05 Maret 2019

Sekitar 300 Peserta Ikuti STQ VIII 2019 Tingkat Kabupaten Banyuasin

Liputansumsel.com
PANGKALAN BALAI --liputansumsel.com--Seleksi Tilawatil Quran (STQ) VIII 2019 Tingkat Kabupaten Banyuasin Yang dibuka Bupati Banyuasin H.Askolani, SH., di Ponpes Al-Muhibin Kec. Betung, Selasa (05/03). Pembukaan ditandai dengan pemukulan beduk oleh Bupati Askolani Didampingi Wakil Bupati H.Slamet Somosentono, SH.

Acara yang berlangsung dari tanggal 4 – 8 Maret 2019 diikuti sekitar 300 orang Peserta mewakili Setiap Khafilah dari Setiap Kecamatan yang ada di Kabupaten Banyuasin.
Sesuai dengan Salah Satu dari 7 (Tujuh) Program pokok Kabupaten Banyuasin “Mewujudkan Banyuasin Religius” Pemkab Kabupaten Banyuasin
Dalam Sambutannya Bupati Banyuasin H.Askolani, SH., MH mengatakan Melalui STQ ini diharapkan dapat membentuk karakteristik generasi muda yang beriman, bertaqwa dan berahlaqul karimah.

“Kepada para orang tua, untuk Senantiasa membangkitkan kembali ghiroh mengaji kepada anak – anak sesuai dengan program MAGHRIB MENGAJI utamanya di setiap masjid-masjid serta pengaktifan kebali Taman Pendidikan Al-Qur’an untuk kegiatan Membaca dan Menghafal Al-Qur’an kepada Anak usia dini juga Remaja”, Katanya.

Bupati Askolani menambahkan kepada peserta yang bertanding semoga keikutsertaan saudara-saudara dalam STQ ini, dapat membawa Manfaat dan Maslahat dalam upaya kita mengaktualisasikan ajaran Islam Di Bumi Sedulang Setudung.

“Peserta yang Terpilih Sebagai Pemenang, Siapkan diri untuk menghadapi STQ XXV tingkat Provinsi Se-Sumatera Selatan di Kabupaten Musi Rawas Utara Nantinya Jika Kabupaten Banyuasin Terpilih Sebagai Pemenang akan ada Hadiah umroh untuk Pemenang”, tutupnya.

Hadir Bupati Banyuasin H.Askolani, SH., MH, Wakil Bupati Banyuasin H.Slamet Somosentono, SH, Wakil Ketua DPRD Heryadi HM.Yusuf, SP, Kapolres Banyuasin AKBP Yudhi Surya Markus Pinem, S.Ik, Danramil Betung Kapten INF Sariyo, Kepala Kantor Kemenag H.M Arkan Nurwahidin, M.Pd.i, Sekda Banyuasin Drs. H.M Yusuf M.Si, Pembina yayasan Ustadz H.M Yahya Asif Lc, Alhafidz, Ketua Yayasan terpadu Al-Muhibin Ratno Mahdi Haris, M.PD Para Asisten, Staff Khusus, OPD, Pimpinan Bank Sumsel Babel Cab. Pangkalan Balai Ahmad Suharmanto, SE, MM, FKUB Banyuasin, H.M Rasyid Sobri, Ketua Baznas, H.Mubari, Ketua LPTQ HJ.Aswarini Ta’al para dewan Hakim dan Panetra, Para Camat, Lurah, Kades, Tokoh Agama Tokoh Masyarakat Se-kabupaten Banyuasin.
(DISKOMINFO/PKP)

PABRIK PIL EKSTASI DI GERBEK POLISI

Liputansumsel.com

PRABUMULIH,liputansumsel.com-- Satuan Reserse Narkoba Polres Prabumulih berhasil mengungkap Home Industri pembuatan Pil Ekstasi diwilayah Jalan Srikandi, Kelurahan Prabumulih, Kecamatan Prabumulih Barat, Jumat (1/3/2019).

