai pupuk untuj tanaman kopi tersebut.



"PT Pusri tentu akan mendorong langkah ini. Sambung pucuk ini harus juga menggunakan pupuk agar kualitas yang dihasilkan semakin baik," ujarnya.



Mawardi memastikan, program sambung pucuk tanaman kopi tersebut akan dilakukan secara berkesinambungan.



"Semaksimalnya kita akan terus membantu agar upaya ini dapat berjalan maksimal, baik bantuan yang berasal dari pusat maupun provinsi. Kita yakin upaya ini dapat bermuara terhadap kesejahteraan masyarakat. Karena 65 pesen penduduk Sumsel ini merupakan petani," bebernya.



Diketahui, langkah yang dilakukan Pemprov Sumsel tersebut membuat Sumsel dan Pagaralam dianugrahi penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Penghargaan itu juga diterima langsung oleh Mawardi Yahya.



Tidak hanya itu, di tempat yang sama, Mawardi juga memberikan bantuan kepada sejumlah kelompok tani di kawasan tersebut.



Selain itu, kesempatan itu juga dimanfaatkan Mawardi untuk meninjau posko karhutla yang tak jauh dari lokasi. Mawardi berpesan agar posko tersebut dimanfaatkan secara maksimal sehingga dapat meminimalisir kebakaran lahan.



Bantuan yang diberikan itu meliputi, meain pencacah limbah kopi, mesin penepung kopi, alat pencacah rumput, bantuan irigasi perpompaan, timbangan duduk, alat rosting, KUR cluster bawang merah, KUR cluster jeruk.



Di lain pihak, Walikota Pagaralam Alpian Maskoni mengatakan, komoditas kopi memang sangat potensial di Kota Pagaralam. Sebab itulah, agar kopi asal Pagaralam tersebut dapat semakin dikenal luas, peningkatan kualitas harus terus dilakukan.



"Peningkatan kualitas terhadap kopi ini memang harus dilakukan. Program satu juta batang sambung pucuk ini memang terus dianggarkan setiap tahun. Ini sudah tahun ke empat," katanya.



Namun, sambungnya, di tahun 2021 ini jumlah bibit kopi untuk sambung pucuk mengalami peningkatan. Sebab pada tahun 2021, Gubernur Sumsel membatu sebanyak satu juta bibit.



"Tahun ini sambung pucuk ini dilakukan untuk dua juta batang kopi. Gubernur Sumsel tahun ini membantu satu juta bibit," tuturnya.



Dia menargetkan, lima tahun kedepan program sambung pucuk tersebut diharapkan telah merata diseluruh lahan kopi di Kota Pagaralam.



"Kita berharap kerjasama pengelolaan kopi dengan BUMD terus dilakukan dan dimaksimalkan agar target peningkatan kualitas ini berjalan baik," pungkasnya.



Turut hadir Bupati Musi Rawas Ratna Machmud, Direktur Utama Bank Sumsel Babel Achmad Syamsudin, Direktur Keuangan dan Umum PT. Pusri Saifullah Lasindrang, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia I Gede Arnawa, Customer Relation Manager MURI Indonesia Andre Purwandono, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumsel Novian Andesti dan sejumlah kepala OPD lainnya di lingkungan Pemprov Sumsel serta Kota Pagaralam.

Herman Deru Dorong Ormas dan Komunitas Gencarkan Vaksinasi Covid bagi Warga Sumsel

Liputansumsel.com

Tinjau Vaksinasi bagi Anggota Laskar Merah Putih 


PALEMBANG, Liputansumsel.com,- Mengawali kegiatannya Sabtu (4/9) pagi, Gubernur Sumsel H. Herman Deru menyaksikan pelaksanaan vaksinasi Covid 19 bagi anggota Laskar Merah Putih di All Nite & Day di kawasan Veteran. Tercatat ada sekitar 300 orang yang divaksin Covid dalam kegiatan tersebut. 



Setelah menyapa masyarakat yang tengah menunggu giliran divaksin, Gubernur Herman Deru mengatakan sangat mengapresiasi kepedulian organisasi Laskar Merah Putih menggelar vaksinasi yang difasilitasi Dinkes Kota Palembang. 



"Aksi-aksi seperti inilah yang Saya inginkan. Karena  kita tahu untuk menangani  Covid ini mulai dari pencegahannya tidak bisa dilakukan sendiri tapi harus bekerja sama semua pihak termasuk ormas," jelas Gubernur HD. 



Selain aktif mengadakan vaksinasi seperti ini, HD juga meminta semua organisasi maupun komunitas hendaknya gencar menginfornasikan ke masyarakat awam mengenai dimana saja mereka bisa mendapatkan vaksin dengan mudah. 



"Masih banyak masyarakat yang kurang tahu kanal-kanal vaksinasi ini dimana. Makanya sosialisasi vaksin terus kita galakkan," tambah Gubernur HD 



Dalam menanggulangi Covid, Pemprov tak hanya memfasilitasi vaksin bagi masyarakat namun untuk mereka yang terdampak juga disediakan bantuan sosial berupa beras. 



Selain kesehatan, aspek ekonomi lanjut HD juga tak bisa dilepaskan dan penting diperhatikan. Dengan menggandeng Laskar Merah Putih, HD berharap pengaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui Himbara maupun Bank Sumsel dapat dimaksimalkan sehingga dapat dirasakan masyarakat. 



"Sebagai Ketua Satgas Covid 19 Sumsel Saya mengucapkan terima kasih atas vaksinasi ini. Teruslah peduli dan melakukan aksi nyata seperti ini sehingga dapat benar-benar dirasakan masyarakat. Karena aksi-aksi ini memang sangat dibutuhkan masyarakat," jelasnya. 



