26 September 2018

LAMBAT DI TINDAKLANJUTI MASYARAKAT DESA TELUK KIJING AKAN MENGGELAR DEMO

Liputansumsel.com
Muba,liputansumsel.com--Salah satu Program Unggulan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin yaitu di bidang kesehatan dalam mewujudkan Muba Maju Berjaya. Nampaknya menuai kekecewaan di kalangan masyarakat di duga kurangnya controling dan sosialisasi dari instansi terkait sehingga dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk menyalahgunakan serta mencari keuntungan pribadi. Sehingga bermuara pada kekecewaan bagi seluruh masyarakat Desa Teluk Kijing kecamatan lais Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan, rabu(26/09/18).

Dalam pantauan liputansumsel, Praktek ini mementingkan kepentingan pribadi diatas kepentingan masyarakat nampaknya telah diterapkan dalam bidang kesehatan sehingga diduga terjadinya tarif bersalin dan ambulance. Hal tersebut tentunya tidak adanya controling dari pihak instansi dinas terkait sehingga tidak mengindahkan salah satu program unggulan Pemerintah kabupaten musi banyuasin guna menciptakan Muba Maju Berjaya.

Salah satu perwakilan masyarakat desa teluk kijing yang nama nya tidak ingin di sebutkan menuturkan kepada liputansumsel,rabu(26/09/18)bahwa seluruh masyarakat desa teluk kijing 1 teluk kijing 2 dan teluk kijing 3 sudah terlanjur kecewa dan akan menggelar aksi demo jika permasalahan ini tidak di tindaklanjuti sebagai mana mestinya.

“kami Terus terang masyarakat desa teluk  kijing 1 teluk kijing 2 dan teluk kijing 3 kecamatan lais kabupaten musi banyuasin benar benar merasa kecewa dan di bohongi karena ternyata selama ini pemerintah membebaskan biaya untuk bersalin dan ambulance bagi pengguna KK dan KTP,”tuturnya.

“Kamipun berharap agar permasalahan ini cepat di tindaklanjuti sehingga tidak ada lagi oknum oknum yang mecari keuntungan di tengah ekonomi masyarakat kecil seperti saat ini,” tuturnya.

Masih lanjutnya, “Jika tidak ada perubahan dan di usut tuntas sesuai aturan dan hukum yang berlaku maka kami atas nama masyarakat Teluk Kijing 1 teluk kijing 2 dan teluk kijing 3 akan turun dan menggelar aksi Demo di Puskesmas tersebut,”pungkasnya(agung).

Penyidik Polsek Sekayu Diduga Tidak Netral.

