13 Oktober 2019

Dodi Reza Tetapkan Nama Jalan dan Bandara di Muba

Liputansumsel.com
MUBA-liputansumsel-Sebanyak 11 nama Jalan dan 1 nama Bandara akhirnya resmi ditetapkan oleh Bupati Muba Dodi Reza berdasarkan Keputusan Bupati Muba Nomor: 621/KPTS-Dishub/2019 tentang Penetapan Nama Jalan dan Bandar Udara Sekayu.

Sebanyak 11 nama jalan dan 1 nama bandar udara Sekayu ini digunakan Bupati Muba Dodi Reza memakai nama-nama Pejuang asal Muba serta mantan Bupati Muba terdahulu.

"Ini dilakukan agar masyarakat Muba lebih mengingat jasa yang sudah diberikan pejuang dan mantan Bupati Muba yang telah berkontribusi banyak untuk Muba," ungkap Bupati Muba Dodi Reza.

Adapun jalan-jalan tersebut yakni diantaranya jalan Bupati Oesman Bakar: Simpang Tiga Tugu Kayuara sampai dengan Simpang Empat Randik Sekayu lanjut sampai Tugu Bintang Bundaran Sekayu jalan ini melintasi kantor KPP Pajak Pratama, Makam Pahlawan, Stable Berkuda, RSUD Dr Slamet

Kemudian, Jalan Peltu Kosim Hidayat: Simpang Empat JM sampai dengan Simpang Masjid Sukarami, Jalan ini melintasi SMPN 2 Sekayu, Jalan Lettu Nawawi Gaffar: Simpang Empat Lampu Merah Bupati sampai dengan simpang Empat Teladan, jalan ini melintasi disamping rumah Bupati.

"Jalan Kol H Arifin Djalil: Simpang Empat Randik sampai dengan Simpang Empat Balai Agung. Jalan ini melintasi Masjid Raya, Terminal Randik, dan SPBU Darat," jelasnya.

Selain itu, Jalan Kol Nazom Nurhawi: Tugu Bintang Bundaran Sekayu sampai dengan Perumahan Randik Lanjut dari Jalan Samping Terminal Randik sampai dengan Simpang Jalan AMD, Jalan ini melintasi perumahan Randik, melintas samping terminal Randik, Pasar Randik, Perumahan Pancaroba, Perumahan Villa Bukit Sejahtera, SMKN 2 Model Sekayu.

"Lalu, Jalan Kol H Amir Hamzah: Simpang Kantor BPS Muba sampai dengab Simpang Tiga Jalan Samping Pengadilan Negeri. Jalan ini melintasi Perumahan DC, kemudian Jalan Kol H Soelistiyono: Simpang AMD sampai dengan Simpang Tiga AMD Lumpatan, Jalan ini Melintasi Perumahan AMD.

Jalan lainnya, yakni Jalan Kopral Abdullah Ahmad: Jalur 1 Lumpatan, merupakan jalur 1 Lumpatan yang diganti namanya, Jalan H Abdul Somad: Simpang Dinkes sampai Simpang Penjara, jalan ini melintas diantara Stadion Serasan Sekate dan Kantor Dinas Kesehatan sampai Penjara.

"Kemudian, Jalan Mayor Noerdin Panji: Sukarami sampai dengan Simpang C2 SPBU Dawas, Jalan Penghubung Desa Sukarami Menuju ke Desa Simpang Sari, Tanah Abang, Dawas Sampai C2, dan Jalan H Korik: Jalan simpang SD 1 sampai dengan Simpang DMS, jalab ini melintas di belakang Petro Muba," terangnya.

Untuk Bandara atau Bandar Udara Sekayu ditetapkan namanya Bandar Udara Pangeran Abdul Hamid. "Kalau sebelumnya bernama Bandar Udara Sekayu sekarang resmi bernama Bandar Udara Pangeran Abdul Hamid," pungkasnya.(agung/rill).

Kuyung Kupek Muba Berhasil Jadi Wakil I Putra Putri Sriwijaya 2019

Liputansumsel.com
PALEMBANG-lputansumsel-Setelah melewati proses seleksi dan karantina, akhirnya David Heydar dan Renanda Oktara yang merupakan wakil Kabupaten Muba berhasil meraih Wakil I pada Pemilihan Putra Putri Sriwijaya 2019, Sabtu (12/10/2019) malam di Hotel Harper Palembang.

