23 November 2016

PROYEK RUSUNAWA PRABUMULIH MINIM PENGAWASAN TERKESAN ASAL JADI

Liputansumsel.com
Prabumulih. Liputansumsel.com
pembangunan Proyek Nasional Rusunawa kota Prabumulih  ber lokasi sebelah islamic Center terkesan asal jadi dan kurang pengawasan. pantauan liputan Sumsel.com di lapangan, Selasa (22/11),Di lokasi proyek ini tidak terdapat papan proyek selain itu  pengawas proyek yang jarang ada ditempat sehingga awak media dan LSM sulit melakukan pengawasan.

Ketua LSM Laki kota Prabumulih Mulwadi sangat menyayangkan pembangunan Proyek Rusunawa,karena hanya menghambur-hamburkan uang negara.pasalnya,pembangunan proyek tersebut berada di sebelah islamic Center jauh dari keramaian selain itu tidak adanya transportasi umum yang melintas di lokasi.
"tidak ada taksi yang beroperasi disana,t tempatnya masih hutan,dan kalaupun jadi apa ada masyarakat yg mau tinggal disana??kalau tidak ada, kan mubazir sama saja menghamburkan uang negara,"ujar Mulwadi.

Selain itu,Lanjut Mulwadi Proyek ini penuh dengan teka teki,selain tidak memiliki Proyek,masa pengerjaan proyek ini pun masih tanda tanya,mengingat posisi pembangunan Proyek diragukan akan selesai akhir tahun ini.selain itu juga proyek ini diduga belum memiliki IMB dan AMDAL.

"tak hanya itu,Masalah pengawasan itu penting agar tidak terkesan asal jadi dan keselamatan serta kualitas bangunan harus tetap diperhatikan.dilapangan kami tidak melihat pekerja menggunakan safety seperti sepatu dan helm.nah,jangan-jangan pekerja ini juga tidak terdaftar di BPJS ketenagakerjaan,j tegas mulwadi
Mulwadi berharap,Dalam proses pembangunan harus diawasi secara ketat sehingga nantinya pembangunan Rusunawa bisa bermanfaat bagi penghuni.(LS01)

17 November 2016

Masyarakat OKU Tak Bisa Cetak E-KTP

Liputansumsel.com


*Server Induk di Sambar Petir

Baturaja, Liputansumsel.com ,-Masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Propinsi Sumatera Selatan (Sumsel), terpaksa menunda keinginannya untuk mengurus dan mendapatkan KTP Elektronik (E-KTP) dikarenakan server induk yang dimiliki Dinas Kependudukan dan cacatan Sipil (Disdukcapil)OKU di sambar petir.

   Akibat kerusakan server induk Disdukcapil itu, banyak masyartakat yang sudah merekam E-KTP maupun yang akan mengurus dta kependudukan lainnya mengalami kegagalan.

   Hal ini diungkapkan oleh Kadisdukcapil OKU, H Ajahari melalui Kabid Kependudukan, Rasidi Markah di ruang kerjnya, Selas (15/11) kepada wartawan.

“Memang sepekan ini kita belum dapat melayani cetak E-KTP dan dokumen kependudukan lainnya krena servernya disambar petir”, terangnya.

Soal kapan masyarakat dapat mengurus dokumen kependudukan,  Rasidi belum bias menjelaskannya secara pasti. “Saat ini pihaknya hanya bisa menerima warga yang akan mengurus dokumen saja, sedangkan untuk pencetakannya belum bisa dipastikan”, paparnya.

Pelayanan soal dokumen kependudukan tetap berjalan  seperti biasa, tetapi  bagi masyarakat yang sudah memerlukan dokumen  tersebut akan diberikan surat keterangan bahwa dokumen yang bersangkutan masih dalam proses yang dikeluarkan  oleh Disdukcapil.

Pencetakan E-KTP pihaknya memang mendapat edaran dari Kementrian Dalam Negeri, Disdukcapil wajib memberikan Surat Keterangan E-KTP Sementara yang di lkarenakan blangko KTP nya belum ada.Bukan hanya dokumen kependudukan berupa KTP saja yang belum bisa dicetak, seperti KK, Akte Kelahiran, Akte Kematian, Akte Pernikahan, serta Surat Pindah datang juga belum bisa dicetak.

