24 September 2023

GNPF Ulama OKU Kecam Dan Kutuk Kezoliman Pada Masyarakat Melayu Rempang

Liputansumsel.com


Baturaja,liputansumsel.com - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama OKU mengecam dan mengutuk keras atas kezoliman yang telah dilakukan kepada masyarakat Melayu Rempang, Kepulauan Riau (Kepri).


Hal tersebut disampaikan Ketua GNPF Ulama OKU H. Alikhan Ibrahim, S.IP kepada media ini pada Minggu pagi (24/9/23).


Lebih lanjut, H. Alikhan mengatakan pernyataan kecaman dan kutukan tersebut juga didukung oleh beberapa ustadz-ustadz Senior yang tergabung dalam GNPF Ulama OKU pada rapat internal mereka beberapa waktu lalu. 

"Intinya kami mendesak tindakan kezoliman terhadap masyarakat Melayu Rempang segera dihentikan oleh pemerintah dan aparat keamanan disana. Kami juga meminta pihak berwenang disana lebih mengedepankan pendekatan persuasif dan dialogis atau musyawarah mufakat sesuai dengan Sila-sila dalam Pancasila, ketimbang memaksakan tindakan represif demi kepentingan segelintir pihak Oligarki yang berambisi mendapat proyek tertentu," tegasnya.


Ditambahkan H. Alikhan , GNPF Ulama OKU juga mendukung Mosi Tidak Percaya oleh GNPF Ulama Pusat, PA 212, dan FPI kepada Presiden RI.


Kecaman juga disampaikan ustadz senior GNPF Ulama OKU lainnya. KH. Rokhmat Subeki, S.Ag, M.Si dan Drs. KH. Romzah, Ahz yang juga menyatakan bahwa apapun bentuknya kezoliman di muka bumi ini harus ditentang. 

"Kami intinya menentang kezoliman yang telah dilakukan kepada masyarakat Melayu Rempang sebab sudah jelas di dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat telah dinyatakan bahwa Pemerintah Negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Jadi kita bisa simpulkan, kezoliman yang dilakukan sudah secara nyata-nyata melanggar Pembukaan UUD 1945 pada alinea tersebut," tegas mereka.


(Duan)

Menuju Tanjung Enim Kota Wisata, 200 Penggiat Seni Reog dan Pegon Ikuti Pelatihan Seni Tari Multikultural

Liputansumsel.com


Muara Enim - Liputansumsel.com--Salah satu upaya untuk mendukung dan mewujudkan Tanjung Enim sebagai Tujuan Kota  Wisata (Kowis), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melalui Tim Kowis PTBA menggelar Workshop dan Pelatihan Seni Tari Multikultural Reog & Pegon selama 2 hari, 23-24 September 2023, di Gedung Serba Guna (GSG) Tanah Putih Tanjung Enim yang melibatkan 200 penggiat seni yang berasal dari 18 Paguyuban Reog & Pegon yang ada di Tanjung Enim Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim. 


Mewakili Manajemen PTBA, Ketua Bidang Kesenian Budaya dan Kearifan Lokal Tim Implementasi Tanjung Enim Tujuan Kota Wisata Yuhendri Wisra mengatakan bahwa Workshop dan Pelatihan Seni Tari Multikultural Reog & Pegon ini merupakan bagian dari Program Gong Enim.


"Program Gong Enim dari Bidang Kesenian Budaya dan Kearifan Lokal Tim Implementasi Tanjung Enim Kota Tujuan Wisata bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari kesenian multikultural Reog serta Pegon yang merupakan kesenian yang berkembang dengan baik di tengah masyarakat Tanjung Enim," jelasnya.


Ia menuturkan, program ini menjadi kepedulian Tim Bidang Budaya Kowis untuk pengembangan kesenian yang dibina secara langsung.


Latar belakang program ini dinamakan Gong Enim, karena di setiap kesenian baik lokal maupun multikultural, Gong selalu ada di musik pengiring.


Ia menegaskan bahwa Kehadiran Tim Kowis PTBA menjadi pengiring dan pendukung rekan-rekan kesenian semua, serta sebagai proses multikulturasi tetap disematkan nama Enim untuk mengingatkan di mana asal keberadaan.


"Dan diharapkan setelah pelaksanaan program ini, mutu penyajian kesenian Reog dan Pegon di Lawang Kidul menjadi lebih baik," ungkapnya.