Dalam kesempatan tersebut, David dan Renanda tampak sangat bangga dan bahagia, pasalnya Ketua TP PKK Muba Thia Yufada Dodi Reza diwakili Wakil Ketua TP PKK Muba Susi Imelda Beni Hernedi didampingi Asisten Bidang Administrasi Umum, Ibnu Saad dan Ketua DWP Muba Asna Aini Apriyadi hadir memberikan support secara langsung kepada keduanya.

David dan Renanda pun mengucapkan terima kasih atas dukungan yang maksimal diberikan warga Muba dan Pemkab Muba dibawah kepemimpinan Bupati Muba Dodi Reza dan Wakil Bupati Muba Beni Hernedi. "Selain itu, kami juga berterima kasih kepada Dispopar Muba yang tak henti-hentinya memberikan dukungan moril dan support yang sangat maksimal hingga kami sampai ke titik ini," tuturnya.

Tampil memukau, ribuan penonton malam Grand Final Pemilihan Putra Putri Sriwijaya 2019 terbius dengan penampilan keduanya yang menampilkan busana adat khas daerah Muba yakni busana Sedekah Lemang.

"Aksesoris yang dipakai untuk wanita, dibagian kepala terdapat Loyang berukir bersepuh emas dan bertata bebatuan yang dibagian puncaknya juga terdapat ornament keemasan selain fugsinya memang sebagai wadah atau tempat menaruh lemang. Menggunakan subang koin dua tingkat di leher, kalung anak ayam,pending di bangian pinggang, 2 gelang masing-masing dikiri kanan terdiri dari gelang sempuru dan kano serta cicin zamrud di jari manis dan selop tutup," ujar keduanya di sela Malam Grand Final Pemilihan Putra Putri Sriwijaya 2019.

Kemudian, aksesoris untuk pria, dibagian kepala berupa peci berwarna hijau yang dilapiskan plat emas yang sering disebut peci pesirah. Menggunakan jam bandul berkoin emas didada sebela kiri,badong di pinggang dan terselip keris penanda jati diri.

"Selain itu, dijari manis kanan dan kiri masing-masing terdapat cicin batu akik berwarna hijau bening dan memakai selop tutup sebagai adab sopan santun dalam menghadiri prosesi ritual adat," jelasnya.

Dikatakan, penampilan busana Sedekah Lemang dipilih karena ingin mengenalkan kekhasan yang dimiliki Kabupaten Muba. "Muba ini kaya akan budaya dan adat, jadi harus terus dikenalkan dengan masyarakat luas," ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua TP PKK Muba, Susi Imelda Beni Hernedi mengapresiasi perjuangan David dan Renanda yang sangat maksimal dalam mengikuti ajang Pemilihan Putra Putri Sriwijaya 2019 hingga akhirnya berhasil meraih Wakil I Putra-Putri Sriwijaya 2019.

"Keduanya tampil sangat maksimal, dan all out mengenalkan adat serta budaya asli yang dimiliki Kabupaten Muba," tuturnya.

Lanjutnya, capaian yang diraih ini ke depan dapat memotivasi generasi muda lainnya di Muba. "Selain itu, David dan Renanda juga diharapkan dapat terus mensosialisasikan adat, budaya, serta pariwisata yang ada di Muba," pungkasnya.(agung/rill).

12 Oktober 2019

Dodi Lepas Peserta Kejurda Ranggonang Off-Road Challenge

Liputansumsel.com
MUBA-liputansumsel-Bupati Musi Banyuasin H Dodi Reza Alex melepas peserta Kejuaraan Daerah Ranggonang Off-Road Challenge di Pendopoan Griya Bumi Serasan Sekate, Sabtu (12/10/2019).

Peserta Kejurda Ranggonang Off-Road Challenge ini berasal dari 17 Kabupaten Kota dalam Provinsi Sumatera Selatan.

Bupati Dodi berharap melalui penyelenggaraan kegiatan tersebut akan timbul offreader yang baik dan mengenalkan track yang ada di Muba sehingga menjadi kombinasi antara olahraga dan pariwisata.

"Kita kedepan bersama offreader mengexplor track yang ada di Muba, sehingga menambah nilai jual bukan hanya olahraga tapi juga pariwisata untuk menarik pecinta Off-Road datang ke Muba," ujarnya.

Ia juga menghimbau kepada peserta untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarang.