Liputansumsel.com
Muba.-liputansumsel.com--Terkait laporan korban Atas Nama Husni Bin Malik (40)  warga Desa Rantau Panjang Kecamatan Lawang Wetang Musi Banyuasin, dengan tanda bukti lapor Nomor: STBL/ B-58/ VII/2018/ Sum-sel/Polres Muba/ Polsek Sekayu. Korban melaporkan tindak pidana pengoroyokan yang dilakukan oleh An. Agus dan Kawan-kawan kejadian tersebut terjadi pada hari Rabu tanggal 18 Juli 2018 sekitar pukul 13.30 wib di Km.5 jalan sekayu Pendopo dan akibat kejadian itu korban melapor ke pihak Polsek Sekayu, namun laporan korban sepertinya jalan ditempat.
Menurut keterangan korban begitu dikompirmasi wartawan Husni menceritakan kejadian yang menimpa dirinya. Pada saat itu dia diajak oleh temannya Musno ke tempat tanah warisan orang tua nya dan tanah tersebut diduga diserobot oleh sekelompok pelaku pengoroyokan dirinya dan kedatangan kami kesana hanya untuk memasang papan merek namun kami di stop oleh mereka yang pada intinya kami tidak boleh memasang papan merek yang kami maksud, kemudian mereka menghampiri kami lalu Agus dan kakak nya Mayang memukul saya dengan berulang-ulang dan yang lain nya pun ikut memukul dan saya berusaha keluar dari kepungan mereka hingga jam tangan, henpone serta motor saya tertinggal di tempat kejadian sementara dua teman saya ikut kabur dan disaat kejadian itu ada oknum polisi R.N dengan motor dinas dipihak mereka dia juga melihat kejadian itu hingga motor saya yang tertinggal itu diambil oleh Anggota Polres Ilham pada saat itu dia sedang piket.
Husni juga menambakan bahwa dirinya sudah melakukan pisum di Rumah Sakit Umum Sekayu itu pun menurut arahan Anggota polsek disaat saya mau melapor dan Anggota polsek itu juga melihat darah yang keluar dari hidungku dan muka ku terdapat beberapa benjolan pada saat itu dan setelah saya melakukan pisum saya diberi resep obat oleh dokter, secara bodoh saya berpikir kalau pisum saya itu tidak terbukti mengapa dokter memberi resep obat untuk saya katanya seraya bertanya.
Sementara Kapolsek Sekayu AKP Hidayat Amin, SH begitu dikompirmasi wartawan diruang kerjanya mengaku kalau perkara itu tidak cukup dasar karena hasil pisum dari rumah sakit itu lemah dan luka-luka korban merupakan luka lama sementara pihak tersangka juga melapor ke pihak polres karena tersangka selama dua hari menginap di Rumah Sakit kata nya singkat.
Sementara bagian humas pihak rumah sakit Andodi saat diminta keterangan dia mengatakan kalau pihaknya tidak bisa memberi penjelasan kepada pihak lain selain dari pihak kepolisian atau pihak kejaksaan selaku penyidik katanya singkat.
Kapolres Musi Banyusin AKBP Andes Purwanti Se. melalui Rabita selaku bagian Humas polres Muba mengatakan laporan tersebut di pihak polsek Sekayu nanti kita lihat hasil nya dulu kalau memang  perkara itu mendasar atau tidak mendasar itu ada perosesnya kita tunggu hasil dari pihak polsek katanya. Kapolda sum-sel Irjen Iskandar Zulkarnain S.Ik SH M.Hum saat dikonfirmasih menganai hasil laporan tersebut menjelaskan akan kami teruskan ke polres Muba,' 'ungkapnya dengan singkat".

Walikota dan Wakilnya Tinjau TPA Padang Karet Tengah Kepulkan Asap.

Liputansumsel.com
Pagaralam,Liputansumsel.com -Ditengah tengah kunjungan kerjanya,
Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Padang Karet Kelurahan Besemah Serasan Kecamatan Pagaralam Selatan Kota Pagaralam, dalam rangka merealisasikan program kerja 100 hari pertama  Pagaralam bebas sampah', Alpian Maskoni dan M. Fadli sebagai Walikota dan wakil Walikota disambut kepulan asap dan bau gosong dari tumpukkan sampah yang terbakar, Senin (24/9).

Memang, sejak beberapa hari terakhir TPA Padang Karet mengeluarkan bau gosong dan asap, hal tersebut disebabkan kebakaran areal yang disesaki ribuan ton sampah basah dan sampah kering.
Pelaksana tugas kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Pagaralam, Jhoni Ketika di konfirmasi dilokasi TPA, Senin (24/9), mengenai kebakaran tersebut menjelaskan bahwa kejadian kebakaran lahan persampahan tersebut tidak disengaja, " Api sudah melalap sampah-sampah disini sudah sejak hari Sabtu (22/9), diduga api berasal dari puntung rokok petugas pengangkut atau pemungut sampah dan terus membesar melalap hampir setengah bagian sampah-sampah yang ada disini, belum padam meskipun sudah berusaha dimatikan dan diguyur hujan", ungkapnya.

Ditambahkan Jhoni, " Sulitnya upaya pemadaman disebabkan banyaknya sampah kering terutama plastik yang mudah terbakar ditambah lagi adanya gas dibagian bawah sisa fermentasi alami sampah sampah yang tertimbun, untungnya lokasi ini agak berjauhan dengan pemukiman penduduk" jelas Jhoni.

