04 Agustus 2018

Polres Prabumulih Amankan Dua Pemuda Pengguna Narkoba

Liputansumsel.com
PRABUMULIH, liputansumsel.com -- Niat Dua pemuda untuk pesta sabu di sebuah rumah kostan diwilayah Jalan Mayor Iskandar, Kelurahan Mangga Besar, Kecamatan Prabumulih Utara harus terhenti ditangan Anggota Satres Narkoba Polres Prabumulih. Dalam penangkapan, Petugas menenumkan barang bukti Sabu dan seperangkat alat hisapnya.

Kedua tersangka yakni Nopriyansyah (24) warga gang dua saudara, Kelurahan  pasar I, Kecamatan Prabumulih utara, dan Meriyansyah (19) yang berdomisili di wilayah Gang Karya Abadi, Kelurahan Pasar II, Kecamatan Prabumulih Barat Kota Prabumulih.

Keberhasilan penangkapan tersebut berkat informasi dari masyarakat yang melaporkan aktivitas para tersangka yang dicurigai kerap menkonsumsi Narkoba di sebuah kos kosan.  Memperoleh informasi itu, polisi pun melakukan penyelidikan. Setelah mendapatkan petunjuk yang cukup, petugas lalu langsung melakukan pengerbekkan.

Dari Hasil pengeledahan diseluruh sudut ruangan, Petugas mendapati barang bukti berupa 5 paket kecil sabu dengan berat bruto 0,73 Gram berikut alat isap sabu dari botol plastik. Dengan temuan itu, keduanya hanya bisa pasrah saat di gelandang ke Mapolres Prabumulih.

Kapolres Prabumulih AKBP Tito Travolta Hutauruk SIK MH, melalui Kasat Narkoba Polres Prabumulih AKP M Ali Asri, SH menjelaskan, Kedua tersangka di tangkap pada Kamis 02 Agustus 2018, sekira pukul 15.30 WIB.  Menurutnya penangkapan dilakukan usai pihaknya melakukan Pengembangan atas  Informasi dari Masyarakat.

"Tersangka kita tangkap atas kasus tindak pidana Peredaran dan atau penyalahgunaan Narkoba. Saat penggeledahan rumah kosan itu, petugas kita menemukan barang bukti sabu sabu yang diletakkan tersangka disamping Kardus," Ujar M Ali saat dikonfirmasi, Sabtu (4/8).

Dikatakan M Ali, Dari Interogasi yang dilakukan, para tersangka mengakui sabu tersebut memang mereka beli untuk dikonsumsi sendiri. Sejauh ini, pihaknya masih mendalami keterangan tersangka, sekaligus melakukan pengembangan guna mengetahui sumber penyuplai barang haram tersebut.

"Keduanya kita tangkap saat akan menkonsumsi narkoba, Saat ini para tersangka masih menjalani proses penyidikan lebih lanjut. Akibat perbuatanya, keduanya akan dijerat sesuai pasal 112 UU 35 Tahun 2009 tentang Narkotika golongan I," Tandasnya. (Ard/Bio)

Polsek Sungai Keruh Gagalkan Peredaran 5,30 gram Sabu

Liputansumsel.com
Muba,liputansumsel.Porsonil Polsek Sei Keruh berhasil membekuk dua kurir sabu yang hendak mengantarkan barang haram tersebut ke jalan trans Jirak Jaya Jumat (03/08/18).

Kedua kurir diketahui bernama Jhon Helmi (44) dan Edi Saputra (23). warga Desa Air Itam, Kecamatan Penukal, Kabupaten Pali, yang di amankan Sat Reskrim Polsek Sungai Keruh saat melintas di Desa Jerambah Gantung.

Penangkapan kedua tersangka tersebut berawal dari informasi yang didapat Kapolsek Sungai Keruh, Iptu Ade Nurdin, SH, dari masyarakat bahwa akan ada 2 (dua) orang laki-laki akan melintas di arah trans di kec jirak jaya yang di duga membawa narkotika jenis shabu.


Barang bukti berupa dua paket sabu besar dan kecil serta 1 unit hp.
Tanpa membuang waktu lagi, Iptu Ade Nurdin, langsung memerintahkan personil untuk menindak lanjuti. Setelah dilakukan penyelidikan dan memastikan target, salah satu personil langsung melaporkan ke Kanit Res polsek sungai keruh.

Tak ingin tersangka lepas personil langsung melakukan penggeledahan terhadap badan dan sepeda motor pelaku yang diduga membawa shabu. Hasil penggeledahan ditemukanlah bungkusan plastik hitam yang diduga narkotika jenis shabu kemudian langsung dibawa ke Mapolsek Sungai Keruh.

