16 Mei 2022

Halal Bihalal, Herman Deru Resmikan Rumah Perjuangan IKB Manku

Liputansumsel.com

Ajak Masyarakat Mendayun  Jaga Kearifan Lokal


PALEMBANG, Liputansumsel.com, - Gubernur Sumsel H Herman Deru mengajak masyarakat untuk terus berkontribusi dalam menjaga kearifan lokal Sumsel.



Hal itu disampaikannya ketika menghadiri halal bihalal yang digelar Ikatan Keluarga Bersatu Mendayun Komering Ulu Timur (IKB Manku) di kawasan Komplek Sasana Patra Tegal Binangun Palembang, Senin (16/5).



Menurut Herman Deru, banyak langkah yang bisa dilakukan dalam menjaga dan mempertahankan kearifan lokal dan budaya tersebut.



"Salah satunya seperti yang dilakukan IKB Manku ini. Selain mempererat silahturahmi, ini juga dapat menjadi sarana untuk menjaga budaya kita. Contohnya, disini kita dapat berinteraksi dengan menggunakan bahasa dan memakai adat dari daerah kita," kata Herman Deru.



Dia menyebut, kearifan lokal merupakan sebuah warisan yang harus dijaga sehingga tetap lestari.



"Sebab itulah, saya membuat Perda terkait kearifan lokal ini. Ini upaya kita untuk melestarikannya sehingga tidak terlupakan karena kemajuan zaman saat ini," terangnya.



Terkait halal BI halal yang digelar IKB Manku, Gubernur Herman Deru pun memberikan apresiasinya.



Dimana, Herman Deru mengatakan, halal bi halal tersebut merupakan salah satu cara mulia untuk merajut jalinan silahturahmi.



"Halal Bihalal ini cara mulia untuk mempererat silahturahmi. Ini juga sarana sinergitas sehingga organisasi ini semakin solid," paparnya.



Sebagai organisasi masyarakat yang berciri Komering, geliat IKB Manku memang tidak diragukan lagi.



"Anggota IKB Manku ini saling membantu dan mendukung dalam menghadapi apapun. Geliatnya memang terlihat baik di daerah asalnya maupun di Palembang sendiri," imbuhnya.



Selain menghadiri halal Bihalal, Herman Deru juga meresmikan rumah perjuangan IKB Manku. Rumah tersebut sebagai titik pusat perjuangan IKB Manku dalam membantu pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat.



Sementara itu, Ketua Umum IKB Manku Tabrani Marzuki mengatakan, saat ini IKB Manku memiliki ratusan anggota yang tersebar di dua kecamatan di Palembang seperti Kecamatan Plaju dan Kecamatan Seberang Ulu II.



"Sementara memang masih di dua kecamatan tersebut, namun ini terus kita kembangkan. Kita ingin IKB Manku ini menjadi wadah bagi masyarakat Komering khususnya mereka yang berasal dari desa Mendayun," katanya.



Dia pun berkeyakinan jika IKB Manku akan berkembang pesat. Apalagi, Gubernur Herman Deru merupakan putra asli Kabupaten OKU Timur.



"Pak Gubernur ini memang merupakan putra Komering, tapi untuk urusan pembangunan beliau tidak terfokus hanya di kawasan Komering saja. Semua daerah menjadi perhatiannya dan kami sangat bangga," tuturnya.



Dia menyebut, Sumsel sendiri memang membutuhkan sosok pemimpin seperti Gubernur Herman Deru.



"Beliau mencintai 17 kabupaten dan kota di Sumsel ini. Pemerataan pembangunan terus dilakukannya tanpa terkecuali. Sebab itulah, kita tentu mendukung setiap langkah yang dilakukannya," pungkasnya.



