06 Maret 2022

Pedagang Gorengan Bersedih, Migor Langka

Liputansumsel.com

# Harga Sembako  Mendadak Naik.


MUSI RAWAS,liputansumsel.com  - Salah satu penjual gorengan yang sering berjualan gorengannya pada lingkungan perkantoran Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Mura bersedih.


Pasalnya sejak kelangkaan Minyak Goreng (Migor) di kawasan pasar tradisional daerah Kecamatan Muara Beliti,yang susah didapat guna kebutuhan sehari-hari.


Menurut pedagang gorengan di kawasan kantor Pemkab Mura Murni (6/3) hampir satu pekan terakhir ini,dipasar Muara Beliti sudah mulai kesulitan Migor karena setiap para pedangang belum mendapatkan distribusi dari distributor.


Sehingga membuat kami para pedagang kecil gorengan merasa bersedih dan hampir putus asa,sebab menurut informasi dari para pedagang lain hanya ada di minimarket serta super market yang jual minyak goreng.


" Itupun hanya dua liter saja yang bisah dibelih dengan harga yang cukup tinggi bagi kami para pedagang kecil,sedang di tempat lain tidak ada yang jual Migor,"ucap Murni.


Lanjutnya lagi,selain dari langkahnya Migor di pasar Muara Beliti kebutuhan pokok lainnya juga ikut melambung mendadak naik seperti cabe,bawang,telor.


Akibat dari kelangkaan dan kenaikan harga bahan pokok tersebut saya yang menjual gorengan setiap hari hanya Rp 500 rupiah hingga menjadi Rp 1.500 rupiah.


" Dengan demikian kami masyarakat khususnya pedangang kecil sangat berharap sekali , jika ketersedian Migor dapat di pulihkan kembali," ucapnya.


Sementara itu Erma (34) salah satu ibu rumah tanggah yang berkediamam di Muara Beliti,saat mengikuti adanya operasi pasar oleh Disperindagkop Kabupaten Mura kemarin.


Untuk mendapatkan Migor saja masyarakat harus membawah kupon terlebih dahulu serta menyertakan kartu vaksin,apabilah tidak membawah dan menyertakan kartu vaksin masyarakat tidak mendapatkan Migor tersebut.


" Dan kupon pembelian migor tersebut masyarakat harus menemui pihak Kelurahan maupun Desa masing-masing dulu,apabilah sudah ada kupon boleh beli Migor,"pungkasnya.(Zul)

Polres Lubuklinggau Bubar Antrian Di Mini Market

Liputansumsel.com


LUBUKLINGGAU,liputansumsel.com -  Warga Kota Lubuklinggau mendatangi dan memadati sejumlah minimarket guna mencari kebutuhan bahan pokok sehari-hari seperti minyak goreng yang lagi langka di Lubuklinggau.


Karena warga yang mendatangi minimarket tersebut menyebabkan kerumunan hingga ditakutkan terjadinya peningkatan klaster baru di masa pandemi Covid-19 ini.


Kapolres Lubuklinggau AKBP Harissandi Sik secara langsung dan spontanitas turun ke lokasi sebuah minimarket di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Siring Agung, Kota Lubuk Linggau, provinsinsi Sumatra Selatan (Sumsel), Minggu (6/3).


Guna membubarkan kerumunan bagi masyarakat yang sedang mengantre untuk membeli minyak goreng, pihaknya melaksanaka pembubarkan lantaran tidak menggunakan masker.


"Kita membubarkan kerumunan masyarakat yang melakukan antrean membeli minyak goreng di sebuah minimarket karena mengabaikan protokol kesehatan seperti tidak menggunakan masker dan berkerumun," kata Harissandi.


Harissandi memutuskan menutup minimarket tersebut untuk menghindari kerumunan masyarakat. Apalagi, saat ini kasus covid-19 varian Omicron sedang meningkat.


Selain itu, pihaknya juga menyidak sejumlah tempat penyimpnana minyak goreng. Menurutnya, kegiatan ini bertujuan untuk memantau stok dan harga eceran minyak goreng yang saat ini langka.


"Jika ditemukan penyimpangan atau penimbunan minyak tersebut akan kita beri sanksi tegas dan akan kita proses," tegasnya.(Zul)

DPRD Linggau Sidak Mini Market

Liputansumsel.com


LUBUKLINGGAU,liputansumsel.com – Warga Kota Lubuklinggau telah melayangkan laporan ke pihak terkait baik Pemerintah Kota Lubuklinggau hingga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).


Tentang adanya indikasi salah satu supermarket maupun mini market telah menjual minyak goreng dengan syarat-syarat tertentu minimal mesti belanja 100 ribu dulu di supermarket tersebut.


Menanggapi laporan dari warga tersebut Dua anggota DPRD Lubuklinggau Fraksi PDIP, Ari Pranggayuda dan Sherli Olivia Utari mendatangi supermarket JM Lubuklinggau.(6/3).


Dalam sidak tersebut keduanya ingin memastikan apakah informasi dari masyarakat tersebut benar adanya tentang penjualan minyak sayur bersubsidi dan minimal harus belanja 100 ribu rupiah agar bisa mendapatkan 2 Liter minyak goreng dengan harga Rp 28.000 ribu rupiah.