Sementara itu ditemui di tempat yang sama, Jefriadi, S.Si koordinator tim Jaga, rawat lingkungan mengatakan, kebakaran TPA Padang Karet, disengaja atau tidak sengaja harus segera diatasi, " Upaya pemadaman mestinya harus disegerakan dan jangan dianggap sepele, mengingat hal ini akan menimbulkan polusi karena sampah sampah yang terbakar apalagi dalam waktu yang lama akan menghasilkan partikel partikel berbahaya seperti Karbon Monoksida, Volatile Organic Compounds (VOC), Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) dan Dioksin yang kesemuanya apabila terpapar dan terkontaminasi atau terhirup manusia dapat menjadi penyebab gangguan pertumbuhan, gangguan fungsi reproduksi dan gangguan sistem kekebalan tubuh serta pemicu kangker ", paparnya.

Selain itu, lanjut Jefry " Masalah Persampahan juga sudah jelas diatur dalam Undang undang nomor 18 tahun 2008, tentang Pengelolaan sampah, pada pasal 29 ayat 1 butir 'g' dijelaskan ' setiap orang dilarang membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah',  pasal 12 ayat 1, ' setiap orang berkewajiban mengelola sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan ' dan membakar bukanlah cara yang bijak dan sangat tidak dibenarkan.

Memang sangat disayangkan, TPA Padang Karet sejatinya adalah TPA dengan sistem Ramah Lingkungan (Sanitary Landfill) yang sudah dilengkapi dengan Kolam penampungan sampah disertai instalasi penghasil gas amonia (sisa sampah) yang disaring dengan membran viber dibagian bawahnya dimana sisa cairan buangan akan dialirkan kekolam Lindi yang terdapat dibagian lebih rendah dari kolam penampungan, jikapun harus membakar itu dengan menggunakan incenerator, namun entah dengan alasan apa meskipun sudah dirancang dengan sistem ramah lingkungan tersebut, pada prakteknya sehari hari tetap menggunakan ' SISTEM OVEN DUMPING', dimana sampah sampah dibuang, ditumpuk begitu saja tanpa ada perlakuan khusus, sama seperti TPA sebelumnya" .

Masih menurutnya, permasalahan Persampahan bukan hanya terletak pada TPA saja, persoalan persampahan merupakan permasalahan yang kompleks, dimiliki oleh seluruh daerah bahkan dunia.  Sebagai daerah Destinasi wisata, Pagaralam memang harus lebih serius mengatasi hal ini, dimulai dari asal muasal sampah yakni rumah tangga, lingkungan sekitar, tempat tempat penumpukkan sampah, alat angkut, petugas persampahan dan seluruh masyarakat harus saling bersinergi membangun kesadaran tentang pentingnya arti kebersihan dan penanggulangan masalah persampahan dilingkungannya, apalah artinya program pemerintah daerah jika tidak didu

Kelirahan Srijaya Wakili Kecamatan Alang Alang Ikuti Lomba Kampung Sehat Tingkat Kota Palembang

Liputansumsel.com
Palembang, Liputan Sumsel . Com - Untuk mendukung program Pemerintah Kota Palembang dalam hal menjaga kebersihan, Kelurahan Srijaya yang mewakili Kecamatan Alang-alang Lebar, mengikuti Lomba  Kampung Sehat tingkat Kota Palembang yang dilaksanakan pada Selasa (25/9/2018).

Kegiatan Lomba Kampung Sehat yang berlangsung di Kelurahan Srijaya Kecamatan Alang-alang Lebar tersebut dihadiri oleh Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Kesehatan, Pihak Kecamatan Alang-alang Lebar, Pihak Kelurahan Srijaya, Rt/Rw dan tokoh masyarakat.

Kepada Liputan Sumsel Lurah Srijaya Sri Sundari menuturkan bahwa kegiatan Lomba kampung Sehat ini sebagai wadah untuk dapat meningkatkan sinergitas pihak kecamatan melalui kelurahan bersama masyarakat dalam hal pola hidup bersih dan sehat.

"Menjaga kebersihan kampung agar bersih dan sehat adalah tugas kita bersama, karena kalau bukan kita yang peduli siapa lagi. Dengan Kegiatan ini diharapkan dapat menarik masyarakat lebih mengenal dan menghargai yang namanya lingkungan, sekaligus nantinya bisa membuat lingkungan mereka menjadi sehat dan bersih ,"ungkapnya.

