17 Mei 2020

PDP Center Dioperasikan, Siap Nampung Kasus Positif dan OTG

Liputansumsel.com
Palembang - liputansumsel.com--Sebagai langkah dan bukti untuk percepatan penanganan Covid19, Pemprov Sumsel meresmikan PDP Center Rumah Sehat Covid19. Hal itu dilakukan mengingat kasus positif di Provinsi Sumsel terus bertambah.

Peresmian PDP Center Rumah Sehat Covid19 oleh Ketua Harian Satgas Unit Rumah Sehat Covid19 Sumsel, Akhmad Najib didampingi Kepala Dinas Kesehatan Lesty Nuraini dan Sekretaris Gugus Tugas Unit Rumah Sehat Wisma Atlet Jakabaring, Aufa Syahrizal bertempat di Wisma Atlit Tower 8 Jakabaring, Sabtu (16/5).

Ketua Harian Satgas Unit Rumah Sehat Covid19 Sumsel, Akhmad Najib mengatakan PDP Center Rumah Sehat Covid19 khusus kasus terkonfirmasi positif dengan gejala ringan (OTG). Bahkan dia menilai di tower 8 ini dilengkapi kapasitas 60 tempat tidur dengan peralatan kesehatan serta sarana prasarana kesehatan termasuk tenaga medis dan perawatan.

"Jadi PDP Center untuk pasien yang terkontaminasi covid19 dengan gejala ringan/OTG, mengingat terus bertambah jumlah yang positif sehingga Pemprov Sumsel jadikan tower 8 sebagai tempat PDP ataupun OTG,"katanya. 

Disediakannya PDP Center ini, lanjutnya untuk mengantisipasi kemampuan rumah sakit maka dipersiapkannya tower 8 dengan 60 tempat tidur dan fasilitas yang baik, jika kurang maka akan ditambah lagi.

"Di PDD Center ini satu orang akan menempati satu kamar. Kita sediakan fasilitas makan, peralatan mandi, kipas angin dan internet agar mereka tidak bosan selama berada dikamar,"ungkapnya.

Selain itu, PDP Center Rumah sehata Covid19 dibantu oleh sekitar 120 tenaga kesehatan, baik itu dokter spesialis, dokter umum, perawat dan tenaga kesehatan lainnya.

"Diharapkan dengan dibukanya PDP Center untuk kasus konfirmasi positif dengan gejala ringan di tower 8 dapat terpenuhinya kebutuhan ruang isolasi untuk kasus covid19 di Sumsel,"tuturnya.

Sementara itu Dinkes Provinsi Sumsel Lesty Nuraini mengatakan untuk tenaga medis di PDP Center sudah disiapkan bahkan mereka juga tinggal disini. "Jadi setelah bekerja disini selama dua minggu nanti mereka akan di isolasi mandiri dulu selama 14 hari baru nanti bisa pulang kerumah masing-masing kemudian dapat bekerja lagi, maka itu kita membutuhkan tenaga medis cukup banyak,"ungkapnya.

Dia juga menjelaskan bahwa rumah sehat di Jakabaring Palembang terdiri dari ODP Center dan PDP Center. Bukan hanya sebagai pusat karantina bagi mereka yang positif covid-19, di PDP Center ini juga sebagai pusat screnning. Ini sebagai strategi percepatan penanganan covid-19.

Untuk itu, keberadaan PDP Center akan sangat bermanfaat guna menangani pasien covid-19 yang jumlahnya semakin bertambah.

Maka dalam mendukung pemerintah dalam upaya penanganan covid-19, Lesty mengharapkan masyarakat ikut berperan, tidak lain dengan disiplin menjaga jarak, tidak keluar rumah jika tidak mendesak, serta menggunakan masker jika diluar rumah.

"Yang paling penting menerapkan pola hidup sehat dan menjaga imunitas tubuh," kata dia.