Saat meninjau, kedua anggota DPRD tersebut sempat berdebat dengan salah satu karyawan JM Lubuklinggau, karena karyawan tidak bisa menjelaskan dengan benar perihal syarat yang ditentukan oleh pihak JM.


“Kami Melakukan ini atas dasar perintah dari pimpinan” jelas karyawan JM Lubuklinggau kepada dua anggota DPRD Tersebut


Sherli dan Arie mengatakan pihaknya akan memanggil JM Lubuklinggau atas apa yang mereka temukan karena tidak ada aturan nya harus seperti itu dan tidak ada tertera dalam kitab undang – undang manapun.


Menurut dua anggota dewan tersebut, apa yang dilakukan hanya taktik marketing dari JM Lubuklinggau untuk memanfaatkan situasi kelangkaan minyak goreng.


" Dengan dali upaya menerapkan beli minyak goreng 2 liter maka pembeli harus belanja minimal 100 ribu dulu di supermarket tersebut,"pungkas.(Zul)

I Tahun Kepemimpinan Ramah Berarti, 2 Program Belum Terealisasi

Liputansumsel.com


MUSI RAWAS,liputansumsel.com- Kepemimpinan HJ Ratna Machmud - HJ Suwarti sebagai Bupati dan Wakil Bupati Musi Rawas sudah melewati 1 tahun. 9 Program yang dicanangkan mereka  berdua waktu masa kampanye terdahulu yakni, Menuju Musi Rawas Maju, Mandiri dan Bermartabat (Mantab) 

Sembilan Program yang ditawarkan kepada masyarakat Kabupaten Musi Rawas menuju lebih baik yakni; Seluruh Jalan Mulus Sampai ke Desa-desa, Sekolah Gratis, Gratis Seragam - Baju, Tas dan Sepatu Sekolah, Berobat Gratis, Bantuan Pondok Pesantren di Setiap Kecamatan, Mendirikan Rumah Tahfidz Al-Qur’an Dari Kecamatan Sampai Desa, Bantuan Alat Berat Untuk Buka Lahan di Setiap Kecamatan, Satu Mobil Ambulan di Setiap Desa, Santunan Kematian 3 Juta Per-Orang 


Kepala Bappeda Kabupaten Musi Rawas Kgs Effendi Feri saat di wawancarai wartawan beberapa waktu yang lalu mengatakan, Satu tahun kepemimpinan Hj Ratna Machmud - HJ Suwarti 9 program yang dicanangkan mereka berdua sudah tereliasi hampir 75 % kecuali pengadaan mobil ambulance untuk satu desa satu unit, serta pengadaan alat berat untuk buka lahan setiap kecamatan. 

"Insya Allah tahun 2022 ini, untuk alat berat eskavator akan dibeli 2 buah dan mobil ambulance akan dibeli 35 buah untuk tingkat-tingkat desa," Jelas Feri. (smsi)

05 Maret 2022

Pelajar SDN 1 Lubuk Makmur Sulap Sampah Organik jadi Kompos.

Liputansumsel.com


OKI, LiputanSumSel.Com- Setelah dinyatakan lulus sebagai Sekolah Penggerak dan akan memulai Diklat Komite Pembelajaran pada bulan Mei 2022 mendatang, SDN 1 Lubuk Makmur (SDN Salumar) Kecamatan Lempuing Jaya, OKI tingkatkan kreativitas pelajar dan kemampuan problem solving (penyelesaian masalah)  dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek.

.

"Kecangihan teknologi ini harus kita optimalkan untuk menunjang proses pembelajaran sekaligus mengasah kreativitas para peserta didik salah satu dengan mengelola sampah organik menjadi kompos", terang Kepala Sekolah SDN1 Lubuk Makmur, Heru Didik Krisdian, M.Pd  di ruang kerjanya, Sabtu (5/03).

.


Heru menambahkan, luasnya halaman sekolah yang dikelilingi banyak pepohonan berbanding lurus dengan  produksi sampah, hal inilah yang kemudian menjadi motivasi untuk mengelola sampah tersebut menjadi sesuatu yang lebih bernilai.

.

"Pengolahan sampah organik menjadi kompos merupakan bagian dari pembelajaran berbasis proyek atau (project basic learning) yang dilakukan oleh siswa /siswi kelas 4,5, dan 6. Kegiatan ini diyakini mampu mengasah kreativitas para pelajar", kata Heru Didik.

.

Kepala Sekolah SDN 1 Lubuk Makmur tersebut menjelaskan para pelajar  mengolah sendiri sampah organik yang ada dengan mencampurkan bahan Em4 dan Mol serta bahan lainnya sampai menjadi kompos yang bisa digunakan.

.

Disampaikan Heru Didik bahwa seluruh proses pembelajaran di SDN1 Lubuk Makmur ini menggunakan metode student center learning (pembelajaran yang berpusat pada peserta didik). Hal ini dilakukan sebagai upaya mendukung penguatan karakter sesuai Profil Pelajar pancasila.

.

"Kita ingin, pelajar di SDN 1 Lubuk Makmur selain memiliki kecerdasan secara akademik, juga memiliki keberanian dalam berinovasi, karakter sebagai Pelajar Pancasila serta mampu menjadi pioner untuk menjaga kelestarian lingkungan melalui pengolahan sampai organik menjadi kompos yang lebih bermanfaat", pungkasnya.

( Povi ).