“Setelah mengalami perbaikan server, mudah-mudahan  dalam waktu dekat dapat melayani pembuatan E KTP. Dan bila   tidak bisa lagi terpaksa kita bawa ke Palembang,"tegasnya. (Dwj. Editor: Muslimin Baijuri)

12 November 2016

Komjend. (Purn) Susno Duadji: Jadi Pejabat Berarti Sudah Membuka Pintu Neraka

Liputansumsel.com


Baturaja, Liputansumsel.com,-Mantan Kabareskrim Polri, Komjend. Pol (Purn) Susno Duadji menegaskan menjadi seorang pejabat seperti Presiden, Gubernur dan atau Bupati berarti sudah membuka satu pintu kaki melangkah ke neraka. Namun bila jabatan itu di emban dengan ihklas dan amanah maka membuka pintu ke syurga.
                        Hal ini dinyatakan Susno dalam  acara silaturrahmi dengan masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Sumsel, Kamis malam (10/11) sekitar pukul 20.00 wib di RM Sekar Senja Baturaja.
            Hadir dalam pertemuan tersebut, tokoh masyarakat, tokoh agama, anggota DPRD OKU diantaranya tokoh masyarakat Semende di OKU,  Sinaruddin, H. Ali Khan Ibrahim beserta tokoh agama dari MUI, dan anggota DPRD OKU, Malkomar Du’I dari PKB, Ferlan dari PDI serta tokoh parpol lainnya.
            Susno mengatakan, kalau ada yang bertanya apakah saya mencalonkan Gubernur Sumsel atau tidak untuk 2018 mendatang, jawabnya dia belum ada jawaban. Namun soal jabatan itu adalah amanah. “Bila Allah berkehendak, kun fa yakun, maka siapa saja yang dikehendak Allah pasti jadi”, ucapnya.
            Kalau ditanya banyak yang sekarang ini mencuat di social media (sosmed), ada pemuda pendukung Susno dan kelompok lainnya itu mereka secara sukarelawan mengharapkan saya untuk maju menjadi calon Gubernur Sumsel. “Tapi tidak ada satupun dari kelompok-kelompok tersebut yang saya danai dan sampai sekarang saya belum ada jawaban untuk itu dan s”, jelasnya.
            Menurut Susno, yang terpenting dari apakah dirinya mencalonkan atau tidak, baik atas keinginan masyarakat atau hatinya tergerak untuk maju sebagai Gubernur, khususnya Pemilihan Gubernur Sumatera Selatan nantinya, harus klik and clear. “Pelaksanaan harus bersih”tegasnya.
            Kalau pelaksanaan Pilgub Sumsel masih seperti yang sudah-sudah, masyarakat disuguhkan permainan kotor dengan bermain politik uang dan sebagainya, maka tugas kita sebagai masyarakat Sumsel untuk merubahnya dulu. “Karena kalau pilgub Sumsel masih berjalan sebagaimana sebelumnya, permainannya kotor, masih menganut system bapak, anak ikut pencalonan seperti kerajaan saja, maka tentu itu akan melahirkan pemimpin kotor. Bagaimana Sumsel akan menjadi propinsi yang hebat kalau cara kotor masih saja diterapkan”, cetusnya.
            Bukan soal pilkada itu saja, menurut Susno,  Indonesia sebagai Negara besar   dengan berbagai macam potensinya, anak negeri ini masih saja terjajah. Baik dari sisi perekonomian, perdagangan, dan sebagainya. Seperti soal penjualan ubi racun saja. Yang semula harganya Rp. 1500/kg, sekarang bisa di bawa Rp 500. Mengapa itu bias terjadi karena perusahaan besar mempermainkannya karena dikelola oleh segelintir perusahaan besar. Mestinya Negara turut campur mengaturnya bukan diserahkan kepada swasta. “makanya masyarakat kecil selalu dirugikan”, ucapnya sedih
            Susno mengajak kepada masyarakat OKU, untuk secara bersama-sama melakukan perubahan agar negeri ini mendapat pemimpin yang amanah yang mampu membawa negeri ini kearah yang maju. “Jadi jangan  jual kepala kita (hak suara,red) saat pilkada berlangsung agar kita mampu melahirkan pemimpin amanah dan itu menjadi tugas kita bersama”, tegas Susno.
            Sementara itu, dalam sesi dialog, tokoh masyarakat OKU, H Ali Khan Ibrahim mengatakan dengan mendapat penjelaskan Susno tentang politik jelang pilkada Sumsel, perekonomian, dan lain-lainnya itu, maka sudah selayaknya masyarakat Sumsel untuk dapat mendukung dan menjadikan  Susno Duaji sebagai Gubernur Sumsel. (muslimin)