Penyelenggaraan event ini berlangsung selama dua hari 12-13 Oktober 2019, di track Taman Selarai Sekayu, dan Talang Salaburau Kelurahan Balai Agung Kecamatan Sekayu.

Pelepasan turut dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten Muba Drs H Apriyadi MSi, Irdam II Sriwijaya Kol Inf Isman, Wakil Ketua DPRD Muba H Rabik, para Assten Setda Muba dan para peserta dari 17 Kabupaten/Kota Provinsi Sumsel.(agung/rill)

Milenial Ubah Purun Lebih Bernilai agar Gambut Makin Lestari

Liputansumsel.com
OKI — LiputanSumSel.Com Iqbal (23) bersama enam temannya sibuk menata olahan purun yang dipamerkan pada ajang OKI Expo 2019 yang digelar di Halaman Parkir GOR Perahu Kajang Kayuagung, Jum’at, (11/10) malam.

Beragam hasil olahan purun dipajang di stan ukuran 4x4 milik BUMdes Desa Menang Raya Kecamatan Pedamaran OKI tersebut.

Hasil olahan bermacam-macam. Ada tas cantik, tempat tisu, sandal, hingga rompi. Semua berbahan dasar purun. 

Namun berbeda dari kebanyakan olahan purun, hasil karya pengerajin dari Desa Menang Raya ini tampak lebih Eye Cathing.

“Tas ini kami kirim ke Palembang Harganya 150 ribu, ada langganan yang setiap bulan butuh pasokan” Ungkap Iqbal.

Purun merupakan jenis tumbuhan rawa yang banyak tumbuh di lahan gambut sekitar Kecamatan Pedamaran Kabupaten OKI. Bertahun-tahun warga setempat mengolah gambut dengan bijak agar semakin lestari.

Meski mudah mendapat bahan purun, proses pembuatan kerajinan tangan tak semudah yang dipikirkan. Sebab setelah Purun dicabut dari lahan gambut, perajin harus menjemurnya selama tiga hari. Kemudian menghaluskan menggunakan mesin, lalu dianyam sesuai jenis pesanan.

Tanpa kreativitas purun yang dianyam akan lebih rendah nilainya bila dibandingkan dengan purun yang diwarnai diolah menjadi produk siap pakai.

Untuk itu, Iqbal bersama teman-temannya merasa terpanggil untuk mendampingi pengerajin purun di desa di desanya mulai pembinaan hingga pemasaran melalui media sosial.

“Kalau tidak diolah dengan baik hasilnya tidak memuaskan. Jadi kami lakukan pendampingan dan bantu pemasaran melalui medsos” tungkasnya.

Iqbal mengungkap upaya milenial di Desa ini diawali keprihatinan terhadap terpuruknya olahan purun oleh gempuran produk berbahan sistesis maupun plastik.

“Kita ingin kearifan lokal terjaga, meski tidak mungkin menolak produk-produk luar yang sudah bagus itu” Katanya.

Dalam pendanaan menurut dia, kelompok-kelompok pengerajin tersebut dibina melalui dana Desa serta bimbingan dari program Tim Restorasi Gambut (TRG) Sumsel.

“Kami disuport oleh Pak Kades, BUMdes ini wadahnya juga dibimbing oleh TRG Sumsel” Tungkasnya.

Kepala Desa Menang Raya, Suparedi mengaku bersyukur dengan keterlibatan milenial di desanya dalam membina pengerajin tikar untuk menyelamatkan gambut.

Dia juga berterimakasih dengan program Tim Restorasi Gambut (TRG) Sumsel di desanya, sehingga pengelolaan lahan gambut lebih bijaksana dan mencegah terjadinya kebakaran hutan rawa gambut.

“Kalau lahan nggak terbakar, kita bisa gunakan bahan bakunya (purun) untuk buat kerajinan tangan," tuturnya.

Dukungan masyarakat dalam mewujudkan restorasi gambut menurutnya penting. Namun masyarakat juga butuh jaminan sosial, ekonomi, dan budaya guna mendukung upaya tersebut.

“Terimakasih kepada TRG Sumsel yang menjalankan program pengembangan ekonomi kreatif bagi masyarakat kami agar masyarakat semakin arif terhadap lingkungan, khususnya lahan gambut” Kata Suparedi.

Selama puluhan tahun, masyarakat di Pedamaran menurut dia telah mengembangkan usaha kerajinan purun.