Di tempat yang sama Ketua Laskar Merah Putih Sumsel, Prof Edwar Juliartha mengatakan mulanya mereka mengusulkan 500 vaksin untuk Laskar Merah Putih, keluarga dan masyarakat. Namun untuk sekarang baru dapat 300 vaksin untuk peserta. 


"Kalau target kita tentu ingin sebanyak-banyaknya, tapi penyaluran vaksin inikan tergantung dari Dinkes Kota. Tidak apa-apa yang penting jangan sampai membludak," terang edward.****

Di Bale Reren, Pengunjung Bisa Makan Sambil Belajar Budaya Jawa

Liputansumsel.com

YOGYAKARTA,liputansumsel.com- Belajar bisa di mana saja. Tak terkecuali saat berwisata kuliner. Inilah konsep yang coba dibawakan “Bale Reren”, rumah makan bernuansa jawa di Kalasan Sleman Yogyakarta yang resmi dibuka pada Sabtu (04/09) ini.

 

Restoran ini didirikan oleh Prof. Sutrisna Wibawa. Sebelumnya populer di kalangan netizen (pengguna internet) sebagai Rektor Milenial, sosok yang telah purna tugas dan kini mengajar sebagai Guru Besar di Pascasarjana Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ini ingin pendidikan dapat tersebarluaskan lewat berbagai media dan sarana.

 

“Rumah Makan ini, saya konsep menjadi sarana untuk makan sambil belajar kebudayaan Jawa. Mulai dari filosofi dan suasana, arsitektur bangunan, jenis kuliner, fasilitas digital, hingga perpustakaan kami sediakan di rumah makan ini. Harapannya ketika pulang, para pengunjung tidak hanya membawa rasa kenyang, tapi juga ilmu dan inspirasi,” ungkap Sutrisna yang juga sempat menjabat sebagai Sekretaris Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemristekdikti, dalam Talkshow Pembukaan Rumah Makan bersama Komunitas SEVIMA, Sabtu (04/09) pagi.

 

Belajar Budaya Jawa Lewat Suasana Rumah Makan

 

Pelajaran budaya Jawa, lanjut Sutrisna, dapat dipetik masyarakat sejak menginjakkan kaki di pintu masuk restoran. Para pengunjung akan disuguhkan dengan artefak-artefak Jawa. Diiringi dengan kesejukan rumah makan yang berada di pinggir sawah dengan view pemandangan menghadap ke Gunung Merapi, belajar budaya Jawa sembari menyantap hidangan dikondisikan senyaman mungkin.

 

“Kesejukan dan artefak Jawa yang kami tampilkan, melambangkan filosofi yang sekaligus menjadi nama rumah makan ini: Bale Reren. Bale artinya Balai, tempat berkumpul dan bercengkrama, dan Reren artinya beristirahat, leyeh-leyeh. Sudah menjadi budaya jawa ketika berkumpul dan beristirahat, tali silaturahim terjalin, pengetahuan bertambah,” ungkap Sutrisna.

 

Arsitektur rumah makan juga sangat kenal budaya Jawa. Tidak seperti rumah makan bernuansa Jawa pada umumnya yang menggunakan Joglo, Sutrisna memilih Gazebo dan model limasan untuk rumah makan.

 

Alasannya, jika menilik sejarah, joglo justru bangunan yang disakralkan. Namun kini cukup jamak digunakan dalam bangunan jawa karena dianggap mudah untuk menyimbolkan nuansa kejawaan. “Bangunan limasan ini, sambil makan, sambil kita akan kenalkan kepada masyarakat sebagai warisan budaya Jawa,” lanjut Sutrisna.

 

Pelajaran selanjutnya, bisa dipetik dari fasilitas digital hingga perpustakaan. Rumah makan ini menyediakan banyak bacaan bernuansa Jawa yang bisa dinikmati segenap pengunjung. “Wifinya juga kami sediakan kencang. Jadi mahasiswa, pekerja, pendidik bisa membuka Edlink dan Zoom (aplikasi pembelajaran online) dari sini. Sambil baca buku di sini juga, karena banyak perpustakaan sekolah dan kampus masih tutup,” lanjut Sutrisna.

 

      Dimasak dan Dihidangkan Dengan Kayu

 

Soto kayu dan teh poci kayu adalah dua menu spesial yang tersedia di rumah makan ini. Budaya jawa sangat kental terseduh di setiap sendok kuah soto dan cairan teh, karena ia dimasak langsung di tungku tradisional.

 

Beberapa menu bernuansa Jawa seperti pecel, nasi merah, berbagai sayur, juga tersedia di rumah makan ini. Selain disajikan secara prasmanan layaknya nuansa hidangan Jawa di masa lampau, protokol kesehatan tetap dijaga pengelola rumah makan sesuai aturan pemerintah.

 

“Soto dan teh poci, serta berbagai menu, dimasak dan disuguhkan pakai kayu. Karena ketika makanan dimasak pakai kayu, lalu disajikan pakai kayu, rasanya pasti berbeda. Lebih nikmat, khas masakan Jawa,” ungkap Sutrisna.

 

Karena membawa tujuan utama pendidikan, Sutrisna berpesan bahwa para calon pegunjung tak perlu khawatir masalah harga. Beragam menu bisa disantap dengan harga mulai dari belasan ribu rupiah. Selain itu, tersedia juga diskon 20% bagi para pengunjung.

 

“Jadi jangan khawatir masalah harga. Tinggal ketik Bale Reren di Google Maps, dan perjalanan 15 menit dari Bandara Adisucipto Yogyakarta, para pengunjung bisa menyantap hidangan Jawa sekaligus bergotong royong mengenalkan budaya Jawa secara lebih luas lagi,” pungkas Sutrisna.