Hadir dalam silahturahmi tersebut, Anggota DPRD Kota Palembang M Danu Mirwando, Ketua Panitia Halal bi halal IKB Manku Juli Johansyah, Tokoh Masyarakat IKB Manku H Rusdi Zubir, dan ratusan masyarakat Komering Mendayun OKU Timur.****

Herman Deru Apresiasi Dukungan Masyarakat Percepat Tercapainya Sumsel Religius

Liputansumsel.com

* Letakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Sholawat Nariyah Air Asam Muara Enim


Muara Enim, Liputansumsel.com, - Dalam rangkaian  kunjungan kerjanya ke daerah, Minggu (15/5) siang, Gubernur  Sumatera Selatan (Sumsel) H Herman Deru berkesempatan menghadiri Pengajian Akbar Gebyar Sholawat Nariyah yang dirangkaikan dengan  peletakan batu pertama pembangunan Gedung Sholawat Nariyah bertempat di  Desa Air Asam Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim.

Kehadiran Herman Deru di tempat itu mendapatkan sambutan hangat yang luar biasa dari warga dengan  melantunkan  sholawat oleh para jemaah pengajian Sholawat Nariyah.

"Alhamdulillah saya berkesempatan hadir di desa air asam ini karena memang sudah lama diundang jadi saya harus datang," ucap  Herman Deru mengawali sambutannya.

Herman Deru menambahkan berdirinya gedung sholawat merupakan salah satu wujud dukungan mssyarakat dalam mempercepat  tercapainya Sumsel yang religius.


"Berdirinya gedung sholawat ini juga membuat pemerintah terbantu dalam mewujudkan  program Sumsel religius. Saya apresiasi kepada Bapak Imam Muarif yang kebetulan juga sahabat saya," tuturnya.


Sebab itu Herman Deru memberikan pesan agar para anggota majelis taklim sholawat nariyah  terus melakukan kegiatan agamis yang positif terlebih lagi para anggotanya merupakan mayoritas para kaum ibu.


"Dengan berdirinya majelis taklim di desa ini membuat para kaum ibu-ibu dapat berkegiatan dengan positif. Ibu merupakan  madrasah utama bagi anak sehingga nanti tercipta generasi yang cerdas dan berakhlak mulia. Teruslah lakukan kegiatan positif seperti ini," ucapnya.


Tak hanya itu, dia juga berharap majelis taklim sholawat nariyah dapat menciptakan kegiatan seni yang agamis.


"Selain itu juga saya berharap selain sholawat, kegiatan seni yang agamis juga perlu diciptakan misalkan rabbana dan hadroh yang aktif jadi tidak hanya latihan-latihan saja ikuti lomba-lomba,"harapnya. 


Untuk kelancaran pembangunan gedung Sholawat Nariyah, Herman Deru ikut  membantu sumbangan berupa material untuk menyelesaikan pembangunan gedung tersebut.


Pengurus sekaligus Pengasuh Majelis Taklim Sholawat Nariyah, Imam Muarif menuturkan gedung sholawat nariyah di desa air hitam merupakan gedung sholawat ke 18 yang dibangun di Sumbagsel.


"Gedung yang kami bangun di desa ini merupakan salah satu gedung kami yang ke delapan belas yang kami bangun di Sumbagsel," kata Imam.


Dia mengungkapkan selama pembangunan gedung yang sebelumnya dia merasa haru sebab peletakan batu pertama gedung sholawat nariyah dilakukan langsung oleh Gubernur Sumsel H. Herman Deru. 


"Istimewanya hari ini adalah peletakan batu pertama ini dilakukan langsung oleh Gubernur Sumsel. Terima kasih banyak atas kehadiran bapak gubernur ditengah kesibukannya sudah menyempatkan hadir disini, ungkapnya.


Diketahui juga gedung Sholawat Nariyah akan dibangun diatas  lahan dengan luasa   200 meter persegi, dengan jumlah anggota majelis  taklimnya sekitar   800 orang.


Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Plh. Bupati Muara Enim, Kurniawan, Sekda Muara Enim, Emran Tabrani, Ketua Majelis Taklim Sholawat Nariyah, Sunarto, Pengurus sekaligus Pengasuh Majelis Taklim Sholawat Nariyah, Imam Muarif, Kepala Desa Air Asam, Armansyah, dan Camat Lubai, Faisal Al-Ahmad.*******

15 Mei 2022

HMS3 dan IKBALMAROM Bantu Pembangunan Gedung Kelas Rumah Quraan Al Uswah

Liputansumsel.com

 


MUARAENIM,liputansumsel.com - Himpunan Mahasiswa Semennde Sumatera Selatan (HMS3) Cabang Muara Enim Sumsel, dan  Ikatan Keluarga Besar Alumni Ma'had Al Hormain (IKBALMAROM) Cabang Muaraenim, menggelar gotong royong pembangunan Gedung Kelas Rumah Quraan Al Uswah, Kelurahan Air Lintang Muaraenim.