Hanya saja, sumber ekonomi yang arif dengan lingkungan tersebut mulai ditinggalkan masyarakat karena hasilnya tidak memuaskan.

“Masyarakat banyak beralih mata pencaharian karena purun tidak lagi menjanjikan dengan pembinaan ini warga antusias kembali” ujarnya.

Dalam mengembangkan tersebut, TRG Sumatera Selatan menurut dia bukan hanya memberikan bantuan modal, tetapi juga pelatihan terkait manejemen dan peningkatan kualitas produksi juga melibatkan kaum melenial.

“Mereka (TRG) membimbing para pengerajin juga libatkan anak-anak muda agar terlibat melestarikan kearifan lokal” tutupnya.

Selain mengolah purun, warganya juga akan mengolah eceng gondok. Dalam waktu dekat tambahnya anak-anak muda di desa akan dikirim ke Jogjakarta untuk dilatih. Program ini tambahnya juga didukung BRG

“Kita kirim anak-anak Karang Taruna ke Jogja biar dilatih mengolah eceng gondok” ujar Suparedi.

Selain pelatihan desanya juga mendapat bantuan mesin pemintal eceng gondok.

“Eceng gondok jangan lagi merobohkan jembatan, kita olah jadi bahan yang bernilai” Tutupnya.(PD)

CEGAH PEREDARAN NARKOBA SELURUH PETUGAS LAPAS SEKAYU JALANI TES URIN

Liputansumsel.com
MUBA-liputansumsel-Menyambut Hari Ulang Tahun Kementerian Hukum dan HAM RI atau dikenal dengan Hari Dharma Karyadhika (HDKD) Tahun 2019, Lapas Kelas IIB Sekayu menggandeng Puskesmas Balai Agung, melakukan kegiatan tes urine bagi seluruh petugas. Acara dibuka dengan Apel Pagi Petugas, dipimpin langsung oleh Kepala Lapas Kelas IIB Sekayu Ronaldo De Vinci Talesa, A.Md.IP., SH., MH, dan diikuti oleh seluruh Kasi, Kasubsi dan seluruh petugas, Jum’at (11/10/2019).

Kepala Lapas Kelas IIB Sekayu, Ronaldo, menyampaikan, kegiatan tes urine ini dalam rangka percepatan tercapainya program pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN). Dalam momen menyambut HDKD 2019 ini, jajaran Lapas Kelas IIB Sekayu melakukan komitmen bersama untuk menunjukan semangat dan minat bekerja yang tinggi.

“Ditengah-tengah isu peredaran narkoba yang begitu masif, kami berusaha memaksimalkan bakat dan kemampuan seluruh aparatur dalam menjalankan Transformasi Kementerian Hukum dan HAM RI, demi mencapai cita-cita bangsa dan negara,” ungkap Ronaldo.

Kegiatan tes urine ini juga sebagai wujud implementasi dari surat edaran Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS-4.PK.01.04.01 Tahun 2013 tentang pedoman Lapas/Rutan/Cabang Rutan bebas dari handphone, pungutan liar (Pungli) dan Narkoba (Halinar) dan surat edaran Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS-126.PK.02.10.01 Tahun 2019 tentang Langkah-langkah Progresif Dan Serius Upaya Pemberantasan Narkoba Di Rutan/Cabang Rutan/Lapas Dan LPKA.

Ronaldo menambahkan, sebanyak 66  petugas Lapas Sekayu mengikuti Tes Urine yang di gelar di aula Lapas Sekayu.  Dari 73 petugas ada 7 orang pegawai lapas sekayu yang tidak dapat melakukan tes urine dikarenakan 5 orang sedang melaksanakan cuti melakukan ekspedisi Pendakian gunung dempo Pagar Alam dalam rangka memperingati Hari  Dharma Karya Dhika dan dua orang cuti  tahunan.

Kegiatan yang sifatnya dadakan ini merupakan rangkaian kegiatan dari Hut Kemenkumham RI dan dilaksanakan secara serentak di Seluruh Rutan/Cabang Rutan/Lapas dan LPKA di  seluruh Indonesia .

“Untuk menciptakan suatu instansi yang bersih, maka harus dimulai dari petugasnya itu sendiri” terangnya.
“Tim Kesehatan dari Puskesmas Balai Agung mengatakan, secara teknis pelaksanaan kegiatan tes urine kepada seluruh petugas Lapas Sekayu berjalan dengan lancar”. Pungkasnya.
(Agung/rill).