Lonjakan Kasus Covid di Sumsel karena Tracing Petugas Aktif dan Agresif

Liputansumsel.com
Palembang -liputansumsel.com-- Gubernur Sumsel H.Herman Deru mengumpulkan sejumlah Kepala OPD, Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang  dan  juga Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan  Covid 19  Sumsel di kantornya, Sabtu (16/5) siang. HD sengaja mengundang mereka untuk melakukan diskusi terbatas guna mengetahui langsung kondisi terkini Covid 19, pasca peningkatan signifikan kasus positif Covid yang mencapai 119 kasus beberapa hari lalu di Sumsel.

"Makanya Bapak/Ibu yang berkompeten Saya undang kesini. Sebagai pemimpin daerah Saya pasti ingin masyarakat Saya sehat, damai. Saya juga tidak mau tatanan hidup daerah ikut hancur," jelasnya.

Agar tidak membuat masyarakat panik dan resah, dirinya meminta semua pihak yang  bertugas memberikan informasi perkembangan Covid dapat memberikan data disertai penjelasan yang menyejukkan kepada masyarakat. Termasuk soal penambahan kasus positif Covid 19 yang cukup signifikan sebanyak 119 kasus tersebut.

"Kenapa angka kita besar sekali?   karena kita memang aktif dan agresif melakukan tracing. Bukan berarti peningkatan itu karena kita tidak bisa mengendalikannya. Bukan seperti itu, harus dilihat dulu jumlah penambahan  kasus positif itu berapa persen dari banyaknya sampel yang kita periksa," jelasnya.

Selain alasan di atas, HD mengaku sengaja mengumpulkan pihak terkait ini juga untuk membedah apa saja hal lain yang ikut menyebabkan peningkatan tersebut. Dengan demikian Ia berharap Covid di Sumsel dapat dikendalikan sehingga Sumsel segera bebas dari Corona.

"Saya ingin itu di  bedah dari hal-hal kecil, apakah itu juga ada pengaruhnya dari prilaku masyarakat, dari perkembangan virus itu sendiri, kendala alat labor atau lainnya. Biar kita optimis Sumsel bisa segera bebas Corona," ujar HD.

Sementara itu Jubir Percepatan Penanganan Covid 19 Sumsel yang juga ahli mikro biologi Prof Yuwono menerangkan bahwa peningkatan jumlah kasus positif yang signifikan itu perlu dilihat kembali sejak kapan terjadi. Karena sebelumnya tidak ada peningkatan kasus positif yang begitu mencolok di Sumsel.

Saat ini tingkat case fatalitas rate (CFR) Covid 19 itu adalah sebesar 2-4 %. Sedangkan di Sumsel CFRnya baru sekitar 2,4 % dari 458 kasus positif dengan kasus meninggal sebanyak 11 kasus.

" Kalau Saya lihat, pola pandemi ini di Sumsel  masih konsisten karena dengan kematian 11 itu mestinya maksimal jumlah kasus positifnya ada 550. Sementara sekarang yang terdata ada 458 kasus positif," jelas Yuwono.

Sementara itu Kepala BBLK, dr Andi Yussianto, Mepid, mengatakan sejauh ini mereka  perhari dapat melakukan 500 pemeriksaan spesimen. Namun diakuinya mereka cukup terkendala ruangan yang sangat terbatas. Sehingga cukup menyulitkan untuk pihaknya saat akan menambah SDM. Padahal menurutnya semakin banyak spesimen yang diperiksa akan semakin baik. 

"Kita juga bersyukur sekarang RSMH bisa periksa juga," jelasnya.

Untuk diketahui sampai Jumat (15/5), jumlah total ODP sebanyak 5134, ODP dalam pemantauan 1239 orang dan ODP selesai pemantauan 3895 orang. Kemudian total PDP sebanyak 341 orang, PDP dalam proses pengawasan 171 orang dan PDP selesai pengawasan 170 orang.

Adapun sampel yang diperiksa sebanyak 2224 sampel. Dengan rincian  kasus terkonfirmasi positif sebanyak 458 orang dan negatif sebanyak 269 orang. Sedangkan  1.497 lainnya masih dalam pemeriksaan.

Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas Kesehatan Sumsel, Lesty Nurainy,  Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang dr Andi Yussianto, Kepala BPBD Sumsel, Irisnsyah, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Palembang, Nur Purwoko.

Dua Pencuri Pipa Pertamina Diamankan Polsek Babat Toman

Liputansumsel.com
Muba-Liputansumsel.com-Dua Pria dikelurahan Mangun Jaya bernama Yayan Saputra (34) dan Putra Argamanensyah (28), ditangkap Kepolisian Sektor Babat Toman. Karena diduga melakukan Pencurian dengan pemberatan yang kita sebut (CURAT), Kamis (14/05/2020).

Keduanya sudah di mapolsek beserta barang bukti berupa 2 (dua) buah Gergaji besi, 9 (sembilan) batang besi pipa ukuran 3 meter, 1 (satu) batang besi pipa ukuran 6 meter, 2 (dua) batang besi pipa ukuran 9 meter, 1(satu) batang besi pipa bentu L ukuran 1 meter.

Dikatakan Ali, tindak pidana Curat terjadi Kamis 14 Mei 2020 sekira jam 19.00 wib, kedua tersangka yang tertangkap melakukan pencurian besi cubing milik Pertamina dengan memotong saluran minyak sepanjang 52 meter dengan menggunakan gergaji besi bersama dua rekan lainnya yang masih dalam pengejaran petugas yakni AB (DPO) dan AN (DPO). besi pipa cubing saluran minyak milik PT. Pertamina EP Kel. Mangun Jaya tepatnya dilokasi MJ 42. Berhasil memotong kemudian pipa pertamina Ep tersebut disimpan di belakang rumah tersangka YAYAN dalam keadaan sudah terpotong menjadi 12 batang pipa cubing dan 1 batang pipa cubing berbentuk L. Pihak Security yang sedang berpatroli melihat kondisi pipa sudah terpotong langsung berkoordinasi dengan bagian produksi PT. Pertamina EP dan langsung melaporkan ke Polsek Babat Toman. "Keduanya sudah ditangkap dan dalam proses kita. Total kerugian ditaksir Pertamina Ep tersebut Kurang Lebih Rp. 12.000.000,-"Ujar Kapolsek Babat toman ALI ROJIKIN, SH, MH yang mewakili kapolres Musi Banyuasin AKBP YUDHI SURYA MARKUS PINEM, S.ik.

Diketahui, terduga kedua pelaku itu ditangkap di rumah pelaku Yayang di jalan Kel. Mangun Jaya Kec. Babat Toman Kab. Muba, Kamis (14/05/2020). Terhadap terduga pelaku disangkakan tindak pidana pencurian dengan pemberatan, yakni Pasal 363 KUHP dengan ancaman kurungan penjara selama 6 tahun.(agung/rill).

Sisir Warga Miskin Tidak Terdata Dinsos Beri Bantuan

Liputansumsel.com
MUBA-liputansumsel.com_Bupati Musi Banyuasin Dr H Dodi Reza Alex Lic Econ MBA memastikan semua warga Muba yang berhak mendapatkan bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS) akan  mendapatkan hak mereka di tengah wabah Covid-19 ini.

Tercatat ratusan ribu warga Muba yang akan mendapatkan bantuan tersebut yang tidak hanya mengacu pada data DTKS, DD, PKH, dan BPNT, namun Pemkab Muba juga menyiapkan alokasi khusus untuk warga yang tidak terdata tetapi berhak mendapatkan bantuan.

Seperti yang dilakukan Dinas Sosial Muba yang langsung dipimpin Plt Kadinsos Muba Drs Ahmad Nasuhi SH MM yang mendatangi sejumlah warga di Desa Teluk Kijing 3 untuk menyalurkan bantuan sembako bagi warga Muba yang tidak terdata.