Pantauan wartawan di lapangan, puluhan mahasiswa dan iqbal marom ini, bahu membahu, dari mengangkat pondok hingga menyiapkan lahan untuk pembangunan Gedung kelas al Uswah.



Ketua HMS3, Muslim Ansori menyampaikan, mahasiswa semende muara enim, berusaha meningkatkan kwalitas diri, dengan menyumbangkan tenaga untuk keberlangsungan pendidikan agama di buminserasan sekundang ini.



"Kami berusaha berbuat dan menjalankan program kerja kami, untuk kemajuan HMS3 dan Kabupaten Muara Enim," pungkasnya.



Ketua IKBALMAROM, Hidayatullah, S.Pd menuturkan, melalui kegiatan gotong royong ini dapat menumbuhkan kebersamaan dan kekuatan sesama alumni serta membantu pembangunan wadah pendidikan islamiyah. Hal ini dilaksanakan karena sesuai dengan visi misi IQBALMAROM  ini sendiri.



"Mudah-mudahan dengan gotong royong di RumahbQur'an Al Uswah dapat membawa keberqahan dan manfaat bagi ummat muslim umumnya, dan khususnya untuk rumah Quraan Al Uswah," ungkap Hidayatullah.



Lebih jauh Hidayatullah menambahkan, kebersamaan gotongroyong ini dilaksanakan, sebab pimpinan rumah Qur'an Al Uswah ini, merupakan salah satu alumni Al Harmoin.



"Pimpinan Al Uswah merupakan alumni, kan kita salung mendukung, salah satu caranya kami sedeqah tenaga, demi kelanjutan pendidikan islam, khususnya di Kabupaten Muaraenim," pungkasnya.


Sementara Pimpinan Rumaah Qur'an Al Uswah Ustad Hajrul Rahman, S.Pd.I menyampaikan ucapan terimakasih kepada Pengurus dan Anggita HMS3 dan Ikbal Marom yang telah menyumbangkan tenaga dalam pembangunan kelas rumah Qur'an Al Uswah ini.


"Semoga apa yang dilakukan hari ini oleh HMS3 dan Ikbalmarom menjadi amal jariyah, dan kami sampaikan terimakasih yang sebanyak-banyaknya," pungkasnya.

Ini Pesan Kakanwil Kemenkumham Sumsel kepada PIPAS Sumsel

Liputansumsel.com


Palembang,liputansumsel.com - Paguyuban Ibu-Ibu Pemasyarakatan (PIPAS) Sumatera Selatan menggelar pertemuan rutin Sabtu (14/5) di Aula Kanwil Kemenkumham Sumsel. Kegiatan tersebut dihadiri  oleh Kakanwil Kemenkumham Sumsel Harun Sulianto selaku pelindung PIPAS Sumsel.


Dalam arahannya, Kakanwil Harun mengajak para istri Kalapas, Ka Rutan, Ka LPKA, Ka Bapas dan Ka Rupbasan tersebut untuk senantiasa mensyukuri nikmat dan karunia yang telah diterima, juga harus jaga kesehatan dan lakukan  prokes ketat cegah covid 19 dan hepatitis.kemudian  bijaksana dlm bermedsos, hindari posting yang dapat melukai rasa keadilan masyarakat dan terapkan pola hidup sederhana.


Kakanwil Harun Juga minta anggota PIPAS Sumsel untuk memahami tugas suami yang membina orang yang berhadapan dengan hukum, yang terkadang bekerja pagi, siang, malam sehingga perlu semangat dari istri. 


“Untuk itu agar anggota PIPAS harus  jadi penasehat bagi suaminya, sebagai pendorong dan menguatkan para suami agar bekerja dengan baik”, kata Kakanwil Harun.


