02 Desember 2020

3 Tahun Tak Miliki Gedung Belajar, Para Siswa Tepian Musi Sekolah di Masjid

Liputansumsel.com


Palembang, Liputan Sumsel.Com - Puluhan siswa MTS Al Minhajul Islamiyyah, desa Pulokerto, Kecamatan Gandus, Kota Palembang tidak dapat merasakan belajar di Gedung sekolah milik sendiri. Mereka terpaksa belajar dengan menumpang di masjid tua berukuran 5x5 meter yang disekat menjadi tiga bagian kelas.


Ironinya, potret menyedihkan ini sudah berjalan selama tiga tahun ini. Tak hanya itu, di desa Pulokerto hanya ada Sekolah Dasar (SD) sehingga setiap siswa yang ingin melanjutkan sekolah ke jenjang SMP harus ke Desa Tetangga dengan menempuh jarak kurang lebih 10 km.


“Sudah tigo tahun anak-anak sekolah di masjid, karena kami belum ado sekolah permanen dek. Sebenarnyo untuk tanah ini lah ado tanah wakaf 20x20 meter dari warga untuk dibangunkan sekolah, tapi karena biayanyo terbatas jadilah dicicil dulu pembangunannyo.” Ujar Pak Davitra, Guru MTS Al Minhajul Islamiyyah


Tak hanya itu, untuk dapat sampai ke sekolah sebagian siswa harus mempertaruhkan nyawa saat menyebrangi sungai dengan menggunakan perahu kayu seadanya, dan dilanjutkan dengan jalur darat. 


Tim Program ACT Sumsel, Aris Lazuardi menerangkan, dalam rangka mendukung pendidikan anak-anak tepian musi ini, ACT Sumsel berencana untuk membangunkan sebuah gedung sekolah yang layak dan permanen bagi para siswa.

“InsyaAllah saat ini sedang kita ikhtiarkan untuk membangun sebuah gedung sekolah pertama yang layak dan permanen bagi para siswa, adapun sumber dananya nanti melalui urunan dana dari para dermawan yang dikolektifkan hingga tercukupi satu buah gedung,” jelas Aris


Melalui program Sekolah Tepian Negeri, Aris juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengembangkan generasi pendidikan Indonesia, salah satunya dengan  menyediakan fasilitas sekolah yang layak.(Rl/A2)

Manfaatkan Bonus Demografi Menuju Industri 4.0

Liputansumsel.com


Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si (Staf Khusus Kemenkominfo Bidang IKP, Transformasi Digital, dan Hubungan Antar Lembaga), menjadi salah satu pembicara dalam diskusi bertema Menyiapkan Aset SDM yang Mendukung Kebangkitan Dunia Usaha di Era Pandemi di Jakarta, Senin, 30 November 2020. Hadir dua narasumber lainnya yaitu Dr. Ir. Hariyadi BS. Sukamdani, MM (Ketua Umum APINDO dan Ketua Umum PHRI), Anwar Sanusi, Ph.D (Sekretaris Jenderal Kemnaker RI).

JAKARTA - liputansumsel.com--Memasuki tahun baru yang tinggal menghitung hari, tantangan angkatan kerja di Indonesia semakin tinggi. Hal ini dipicu adanya prediksi bonus demografi angkatan kerja muda hingga tahun 2045. “Kita melihat persentase dari angkatan kerja kita, pemuda (16-30 tahun) ini sangat tinggi hampir 25%,“ ujar Anwar Sanusi, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan dalam Webinar KPCPEN dengan tema ‘Menyiapkan Aset SDM yang Siap Mendukung Kebangkitan Dunia Usaha di Era Pandemi’, Senin (30/11/2020).


Pertumbuhan lapangan kerja yang terus digenjot pemerintah juga menghadapi rintangan yang tak mudah, terutama di masa pandemi. Hal ini pun menyebabkan bertambahnya angka pengangguran pada usia produktif. “Selama bulan Februari sampai dengan Agustus ini menambah pengangguran 2.4 juta lebih,” ungkap Anwar.


Anwar menilai bahwa bonus demografi bisa saja menjadi keuntungan namun juga sebaliknya, jika kita tidak siap dengan perubahan ke industri 4.0 yang banyak berfokus pada digitalisasi dan otomatisasi. “Bonus demografi pada saat yang bersamaan ada yang namanya revolusi industri. Kalau ini dua-duanya tidak kita kelola dengan baik, kita khawatir seiring berjalannya waktu bonus demografi selesai, revolusi industri 4.0 juga tidak kita kelola dengan baik,” terangnya.


Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Ketua Umum DPN Apindo, Hariyadi B. Sukamdani, dalam forum yang sama, katanya “Mengenai masalah Industri 4.0, yang juga resiko otomatisasi ini cukup besar, dari jumlah pekerja sangat signifikan yaitu 60% di sektor manufaktur bahan pangan. Dan ILO (Organisasi Buruh Dunia) juga memperkirakan 60% di sektor otomotif, akan terkena dampak yang cukup signifikan,”.


Talenta yang sangat banyak dengan tantangan digitalisasi di masa depan sering tak seimbang dengan kemauan perusahaan dalam berinvestasi pada karyawannya. “World bank menyampaikan di Indonesia hanya 4.7 % perusahaan yang memberikan pelatihan formal. Ini persoalannya di masalah anggaran ya,” jelas Hariyadi.


Ia pun menilai pemerintah harus lebih fokus lagi memanfaatkan program pemagangan serta Balai Latihan Kerja (BLK) agar para SDM siap masuk ke dunia usaha. “Kami melihat bahwa pemerintah telah memiliki banyak sekali sarana dan prasarana bahkan gedung dan sebagainya, tapi memang kurang teroptimalisasi. Kita berharap ke depan BLK (Balai Latihan Kerja) ini bisa menjadi sarana kita untuk memicu keterampilan dari tenaga kerja kita,” terangnya.


Dalam mendukung angkatan kerja baru dan industri 4.0, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah lama menyiapkan sarana digital bagi talenta muda. “Kemenkominfo mempunyai berbagai macam pelatihan kewirausahaan digital atau digital talent scholarship dan juga pelatihan digital UMKM,” pungkas Rosarita Niken Widiastuti, Staf Khusus Kementerian Komunikasi dan Informatika Bidang IKP, Transformasi Digital, dan Hubungan Antar Lembaga dalam forum yang sama.



Program ini pun berhasil mengalihkan hampir 5 juta UMKM menuju digitalisasi. “Kami melakukan pendampingan melalui grebek pasar, ini membantu masyarakat kecil khususnya UMKM untuk berjualan dari daring. Pemerintah tidak ingin marketplace hanya diisi produk dari luar negeri,” ujar Niken.


Pemerintah melalui sektor terkait pun terus mendorong peningkatan infrastruktur, serta perlindungan melalui pembuatan regulasi. “Di dalam masyarakat terdigital ini, new business model harus kita lakukan, kurikulum harus kita lakukan pembenahan, program pelatihan juga sama, skema sertifikasi juga sama,” terang Anwar Sanusi. “Job transformation, bekerja dimana saja dan kapan saja. Inilah yang esensi kenapa di dalam UU Cipta Kerja, ini mengakomodir yang namanya upah berbasis jam,” tambahnya.


Pada 2021, Kementerian Kominfo menargetkan 60000 beasiswa digital, yang meliputi cyber security, cloud computing, big data analysis, artificial intelligence, IOT, robotics, dan digital business.


-----------------


Tanggal Tayang: 1 Desember 2020

Penulis: Kiwantoro

Editor: Raihan Lubis (RL)




Pencuri Kembang Hias Remuk Di hajar Warga

Liputansumsel.com


BATURAJA- liputansumsel.com--Bumingnya  jenis kembang hias jenis Aglonema dan Sukson yang lagi ngetren membuat ngiler otak kotor para pencuri kampungan hingga dijadikan mereka sebagai ladang target melakukan aksi kejahatannya. 


Sebut saja, Rudi Haris Munandar (20), warga Perumahan RS Sriwijaya Blok NC Baturaja Timur OKU bersama rekan seprofesinya,  inisial X (21), warga Saung Naga Baturaja Barat OKU harus berurusan dengan pihak Polsek Baturaja Timur karena ketangkap mencuri kembang hias warga.


Terbongkarnya aksi pencurian kembang hias itu bermula adanya postingan jual beli online di media social (medsos), yang di posting oleh Sulistio (35), warga Unit 1 Batumarta.