Sementara itu, Budi Lesmono selaku perwakilan Tim Implementasi Tanjung Enim Tujuan Kota Wisata mengatakan bahwa PTBA mengembangkan kesenian daerah Reog & Pegon melalui workshop dan pelatihan agar bisa terwadahi menjadi komunitas yang sangat menarik.


"Kalau itu bisa terwadahi dengan baik tentunya akan menarik minat pengunjung, khususnya yang di luar kota, bahwa Tanjung Enim itu layak dikunjungi sebagai kota tujuan wisata, karena kita punya seni budaya yang terstruktur rapi dan bisa menjadi tontonan yang menarik," ujarnya.


Ia berharap semua kegiatan seni nantinya akan terwadahi bagi masyarakat sehingga mempunyai nilai tambah, khususnya untuk Tanjung Enim dan Muara Enim.


"Tentunya kalau ini sudah tercapai akan menumbuhkan perekonomian setempat, ini sebenarnya sasaran dari kegiatan seni yang ke arah profesional," tuturnya.


Nantinya menurut Budi tidak hanya Reog & Pegon yang akan dikembangkan, tapi juga kesenian-kesenian lainnya yang memiliki potensi.


"Kita nanti akan melihat potensi mana yang banyak dan akan berkembang, itu yang nanti akan kita eksplor," kata Budi.


Adapun Narasumber hebat yang mumpuni di bidang kesenian dihadirkan Tim Kowis Bukit Asam dalam kegiatan ini, yaitu Achmad Dipoyono, S.Sn., M.Sn., Siska Hariyati, S.Sn., dan Setyaji. Ketiganya merupakan praktisi, penari kesenian Jawa sekaligus sebagai akademisi.

Kadis Perikanan Kabupaten Muara Enim Bantah Soal Penipuan Dan Penggelapan

Liputansumsel.com


Muara Enim, Liputansumsel.com--Terkait adanya pemberitaan di salah satu media online yang beredar sebelumnya, secara faktanya itu tidak benar dan tidak berdasar.


Hal ini diungkapkan Kuasa Hukum Syarief Fathul Mubin SH MKn didampingi Soeheindra Tamzil SH dan KGS M Tezzi Jayansyah SH saat dikonfirmasi mengatakan, pada intinya dari berita yang beredar dari media online yang sebelumnya menuduhkan klien kami tersebut tidak benar dan tak berdasar.


“Secara faktanya itu tidak benar dan tidak berdasar,” terang Syarief Fathul Mubin SH MKn kepada wartawan, Sabtu (23/9/2022) sore di Palembang via whatsapp.


Lebih lanjut, Syarief menuturkan dengan adanya mencatut nama klien kita itu selaku Kepala Dinas (Kadis) Perikanan di Kabupaten Muara Enim maka beliau sebagai pejabat publik dan bersangkutan merasa tidak nyaman dengan pemberitaan tersebut.


“Dengan adanya berita tersebut, kemungkinan ke depannya klien kami akan melakukan upaya hukum kepada yang bersangkutan,” ujarnya.


Hingga kini, Syarief menjelaskan bahwa pihaknya belum membuat laporan polisi. Untuk saat ini kita belum melapor yang bersangkutan serta yang memberitakan tersebut.


Lebih jauh dikatakan Syarief bahwa mereka telah menuduh klien kami telah menggelapkan uang sebesar Rp 100 juta. Dan menurut keterangan klien kami itu tidak benar,” tegasnya.


Syarief berharap, dengan adanya kasus ini berita tersebut pihaknya juga bisa mengklarifikasi melalui media tersebut juga. “Bukan hanya sekedar membantah tetapi terkadang stigma sanksi sosial lebih berat dari pada lainnya,” pungkasnya.


Seperti diberitakan media online tersebut bahwa Oknum Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Muara Enim inisial MF telah di laporkan ke Polrestabes Palembang. Atas dugaan penipuan dan  penggelapan, yang terjadi pada Rabu (26/7/2023) di Jalan AKBP Agustjik Palembang.


Dikutip dalam berita perkaranya proyek pembangunan balai benih bibit ikan di Kabupaten Muara Enim. Dan terlapor meminta sejumlah uang untuk biaya administrasi, dan oleh pelapor diberikan Uang Rp 100 juta.

23 September 2023

Jalankan Tata Kelola Perusahaan yang Baik, Bukit Asam (PTBA) Raih Penghargaan

Liputansumsel.com


Muara Enim, Liputansumsel.com--Komitmen PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dalam menjalankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) kembali mendapat apresiasi. 