"Jadi, pak Bupati Dodi Reza juga menyiapkan alokasi bantuan untuk warga Muba yang tidak masuk dalam data DTKS dan lainnya. Oleh sebab itu, kami sisir satu persatu warga di pelosok Muba untuk menyalurkan bantuan tersebut," ungkapnya.

Dikatakan Nasuhi, Pemkab Muba melalui Dinsos Muba menyiapkan alokasi sekitar 15 ribu KK untuk bantuan kepada warga yang tidak terdata. "Di Desa Teluk Kijing 3 ini kami salurkan bantuan kepada 10 KK yang tidak terdata bantuan," terangnya.

Sementara itu, Bupati Muba Dr Dodi Reza Alex memastikan, bantuan untuk warga terdampak Covid-19 di Muba  tersebut diperuntukkan bagi warga yang berada diluar Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang selama ini mendapatkan Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial.

Dari hasil inventarisir data Dinas Sosial Muba  jumlah total keluarga penerima Bansos Jaring Pengaman Sosial (JPS) seluruhnya adalah 101.099 KK di Muba yang akan mendapatkan bantuan terdampak Covid-19.

Untuk bantuan Bantuan Sosial Tunai APBD Kabupaten Muba Tahun 2020 yang diberikan sebesar Rp.400.000/ KK ini, lanjut Dodi, Pemkab Muba bekerjasama dengan BRI dalam penyalurannya melalui e-Warung/BRI Link.

"Kami pastikan dalam penyaluran bantuan ini menerapkan sistem kesesuaian data tentang nama dan alamat (by name and by address), sehingga tidak tumpang tindih dan benar-benar tepat sasaran," tegasnya.

Dodi menyebutkan, bantuan untuk warga terdampak Covid-19 di Muba tidak hanya mengandalkan Bantuan Sosial Tunai APBD Kabupaten Muba Tahun 2020, namun ada juga bantuan langsung tunai dan bantuan dari Dana Desa.
"Bansos tersebut diperuntukkan bagi 86.099 KK; terdiri dari 81.758 KK yang tersebar di 227 Desa dan 4.341 KK tersebar di 13 Kelurahan", tukasnya.

Bansos yang distribusikan ke 81.758 KK di 227 Desa antara lain:
1. Bansos Penerima Keluarga Harapan (PKH), nilainya variatif per bulan untuk 17.545 KK
p2. Bansos Sembako/BPNT, Rp.600.000 untuk 16.435 KK selama 3 bulan
3. Bansos BLT Kemensos, Rp.600.000 untuk 7.530 KK selama 3 bulan
4. Bansos BLT Dana Desa, Rp.600.000 untuk 40.248 KK selama 3 bulan

Sementara Pemerintah Daerah Musi Banyuasin sendiri memberikan bansos yang bersumber dari APBD, diantaranya (1) Bansos APBD Tunai, (2) Subsidi listrik PT. MEP dan PDAM, (3) Bansos Beras, dan (4) Bansos Top Up Sembako/BPNT sebagai tambahan senilai Rp.400.000 / KK. Semua bantuan ini didistribusikan secara bertahap untuk 3 bulan ke depan, kecuali bansos PKH dan BPNT Kemensos yang dibayarkan rutin setiap bulannya.(agung/rill).

DPRD OKU Marah Terkait Penanganan Covid 19 Dinilai Bobrok

Liputansumsel.com
BATURAJA - liputanaumsel - Banyaknya sorotan miring terkait penanggulangan Covid 19 OKU oleh Tim Satuan Tugas Covid 19 OKU membuat anggota DPRD OKU marah dan menilai kinerja Satgas Covid 19 OKU Bobrok.

Hal ini terungkap saat dilakukannya Rapat Dengar Pendapat (RDP),  Sabtu malam (16/5) sekitar pukul 20.00 wib di Ruang Rapat DPRD OKU.

Hadir dalam pertemuan RDP penanggulangan Covid 19 tersebut, Pimpinan Rapat, Parwanto, Densi Hermanto, MS. Tito, Naproni, Yopi Sahrudin, Hendro Putra Jaya, Sekretaris Dewan A Karim.