Warga Perumahan RS Sriwijaya Kelurahan Sekarjaya Baturaja Timur Kabupaten OKU, yang selama satu bulan terakhir banyak kehilangan tanaman hias di depan rumahnya, terkejut melihat tanaman hias yang diposting tersebut diyakini miliknya yang hilang.


“ Saya kaget dan merasa sangat yakin kalau tanaman hias yang diposting di group jual beli bunga dan tanaman hias itu milik saya. Sebanyak 15 pot tanaman hias saya minggu lalu hilang di depan rumah, sekitar pukul 01.30 wib dini hari,” ujar Elan (50), warga RT 13 RS Sriwijaya.


Tanpa pikir panjang, ia melaporkan perihal kehilangan tanaman hias miliknya tersebit ke Mapolsek Baturaja Timur. Setelah berkoordinasi dengan petugas, akhirnya dengan sigap jajaran Polsek Baturaja Timur langsung melakukan penangkapan terhadap Sulistiyo di rumahnya.


Setelah didengar keterangan dari Sulistiyo itulah, akhirnya petugas memancing kedua pencuri tanaman hias dengan cara pura-pura kembali membeli kepadanya.



Ketika itulah, kedua pencuri kampungan ini, Rudi dan X tidak dapat lagi mengelak dihadapan petugas. Warga yang telah berkumpul melihat tertangkapnya kedua pencuri tersebut meluapkan emosinya dengan menghajar kedua pemuda hingga babak belur.


Sampai berita ini diturunkan, Rudi dan X masih terus di periksa petugas Polsek Baturaja Timur guna mengungkap kasus tersebut lebih lanjut. (Bam)

187 Pelajar Muba Ramaikan Turnamen Bulutangkis

Liputansumsel.com


Muba- liputansumsel.com--Setelah cukup lama tidak diadakan sebuah turnamen di karenakan COVID-19, kali Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Muba Menggelar Acara Turnamen Bulu tangkis Tingkat Pelajar Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) antar Kecamatan se-Kabupaten Muba.


Kegiatan turnamen Bulu tangkis ini diharuskan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, agar tidak menjadi cluster baru dari penyebaran COVID-19. Hal ini diungkapkan oleh Bupati Musi Banyuasin Dr H Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA melalui Sekretaris Daerah Muba Drs H Apriyadi MSi saat membuka Acara Turnamen Bulu tangkis, Rabu (2/12/20) di Gedung Olahraga Ranggonang Sekayu.


Apriyadi juga mengatakan dengan dilaksanakannya Turnamen Bulu tangkis ini, semoga dapat terlihat bibit olahragawan khususnya di cabang Bulu tangkis yang handal dan berkualitas. 


"Turnamen ini selain sebagai wahana mengukur tingkat kemampuan para peserta, memperbaiki dan melatih diri, diharapkan juga dapat melahirkan bibit bibit atlet yang matang dan tangguh,"ungkapnya. 


Dengan turnamen ini, secara tidak langsung merupakan salah satu upaya yang dilakukan secara bersama oleh Pemkab Muba dalam mengembangkan olahraga Bulu tangkis di Kabupaten Musi Banyuasin. Yang nantinya diharapkan para peserta yang mengikuti turnamen ini, dapat terus dibina dan dikembangkan untuk mengikuti kejuaraan pada event yang lebih tinggi lagi. 


"kepada peserta Turnamen Bulu tangkis saya ucapkan selamat bertanding, bertandinglah dengan penuh semangat dalam meraih prestasi, tunjukkanlah semua kemampuan yang dimiliki, dengan tetap menjaga sportivitas. Dan saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar besarnya kepada panitia dan seluruh pihak yang telah berupaya dan bekerja keras hingga terlaksananya Turnamen Bulu tangkis ini,"bebernya.


Sementara, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Muba Musni Wijaya SSos MSI mengatakan, kegiatan Turnamen Bulu tangkis Tingkat Pelajar Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) terdiri dari 13 Kecamatan yang ada di Muba yang menghadir 187 pelajar. Event ini juga dijadikan sebagai ajang seleksi dalam mempersiapkan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di Tahun 2021.


Dengan berolahraga semuanya jadi sehat dan menambah kekuatan pada tubuh. Dari turnamen ini semoga dapat menimbulkan atlet yang bisa berprestasi dan menjadi bibit atlet yang bersaing di berbagai kejuaraan dan membantu pemerintah untuk dapat menghasilkan bibit atlet sejak dini.