“Kami berhasil mengamankan kedua tersangka beserta barang bukti berupa 1 (satu) sepeda motor honda beat warna merah putih tanpa plat, 1 (satu) paket besar yang diduga narkotika jenis shabu dengan berat 5.30 gram, 1 (satu) paket kecil yang diduga narkotika jenis shabu dengan berat 0.34 gram. Dan akan kita kenakan pasal 114 subsider 112 UU RI No.35 TH 2009,”ungkap Kapolres Musi Banyuasin AKBP Andes Purwanti, SE, MM melalui Kapolsek Sungai Keruh Iptu Ade Nurdin,SH, saat di konfirmasi liputansumsel Sabtu,(04/08/18). (Agung)

Satres Narkoba Ringkus Ade Candra

Liputansumsel.com
Indralaya.liputansumsel.com--
Ade Candra (42) yang diduga sebagai bandar narkoba, warga Dusun I Desa Sungai Pinang I, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Ogan Ilir berhasil diringkus petugas Satres Narkoba Polres OI.
     
Dari tangan tersangka diamankan
4 paket yang diduga narkotika jenis sabu dalam plastik klip bening Berat Bruto 1.28 Gram, 1 Buah Handphone warna hitam, uang Rp500.000 dan 1 Bal plastik klip bening. Saat ini tersangka ditahan di Mapolres Ogan Ilir untuk proses hukum lebih lanjut.

Kasubbag Humas Polres OI, AKP Zainalsyah mengatakan, penangkapan berawal dari informasi masyarakat, bila pelaku sering melakukan transaksi sabu di pondokan di tepi sungai (pantai supi) Kelurahan Sungai Pinang I, Kecamatan Sungai Pinang, kemudian pihak kepolisian melakukan pengintaian.

Pada saat pelaku berada di TKP, petugas Satres Narkoba langsung melakukan penggerebekan. Melihat kedatangan petugas, tersangka sempat melarikan diri sehingga terjadi kejar-kejaran. Rupanya sekitar 50 meter dari TKP pelaku terjatuh sehingga berhasil diringkus.

Selanjutnya tersangka dilakukan pemeriksaan, dan ditemukan barang bukti sabu di dekat pelaku terjatuh yang semulanya disembunyikannya di dalam tanah.

Dari hasil introgasi, pelaku mengaku menjelaskan sudah memperoleh keuntungan dari menjual sabu seharga Rp500.000. "Selanjutnya barang bukti beserta pelaku diamankan di Satres Narkoba Polres Ogan Ilir untuk diproses sesuai dengn hukum yang berlaku," jelas AKP Zainalsyah.(rul)

03 Agustus 2018

Kecamatan Kertapati merupakan daerah dengan lahan pertanian paling luas di Palembang

Liputansumsel.com
Palembang, Liputan Sumsel.com- Pelaksana harian (Plh) Walikota Palembang Harobin Mastofa, Kamis (2/8/2018) didaulat Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kertapati menjadi orang pertama memanen padi sawah lebak di Kelurahan Karya Jaya Kecamatan Kertapati masa tanam April - September 2017 lalu.

Plh Walikota Palembang Harobin Mastofa mengatakan, panen raya tahun ini mencapai hasil yang memuaskan, meski Palembang sudah menjadi kota metropolitan, ternyata Palembang masih bisa menghasilkan padi dengan cara memanfaatkan lahan lebak yang ada untuk di tanami makanan pokok tersebut.

“Pada tahun 2017 Kota Palembang mampu menghasilkan 23.160 ton gabah kering padi dan 2.574 ton gabah giling pada musin tanam Oktober – Maret, dan pada tahun 2018 ini Pemerintah Kota Palembang menargetkan penanaman padi sawah lebak seluas 5.775 hektare,” ungkap Harobin.

Bahkan, kemajuan dan banyaknya pembangunan di setiap sudut Palembang, banyak orang tidak menyangka, kota tertua di Indonesia ini, masih memiliki lahan yang potensial untuk di tanami padi.

“Selama ini di Sumatera Selatan banyak orang orang tahu penghasil padi itu dari Kabupaten Banyuasin dan OKU, ternyata Kota Palembang salah satu penyumbang padi di Sumatera Selatan ini, ini tentu sebuah prestasi, mengingat Palembang merupakan Kota metropolitan, namun kita mampu memaksimalkan potensi pertanian yang ada,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palembang Sayuti menjelaskan, Kecamatan Kertapati ini merupakan kecamatan dengan lahan pertanian paling luas dibandingkan dengan kecamatan yang lain.