10 November 2016

PT.Rekind:Dugaan Pungli,Hanya Miskomunikasi

Liputansumsel.com
PRABUMULIH, liputan Sumsel.com - Menanggapi pemberitaan media online dan media massa tentang adanya dugaan tindak pidana pungli yang dilakukan oleh oknum pekerja saat pemasangan jaringan gas rumah tangga mendapat tanggapan dari Konsorsium Perusahaan Pelaksana Proyek Jaringan Gas Kota di Prabumulih.
PT Rekayasa Industri (Rekind) yang di konfirmasi Portal ini mengungkapkan, adanya dugaan Pungutan Liar (Pungli) oleh oknum dari PT. Rekayasa Industri (Rekind) yang terjadi pada proyek pemasangan sambungan Rumah Tangga (SR) pada rumah Darmadi salah satu warga di Kelurahan Sukajadi yang sempat diberitakan oleh beberapa media baik cetak maupun online sesungguhnya tidak benar.
Dikatakan, informasi tersebut hanya sekedar kesalahpahaman. “Pungli itu tidak ada, hanya kesalahpahaman saja,” ujar Sukma ComDev PT Rekind kepada sejumlah wartawan, Rabu (9/11/2016).
Menurutnya, pemasangan SR dirumah Darmadi adalah inisiatif dari Ketua RT setempat yang menginginkan setiap rumah warganya telah dipasang SR, saat itu rumah Darmadi yang belum dilakukan pemasangan sehingga Ketua RT menyuruh oknum Toni yang dituding melakukan pungli untuk memasang SR di rumah Darmadi.
“Kebetulan saat itu pihak PT. Rekind masih melakukan pemasangan di rumah warga lainnya, sehingga disepakati antara Ketua RT dan oknum Toni melakukan pemasangan di rumah Darmadi setelah jam kerja. Karena diluar jam kerja dan pemasangannya memakan waktu, oknum toni meminta kebijakan dari Darmadi melalui Ketua RT agar dikasih uang lelah dan disepakati sebesar Rp. 200 ribu,” bebernya.
Ia berharap kedepannya agar kejadian ini tidak terulang kembali . “Untuk itu kami berharap kepada warga bila ada hal-hal yang mengatasnamakan PT. Rekind agar dikonfirmasikan terlebih dahulu sehingga kejadian ini tidak terulang lagi,” tandasnya. (ls 01)

09 November 2016

PERKOSA 300 AYAM,POLISI BINGUNG CARI PASAL PIDANANYA

Liputansumsel.com
liputans
umsel.com - Sungguh diluar dugaan dan sekaligus aneh. Ba gaimana bisa seorang pria memperkosa 300 ayam dan polisi malah kebingungan mencari pasal pidananya.

Menurut artikel yang liputanberita.net lansir dari Kompas.com, Kaur Bin Ops (KBO) Satreskrim Polres Tasikmalaya, Iptu Maulana, mengaku kebingungan dengan pengakuan AS, tersangka pemerkosaan bocah perempuan, yang menyatakan juga telah memerkosa ratusan ayam.

Pengakuan warga Kecamatan Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya, itu disampaikan saat dia menjalani sidang di Pengadilan Tasikmalaya, belum lama ini.

"Kita bingung, enggak ada pasal pidana yang mengatur pemerkosaan ayam. Masak ayam harus bersaksi sebagai korban," jelas Maulana kepada sejumlah wartawan di Markas Polres Tasikmalaya, Jumat (20/12/2013).

Menurut Maulana, saat disidik polisi beberapa bulan lalu, AS hanya mengaku memerkosa seorang anak di bawah umur. Namun, pihaknya kaget saat dalam persidangan tersangka mengaku juga telah memerkosa ayam.

"Tapi, hampir 300 ayam yang digituin oleh pelaku, hanya beberapa saja yang mati. Tidak semuanya mati. Pengakuan baru tersangka pun diakuinya sendiri saat menjawab pertanyaan hakim di persidangan," kata Maulana.

Maulana menambahkan, tersangka ditangkap dengan dugaan telah menodai siswi sekolah dasar (SD) beberapa bulan lalu. Pelaku pun mengakui bahwa setelah memerkosa, korban sempat dibuang ke laut di Pantai Cikalong, Tasikmalaya Selatan. Beruntung, korban bisa diselamatkan oleh salah seorang nelayan setempat. (AF)