"Semoga kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar dan baik serta terhindar dari COVID-19. Karena di dalam kegiatan ini kita sangat mengedepankan protokol kesehatan seperti dengan menjaga jarak, rajin cuci tangan atau menggunakan hand sanitizer dan memakai masker. Jika banyak yang tidak mematuhi protokes maka kegiatan ini akan kita hentikan,"pungkasnya.

15 Desember Muba Bakal Launching Deklarasi MSPOI

Liputansumsel.com

Pemkab Musi Banyuasin Adakan Rakor Deklarasi MSPOI


Sekayu,liputansumsel.com-- Muba-Deklarasi program Muba Sustainable Palm

Oil Initiative (MSPOI) di Kabupaten Muba Program PUKL

Komoditi Kelapa Sawit di Kabupaten Muba tidak lama lagi bakal dilaunching Pemkab Musi Banyuasin pada tanggal 15 Desember mendatang.


Informasi ini disampaikan langsung oleh Kepala Disbun Akhmad Toyibir SSTP MM saat Rapat Koordinasi Deklarasi Program Muba Sustainable Palm

Oil Initiative (MSPOI) di Kabupaten Muba Program PUKL

Komoditi Kelapa Sawit di Kabupaten Muba, Rabu (2/12/2020) di Ruang Rapat Randik.


Rakor ini dipimpin oleh Bupati Dr H Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA diwakili Sekda Muba Drs H Apriyadi MSi, turut hadir asisten Bidang Perekonomian dan pembangunan Ir H Yusman Sriyanto, Kepala DPTSP Erdian Syahri Ssos Msi, DPPPA Muba Dewi Kartika MSi, Plt Kepala Disperindag Muba Azizah, Staf

Khusus Bupati Bidang Perubahan Iklim dan Lingkungan Hidup Najib, perwakilan Bappeda, Perwakilan Disnakertrans.


Menurut keterangan, kepala Disbun Akhmad Toyibir SSTP MM rakor tersebut dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti arahan Bupati Muba, dimana keterkaitan dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN-KSB) dan Peraturan Presiden (Perpres) No 44 Tahun 2020 tentang Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia.


Dijelaskannya, berdasarkan Inpres tersebut menerangkan bahwa Pemkab Muba diminta untuk menyusun rencana aksi mengenai wilayahnya yang areal status lahan banyak terdapat perkebunan kelapa sawit untuk membuat rencana aksi terhadap kelapa sawit yang berkelanjutan.


"Rakor ini dilaksanakan dengan tujuan persiapan deklarasi juga untuk mendengarkan masukan dari kawan-kawan yang tergabung dalam Gapki dari perusahaan kelapa sawit Indonesia merekomendasikan untuk Muba sebagai daerah yang dianggap pilot project dalam perkebunan kelapa sawit,"terangnya.


Terakhir, Toyibir mengatakan "Launching Deklarasi program Muba Sustainable Palm

Oil Initiative (MSPOI) bakal digelar pada tanggal 15 Desember mendatang,"ungkapnya.


Sementara, Sekda Drs Apriyadi MSi dalam sambutannya mengatakan bahwa hilirisasi dari program replanting sawit yang dilakukan oleh pemerintah pusat yang berlokasi di Kabupaten Musi Banyuasin dan terkait adanya isu yang beredar dimana terjadi tindakan kekerasan terhadap tenaga kerja, kekerasan terhadap perempuan, dan juga mempekerjakan anak dibawah umur.


Oleh karena itu, lanjut Apriyadi untuk menjawab isu tersebut maka dikeluarkanlah Inpres Nomor 6 Tahun 2019 dan Perpres Nomor 44 Tahun 2020. Sebenarnya ada atau tidak ada isu ini sudah kewajiban dari kita pemerintah daerah ini untuk memperhatikan keberlanjutan kebun kebun sawit terutama kebun kebun sawit milik masyarakat, bukan milik perusahaan. Jadi kita tinggal memastikan, memonitor mereka dari sisi aturan manakala mereka tidak mematuhi aturan.


"Fungsi Pemkab Muba berkewajiban hanya memfasilitasi kelompok tani, kelompok Tani Muba non APBD, serta kewajiban kita melindungi petani karet dan sawit. Petani yang akan dijadikan home industri nanti akan kita magangkan atau latih terlebih dahulu,"pungkasnya.