Selain itu harus selalu menyenangkan suami dan menjaga kehormatan suami. “Kalau ada masalah rumah tangga, sebaiknya diselesaikan berdua saja, jangan diumbar kepihak lain“, pinta Mantan Kalapas Merah Mata Palembang.


Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Divisi Pemasyarakatan kemenkumham sumsel Bambang Haryanto, pembina PIPAS Sumsel, Ny I Gusti Ayu Puti Ari Harun, Ketua PIPAS Sumel Ny Bambang Haryanto  dan para pengurus dan anggota PIPAS Sumel.

Viral di Medsos, Sholat Di Masjid Terapung Bayar Rp 5000

Liputansumsel.com


Padang, Painan, Liputansumsel.com -- Setelah ribut-ribut di media sosial, kini Masjid Samudera Ilahi atau Masjid Terapung di kawasan wisata Pantai Carocok Painan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, semakin terkenal.


Sebelumnya, masjid ini viral di media sosial Facebook lantaran petugas retribusi meminta uang Rp5000 kepada pengunjung yang hendak menunaikan ibadah Salat Zuhur. Disisi lain, pengunjung menyebut pos retribusi yang sebelumnya berada dibelakang masjid, namun saat itu posisinya berada di depan masjid. Dengan pemandangan seperti itu, seolah-olah pengunjung yang hendak menunaikan ibadah salat ke Masjid Terapung Samudera Ilahi harus membayar.


Terkait viral nya Masjid Terapung Samudera Ilahi di Pantai Carocok Painan, Sekretaris Daerah Kabupaten Pesisir Selatan (Sekdakab Pessel), Mawardi Roska angkat bicara. Dalam keterangan resminya, Sabtu (14/5/2022). Sekda menyebut, 


Pengunjung dengan tujuan wisata berbayar sebesar Rp5 ribu per orang, hal itu telah sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Retribusi Jasa Usaha.


“Jadi, yang berbayar itu adalah masuk kawasan wisata Pantai Carocok Painan, bukan masuk Masjid Terapung,” ujar Sekda menjelaskan.


Sekda mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memviralkan keberadaan Masjid Terapung Samudera Ilahi di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Pihaknya menilai hal itu sebagai bentuk promosi wisata gratis bagi daerah.


Ucapan terimakasih juga disampaikan Sekda kepada sejumlah pihak yang turut menanggapi persoalan viral nya Masjid Terapung di Pessel. Semua kritik dan saran, kata dia, bakal dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi pemerintah daerah kedepannya.


“Dengan kejadian ini, membuka pintu untuk masuk ke persoalan yang sebenarnya. Namun, yang paling penting diniatkan untuk memajukan daerah. Dan kita minta ampun kepada Allah SWT jika ada terbesit sekecil apapun di hati untuk meangkuhkan diri, menyalahkan, apalagi sampai mendosakan seseorang. Sebab, itu domainnya yang maha kuasa,” ucap Sekda.


Lebih lanjut dijelaskan Sekda, ada 10 poin terkait keberadaan kawasan objek wisata Pantai Carocok Painan, Kabupaten Pesisir Selatan.


1. Sebagian besar daratan/tanahnya adalah milik adat (kaum) dan hak milik sendiri, hanya tanah hasil reklamasi pantai (penimbunan laut) yang milik Pemda. Batu Kereta, Pasir Pulau Cingkuak milik adat/kaum (kecuali tanah dalam ex Benteng Pulau Cingkuak milik negara). Tanah milik Pemda lainnya adalah jalan tembus dari jembatan batang Salido ke Carocok, dan jalan ke puncak Bukit Langkisau.


2. Di atas reklamasi pantai/laut, telah dibangun beberapa fasilitas pendukung pariwisata (parkir, land mark pantai Carocok, tempat berdagang, dermaga pendaratan kapal wisata, jembatan di atas laut, pentas, masjid Samudera Ilahi (masjid apung), pedestarian pantai (tempat berjalan kaki), lampu taman dan lampu high masht serta fasilitas lainnya.