“Dari 18 Kecamatan yang ada, hanya 12 Kecamatan yang memiliki lahan pertanian, sisanya berada di tengah-tengah kota, dan Kecamatan Kertapati merupakan daerah dengan lahan pertanian paling luas, maka dari itu kami sangat memaksimalkan wilayah tersebut,” terang Sayuti.

Menhub RI ajak masyarakat segera menjadikan LRT Palembang sebagai gaya hidup masa kini.

Liputansumsel.com
Palembang, Liputan Sumsel.com- Sosialisasi bertajuk " Payo Naik LRT, Life Style Baru Wong Kito" yang digelar Rabu (1/8) di Ballroom Hotel Aryaduta Palembang, membludak dihadiri ribuan peserta dari berbagai kalangan. Moment ini tak disia-siakan Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi untuk mengajak masyarakat Palembang segera menjadikan LRT Palembang sebagai gaya hidup masa kini.

Hal itu diungkapkannya saat menjadi pembicara pembuka dalam acara sosialisasi. Selain Menhub, Gubernur Sumsel Alex Noerdin, Pengamat Perkotaan Yayat Supriatna dan perwakilan Kapolda Sumsel juga ditunjuk menjadi pembicara yang dimoderatori Guru Besar FE UI Prof Rhenhald Kasali.

Dijelaskan Menhub, Budi Karya Sumadi, pembangunan transportasi massal yang modern ini sesuai dengan arahan Presiden RI Jokowi yang ingin memberikan layanan maksimal kepada rakyat Indonesia utamanya Sumsel Palembang. " Kalau bicara soal LRT, pak Presiden selalu bicara berilah kebahagiaan pada masyarakat dan layanan," ujarnya menirukan.

Rencananya kata Menhub, LRT yang merupakan angkutan massal akan diragamkan dengan angkutan lain. LRT ini dibangun pemerintah agar orang perkotaan tidak lagi terkendala macet. Karena itu diapun mengajak masyarakat untuk mulai meninggalkan angkutan pribadi dan beralih ke angkutan massal.

"Palembang sudah jadi model dan kita tidak ingin LRT dimanfatkan sekarang saja tapi harus continue dan jadi life style. Ini harus menjadi life style seperti kita pakai gadget. Dan kita juga harus bangga karena 80% ini karya anak bangsa," ujarnya.

Sementara itu Gubernur Sumsel Alex Noerdin memaparkan, LRT ini dibangun dengan alasan yang kuat karena sesuai survei Kota Palembang diprediksi akan macet total pada 2020. Permasalahan ini solusinya antara lain MRT, Bus Trans dan LRT.

" Ini alasan utama saat saya presentasi ke Presiden dengan waktu 7 menit. Jangan sampai kita terlambat seperti Jakarta. Yang kedua transportasi ini untuk atlet dan official saat Asian Games dari airport ke Jakabaring. Makanya saya pilih LRT," ujarnya.

"Alhamdulillah sekarang jadi kenyataan, LRT pertama di Indonesia 23 Km selesai dan beroperasi. Dampaknya luar biasa selama 3 tahun jalan kita hancur semua karena pembangunan ada 4 ruas jalan tol, 2 Jembatan Musi, Fly Over, dan Underpass serta rumah sakit internasional," jelasnya.

Tak hanya itu, sejak ditunjuk menjadi tuan rumah Asian Games pènerbangan pun mengalami peningkatan menjadi 40 kali sehari ke berbagai kota besar di Indonesia. Tamu-tamu baik dalam dan luar negeri serta anggota DPR dan DPD pun berdatangan ke Palembang.

"Tamu ini belanja songket dan pempek. Sehari bisa 7 ton pempek keluar. Jadi dampaknya memang luar biasa," jelasnya. Di tempat yang sama, Pengamat Transportasi Perkotaan Yayat Supriyatna Palembang patut berbangga karena sudah menjadi kota dengan revolusi transportasi. Secara tidak langsung diapun mengakui kalau dengan adanya LRT Palembang sudah menjadi kembaran Kota Jakarta.

" LRT ini bikin branding kota naik, kebanggan kotanya juga naik. Tapi yang paling penting dari semua itu LRT ini adalah struktur yang membangun kultur. Dengan LRT kebiasaan masyarakat juga akan berubah. Kalau dulu naik angkot masih merokok dengan LRT tentu tidak lagi," ujarnya.

Diapun memprediksi Kota Palembang akan semakin menarik. Terlebih tarif yang akan dikenakan sangat murah sehingga memancing orang datang bahkan berinvestasi.

" Intinya kita harus siap dengan segala perubahan, karena yang tidak siap dengan perubahan akan ditinggalkan,"tutupnya.(rls/Ali)