Pada kegiatan penilaian Kampung Sehat tersebut dilakukan pembersian umum secara bersama di kelurahan, dan sebagai harapan yang dapat memberikan efek positif melalui kegiatan ini semoga dapat menginspirasikan warga untuk terus bersama-sama lebih maju lagi dalam membangun kampung yang sehat, kampung yang bersih di lingkungan masyarakat.(a2)

25 September 2018

Pertamina Asset 2 Dukung Program Nasional, Pengurangan Samapah Non B3

Liputansumsel.com
PRABUMULIH,liputansumsel.com--Sampah plastik menjadi isu utama dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini, Hal ini juga sebagaimana terefleksikan dalam Tema Beat Plastic Pollution atau yang dikenal di Indonesia dengan Program Kendalikan Sampah Plastik.

Tema ini di lontarkan akibat sampah plastik merupakan jenis sampah yang baru bisa terurai dalam waktu yang sangat lama dan menimbulkan dampak pencemaran yang berbahaya terhadap tanah, air, dan laut.
Sumber utama sampah plastik berasal dari kemasan makanan dan minuman, kemasan barang konsumsi (consumer goods), kantong belanja, serta pembungkus barang lainnya.

Sebagai bentuk upaya partisipasi aktif dalam mendukung dan mewujudkan program nasional pengurangan sampah non B3 sebesar 30 % hingga 2025, PT Pertamina EP Asset 2 juga turut melakukan tindakan cepat dengan mendeklarasikan dan berkomitmen melaksanakan pengurangan sampah dan menetapkan program Keanekaragaman Hayati dilingkungan komperta sebagai Area Konservasi dan Perlindungan Merawan yang dilaksanakan di Komplek Pertamina EP Asset 2 Prabumulih pada,Jumat (14/09/2018)

“PT Pertamina EP Asset 2 telah menetapkan kebijakan pengelolaan sampah plastik di lingkungan Insan dan Mitra kerja Pertamina serta mengajak seluruh keluarga besar PT Pertamina EP Asset 2 untuk peduli terhadap sampah yang dihasilkan baik di kantor, rumah dan kegiatan lainnya.” terang Astri Pujianto, General Manager PT Pertamina EP Asset 2.
Selanjutnya, A. Pujianto juga mengingatkan kembali agar seluruh entitas PT Pertamina EP Asset 2 untuk turut ambil bagian dimulai dari perilaku keseharian seperti dalam pengurangan penggunaan air minum dalam kemasan dengan membawa botol minuman sendiri, serta mengurangi penggunaan kemasan plastik pada makanan atau snack dan lainnya.

PT Pertamina EP Asset 2 sebagai bagian dari PT Pertamina EP juga menunjukkan spirit misi perusahaan yakni melaksanakan pengusahaan sektor hulu minyak dan gas dengan penekanan pada aspek komersial dan operasi yang baik serta tumbuh dan berkembang bersama lingkungan hidup.
Beragam program yang dijalankan oleh PT Pertamina EP Asset 2 yakni mencanangkan Program Kito Sobat Bumi melalui pembuatan Seribu Lobang Bioporiserta mengembangkan gerakan peduli lingkungan seperti sosialisasi eco-brick dengan memanfaatkan botol minuman bekas sebagai media tempat sampah plastik lainnya.

Dalam giat yang deklarasi lingkungan yang berlangsung, PT Pertamina EP Asset 2 juga mengumumkan akan menetapkan area Komperta sebagai Area Konservasi Keanekaragaman Hayati (KEHATI) dengan menanam 400 pohon merawan sebagai bagian pelaksanaan program keanekaragaman hayati.
Pohon Merawan adalah tumbuhan asli sumatera dan Kalimantan yang keberadaannya sudah tak banyak dan terancam punah. Lembaga Perlindungan Alam Sedunia atau International Union for Conservation of Nature and Natural Resources memasukan Merawan ke dalam daftar merah species terancam (IUCN-redlist). Di Prabumulih sendiri kayu merawan digunakan sebagai bahan bangunan rumah panggung pada rumah tradisional.
“Saat ini tidak banyak kita temui masyarakat membangun dengan kayu merawan yang langka ini. Di masa yang akan datang, tumbuhan penghasil kayu merawan ini akan bernilai penting dalam Arkeologi tradisional di Prabumulih,” harap GM Pertamina EP Asset 2