Dari penggerbekkan itu, Polisi mengamankan satu tersangka atas nama Rismadi (38) warga jalan tromol Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Prabumulih Selatan. Sementara pemilik rumah berinisial B belum tertangkap karena tidak berada ditempat pada saat proses penggerbekkan.

Kapolres Prabumulih AKBP Tito Travolta Hutauruk SIK MH Saat melakukan Press Release mengatakan, Produksi Ekstasi jenis inex tersebut terbongkar setelah masuknya laporan dari masyarakat sekitar.

"Menindaklanjuti laporan tersebut, personel kita melakukan penyelidikkan. Setelah dinyatakan akurat, Kita melakukan penggerbekkan dan berhasil mengamankan tersangka Rismadi pembuat Narkotika Golongan 1 jenis Ekstasi," Ujar Kapolres, Selasa (5/3/2019).

Kapolres menyampaikan, Polisi menemukan 27 butir saat melakukan penggeledahan di TKP. Dalam pengembangan lanjutan, petugas kembali menemukan seperangkat alat pencetak pil ekstasi, 2 alat cetak logo butterfly dan Pink Love serta satu unit HP Nokia.

"Kita juga menemukan satu piring serbuk warna pink berbahan procold seberat 33.94 gram yang digunakan ebagai salah satu bahan baku untuk pembuatan narkoba pil ekstasi tersebut," katanya.

Dari pengakuan tersangka, Lanjut Kapolres, Dalam satu jam tersangka mampu menghasilkan 27 butir pil ekstasi siap edar. Jika di kalkulasi, Tersangka mampu mencetak lebih dari 300 butir perhari.

"Dari rincian uji laboratorium Forensik, Bahan baku yang digunakan tersebut di Positif mengandung  Metaphetamine dan zat kimia lainnya," Ungkapnya.

Atas tindakkan tersebut, Tersangka diancam pasal 112 ayat 2 dan 113 No 35 tahun 2019 karena tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan dan menguasai atau menyediakan Narkotika golongan 1 jenis Pil Ekstasi.

"Tersangka Rismadi diancam hukuman penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 20 tahun dengan denda maksimum  sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditambah 1/3. Sementara tersangka berinisial B masih dalam pengejaran petugas," Tandasnya. 

Sementara itu, Rismadi yang juga Resedivis kasus Inek ini berdalih, aktivitas pembuatan ekstasi tersebut baru berjalan 1 hari. Ia lembali membuat Ekstasi lantaran menerima pesanan 50 butir dari tersangka B.

"Saya pernah ditahan tahun 2007 karena kasus Inek, Di penjara aku belajar membuat inek. Pasca bebas aku diajak B untuk membuat ekstasi 50 butir dirumahnya. Baru selesai 27 butir polisi datang, Aku ditangkap sementara B lagi beli rokok diluar rumah," Sesalnya. (Ard)

Pemkab MUBA Gelar Rakor KLA

Liputansumsel.com
MUBA-liputansumsel, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) melalui Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak(DPPPA) Kabupaten Muba adakan Rapat Koordinasi (Rakor) Persiapan Penilaian Pengembangan Kota Layak Anak (KLA) untuk Tingkat Nasional.

Rakor  digelar di Aula Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Muba, Selasa (5/3/2019). Kepala DPPPA Kabupaten Muba, Dewi Sartika mengatakan Rakor KLA tahun 2019 ini dimaksudkan untuk meningkatkan KLA dari tahun sebelumnya. Kabupaten Muba sebelumnya sudah mendapat penghargaan KLA sebanyak 2 kali berturut-turut. Tahun 2017 kategori Pratama dan 2018 meningkat menjadi Madya. "Kita ingin ditahun ini penghargaan meningkat menjadi Nindya,"  ungkapnya.