Sejumlah persoalan yang dimunculkan dalam RDP itu karena Satgas Covid 19 OKU dinilai bekerja tidak sesuai SOP,  lambannya dalam melakukan pemantauan terhadap PDP, sampai kepada pembagian dana BLT di kantor Pos yang tidak mengikuti aturan atau SOP serta pemakaman pasien PDP yang tidak standar pemakaman pasien Covid 19, yang terjadi di Kedaton.


Sehingga wajar jika DPRD OKU sangat marah dan meluapkan kegeraman mereka dalam RDP dengan Satgas Covid 19 OKU karena dewan banyak menerima laporan masyarakat serta meningkatnya positif Virus Corona yang diderita warga OKU yang melonjak tajam mencapai 27 orang yang dari sebelumnya hanya berjumlah 11 orang.


Bahkan  RDP antara DPRD OKU dengan Satgas Covid 19 berlangsung alot dan bertensi tinggi sampai sampai anggota DPRD OKU, Densi menggebrak meja menunjukkan kekesalannya terhadap Satgas Covid 19 OKU.

" Kami mendapati sendiri dilapangan bagaimana banyaknya persoalan yang timbul dimasyarakat dalam penanganan Covid 19 OKU yang tidak sesuai SOP. Bahkan dipintu masuk kabupaten OKU sangat longgar, " ujarnya.


Kalau di daerah lain pemeriksaan kendaraan sangat ketat, sementara di OKU kita ini, menurut Densi  arus keluar masuk ke Kota Baturaja, mulai dari  Lubuk Batang, simpang Martapura, dan Batukuning tidak ada pemeriksaan.

“ Saya sendiri mondar mandir berpuluh kali lebih melewati Posko Satgas menggunakan mobil berplat B tapi tidak ada petugas yang menyetop atau memeriksa, " ucap Densi.

Bahkan Parwanto selaku pimpinan Rapat sangat menyayangkan saat pembagian bantuan sosial yang dilakukan oleh Dinas Sosial Kabupaten OKU tidak mengikuti SOP Covid 19, belum lagi penerimanya bervariasi mendapat bantuan tersebut dan jumlahnya tidak sama dan bahkan banyak yang tidak tepat sasaran.

Menanggapi sejumlah kritikan DPRD OKU, Sekda OKU, Tarmizi yang memimpin tim satgas dalam RDP mengatakan semua yang telah dilakukan pihaknya sudah maksimal dan mengikuti kebijakan dan aturan yang berlaku dari pusat, namun masih ada keteledoran yang kedepannya tidak akan terulang, seperti soal penakaman pasien Covid 19 di Kedaton.



Walaupun sejak dimulai RDP hingga akhir bertensi tinggi, namun akhirnya rapat tersebut menyimpulkan beberapa poin yang disepakati untuk ditindaklanjuti kedepan.


Sementara itu, banyak warga yang secara swadaya berjibaku bergerak sendiri melakukan penyemprotan disinspektan di lingkungan mereka walaupun tidak sedikitpun mereka menerima bantuan dari pemerintah.

Seperti yang dilakukan oleh warga di RT 13, 14 dan 15 RW 05 yang gotong royong mengadakan penyemprotan disinsfektan mencegah virus Corona semakin meluas.

Ketua RW 05, Erwanto bersama Ketua RT 13, Erlan Yudens, Ketua RT 14, Nang Ali dan RT 15, Heri Heryadi bersama beberapa warga berkeliling dilingkungan mereka menggunakan mobil melakukan penyemprotan disinspektan agar daerah mereka jangan ada lagi kebobolan oleh Virus Corona.

" Meskipun sejak awal kita sudah sangat ketat namun ada warga yang tidak melapor keberadaan mereka yang masuk lingkungan RT 13 tidak melapor dan dinyatakan positif Corona dan tidak adanya komunikasi pihak Kelurahan akan tetapi sebagai ketua RT kita tetap memerangi Corona agar jangan meluas, " ucap Erlan. (Bam/tim)