Dalam ajang The 14th Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) Corporate Governance Conference & Award, PTBA meraih penghargaan Best State Owned Enterprises 2023 dan Top 50 Big Capitalization Public Listed Company. Penghargaan ini diberikan karena PTBA dinilai telah mengimplementasikan GCG dengan sangat baik.


Penghargaan diterima oleh VP Sistem Manajemen Perusahaan & GCG PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Tri Ubaya Sakti di Jakarta, Senin (18/9/2023).


Terkait penghargaan ini, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus menjalankan kaidah-kaidah tata kelola perusahaan yang baik di setiap lini Perusahaan.


"Apresiasi ini menjadi penyemangat bagi kami untuk semakin memperkuat praktek GCG sebagai pondasi atas pengelolaan entitas usaha yang akuntabel," kata Arsal Ismail.


Arsal mengungkapkan bahwa penerapan prinsip GCG salah satunya melalui Whistleblowing System (WBS) atau mekanisme penyampaian penanganan pengaduan dugaan tindak pidana korupsi (tipikor) melalui berbagai media.


Sejak 2020 lalu, PTBA resmi menjadi perusahaan tambang pelat merah pertama yang memperoleh Sistem Manajemen Anti Penyuapan ISO 37001:2016 yang diaudit oleh PT British Standards Institution Group Indonesia (BSI Group Indonesia).


Beberapa catatan positif pada proses audit sertifikasi ini menyebutkan, PTBA konsisten mengimplementasikan GCG lebih dari 10 tahun dan telah memiliki Enterprise Risk Management System dan Seluruh Unit Bisnis melakukan mitigasi peluang terjadinya Penyuapan atau Gratifikasi. 


"Melalui implementasi prinsip GCG secara konsisten dan menyeluruh, PTBA meyakini mampu meraih tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang, mencapai pertumbuhan dan imbal hasil yang maksimal, sehingga menciptakan bisnis yang bertumbuh dan berkembang," ujarnya.


Untuk memastikan efektivitas penerapan GCG di lingkungan Perusahaan, PTBA secara berkala melakukan penilaian implementasi GCG sebagai wujud mekanisme check & balance untuk mengetahui tingkat kecukupan penerapan GCG di Perusahaan. 


Penilaian yang dilakukan Perusahaan saat ini masih mengacu pada Surat Keputusan Sekretaris Menteri BUMN No. 16/S. MBU/2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Badan Usaha Milik Negara.


"Dengan diterapkannya penilaian ini, Perusahaan mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif mengenai area atau fokus pengembangan aspek GCG yang perlu diperhatikan setiap tahunnya. Kami terus melakukan evaluasi untuk penerapan kaidah GCG yang berkelanjutan," tutupnya.

PDBI Prabumulih Dapat 7 Mendali Di Ajang PORPROV 2023 Di Lahat

Liputansumsel.com


Prabumulih,liputansumsel.com--Bersama satuan drumband binaan PDBI “ gema swara prabumulih “ dapat meraih 3 medali emas , 3 medali perak , 1 medali perunggu di ajang Poprov 2023 di Kabupaten Lahat.


Di ketahui Drumband tersebut tergabung dalam PDBI Prabumulih, yang di ketuai Syamdakir Edy Hamid ST MSi,

"Kerja keras atlit drumband tergabung dalam PDBI Prabumulih, selama 2 bulan berlatih hingga para siswa  meninggalkan sekolah menghadapi PORPROV 2023 di Kabupaten Lahat berbuah manis."

Setidaknya, atlit drumband Prabumulih telah menyumbangkan 7 medali bagi Kota Nanas ini,

Dalam pesan singkatnya Samdakir menjelaskan kalau PDBI  memperoleh 7 Mendali.
"Pdbi prabumulih , bersama satuan drumband binaan pdbi “ gema swara prabumulih “  alhamdulillah dapat meraih 3 medali emas , 3 medali perak , 1 medali perunggu .pada jum'ad (23/09)

Perolehan mendali tersebut  Antara lain, 3 emas, 3 perak, dan 1 perunggu. “ 3 emas LKKB putra dan putri. 3 perak LUG, LBB,LBJP putra. Dan, 1 perak LBJP putri,”  ,ungkap Samdakir

Dirinya mengucapakan terima kasih kepada atlit yang sudah berkerja keras dan membuahkan hasil yang manis sehingga dapat merebut 7 medali.

Masih di jelaskan samdakir, Meski ketiadaan anggaran, kita bisa membuktikan kalau drumband PDBI Prabumulih tetap bisa mengharumkan nama Prabumulih dan mengukir prestasi. “Kita terus memotivasi dan semangat, agar mengukir prestasi,” tutupnya