3. Terhadap jasa yang disediakan ini, sesuai dengan regulasi yang ada, telah ditetapkan dengan Perda untuk tarif masuk kawasan wisata pantai Carocok sebesar Rp5000 per orang dan tarif angkutan kapal wisata dan alat sarpras bermain air milik pemda lainnya, (sekarang kapal dan sarpras bermain air milik pemda tidak dioperasikan lagi).


4. Di atas tanah milik adat dan hak milik sendiri yang berada dalam kawasan ini, ada rumah penduduk dengan berbagai aktifitas, baik sebagai tempat tinggal maupun sebagai tempat penyedia jasa pendukung pariwisata.


5. Antara tanah milik Pemda dan tanah milik masyarakat belum ada pagar (pagar dimaksud untuk menghilangkan akses masuk wisatawan yang ilegal), serta pintu masuk yang representatif sebagai objek wisata.


6. Semua pengunjung yang masuk dengan karcis, sejak 15 tahun lalu telah diasuransikan, begitu juga dengan penumpang dan ABK kapal wisata.


7. Para pedagang dan penyedia jasa pariwisata, baik di dalam kawasan maupun di sekitar kawasan belum dipungut pajak, karena wisata harus mendatangkan kesejahteraan kepada masyarakat.


8. Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis), pemandu wisata, home stay, kuliner, kelompok perahu wisata, pedagang sudah ada, dan dilakukan pelatihan guna peningkatan kapasitas (sering kali). Juga kepada kapal wisata kita berikan bantuan jaket pelampung bagi penumpang.


9. Kelembagaan dan manajemen pengelolaannya sampai saat ini masih melekat dengan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga, Satpol PP, Kebersihan (Dinas Perkimtan, LH), parkir dengan Dinas Perhubungan, Posko Kesehatan dengan Dinas Kesehatan, BPBD serta bantuan tenaga dari Polri dan TNI.


10. Perda tentang BUMD yang akan mengelola objek wisata telah ada, tapi masih belum dilaksanakan, karena berbagai alasan dan pertimbangan teknis lapangan.


Terhadap viralnya pos retribusi di depan masjid terapung sebagai tempat penjualan tiket masuk kawasan wisata, Sekda mempertegas bahwa pemungutan karcis masuk objek wisata sebesar Rp5000 per orang adalah amanah dari Perda.


“Tempat pemungutannya dekat masjid memang benar, dan ini kami memang menyadari dari awal akan mudah diplintir. Akan tetapi karena kondisi lapangan (yang mudah untuk mengarahkan pengunjung ke satu titik), karena banyaknya pintu masuk, serta target PAD dari sektor retribusi wisata Pantai Carocok yang telah ditetapkan, dan harus ditunaikan Pemda lah hal ini terjadi,” katanya.


Selain itu, lanjut Sekda, keluhan-keluhan pengunjung, baik di kawasan yang dikelola Pemda maupun yang dikelola pihak lain diakuinya memang banyak. Hal itu menjadi energi bagi Pemda untuk perbaikan ke depannya, dan diharapkan kepada semua pihak untuk tetap proporsional.


Sekda menilai, viralnya pungutan retribusi terhadap pengunjung beberapa waktu lalu, akan menjadi penasaran bagi wisatawan lainnya untuk berkunjung.


“Ya, dengan viralnya ini, mungkin saja orang yang belum kenal akan semakin penasaran untuk datang ke Kabupaten Pesisir Selatan. Mereka tentu penasaran untuk membuktikan kebenaran isu tersebut. Kami melihat ini sebagai promosi daerah. Sebab, untuk biaya promosi suatu produk adalah sangat besar dan Pemda belum mampu untuk membiayainya, maka dengan viralnya ini membantu Pemda mempromosikannya,” ujarnya.


Sekda menuturkan, terlepas dari kesan baik atau buruknya hal tersebut, menurutnya kejadian itu telah membranding kawasan wisata pantai Carocok Painan. Alhasil, sedikit atau banyak orang akan penasaran untuk berkunjung ke daerah berjuluk Negeri Sejuta Pesona itu.(EL).