Dewi menekankan, perlu dukungan seluruh OPD terkait yang ada di Kabupaten Muba. Apapun kegiatannya harus ramah terhadap anak. Untuk itu dibentuk satu gugus tugas pengembangan KLA, sesuai dengan Surat Keputusan Bupati, diharapkan seluruh OPD terkait memberikan kontribusi untuk penilaian KLA ini, sehingga dari penghargaan yang sudah 2 kali diperoleh, semoga tahun ini dapat naik tingkat raih Penghargaan menjadi Nindya.

Sementara,Kepala Bappeda Kabupaten Muba sekaligus Ketua Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak 2019, Ir Zulfakar menghimbau kepada pihak terkait untuk fokus pada hal – hal yang perlu dibenahi sesuai dengan 24 indikator KLA.

"Berharap kalau Kabupaten Muba sudah menjadi KLA, diharapkan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang ditujukan untuk pemenuhan hak-hak anak dapat memberikan manfaat dan dampak yang sangat baik bagi masyarakat dan anak itu sendiri, "ujarnya.

Lanjut Zulfakar, Tidak ada lagi keraguan masyarakat kita berurusan dengan Pemerintahan. Kemanapun OPD yang akan dituju dengan membawa anak, masyarakat tidak menghawatirkan keadaan tersebut. Apalagi ditempat layanan umum seperti Rumah Sakit, Disdukcapil atau tempat umum lainnya, masyarakat akan merasa aman untuk membawa anak dalam pengurusan atau kepentingan apapun.

Rakor dipimpin Bupati Muba H Dodi  Reza Alex Noerdin diwakili Sekretaris Daerah Kabupaten Muba, Drs H Apriadi Msi, dalam arahannya, Sekda menekankan bahwa keberhasilan yang sudah dicapai ini tidak terlepas dari dukungan dan integrasi semua pihak. Ia pun mengajak seluruh stakeholder agar dapat berpartisipasi guna meningkatnya predikat KLA Kabupaten Muba.

“KLA sudah kita laksanakan beberapa tahun, Pada skala nasional kita sudah dapat dua kali berturtu-turut penghargaan. Mudah mudahan di tahun 2019 bisa kita tingkatkan lagi,”tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekda meminta agar di tingkat Kelurahan/Desa hingga tingkat Kecamatan dan Kabupaten untuk mendukung terwujudnya Indonesia Layak Anak (Idola) 2030. Sebab, pemenuhan hak anak juga merupakan pengamalan UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

Sama dengan ketua Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak, Sekda menambahkan bahwa selain pemenuhan fasilitas publik layak anak, ia menilai lembaga independen yang memfasilitasi anak juga diperlukan. Apriyadi berharap, nantinya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan seluruh pihak dapat meningkatkan pelayanannya khususnya fasilitas ramah anak.

“Saya berharap nantinya setelah melihat poin penilaian ini, teman – teman OPD dapat berinovasi melalui program tahunan-nya. Begitu juga dengan dunia usaha, khusunya untuk CSR perusahaan terkait. Sekiranya ada yang belum terpikir sebelumnya, agar dapat menjadi inovasi. Mudah mudahan inovasi kawan – kawan terhadap KLA ini bisa kita cantumkan dilaporan, sehingga menjadi nilai tambah,” ujar sekda.(agung/rill).

ASESE dan KFI Kupas Tradisi Umat Hindu Sambut Perayaan Nyepi

Liputansumsel.com
MUBA-liputansumsel,Perayaan Hari Nyepi yang akan dilaksanakan pada Kamis (7/3/2019) nanti disambut suka cita umat Hindu di dunia, tak terkecuali umat Hindu yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), khususnya di Kampung Bali Desa Sukamaju (SP5) Kecamatan Plakat Tinggi yang kalau berkunjung disina ketika jelang perayaan hari Nyepi pengunjung serasa berada di Bali.


Dalam kesempatan Tim Jelajah Muba yang terdiri dari Admin Serasan Sekate (ASESE) dan Komunitas Fotografi Indonesia (KFI) yang di support berkunjung ke Plakat Tinggi, Senin (4/3/2019), dua komunitas yang sebagian besar beranggotakan generasi millenial ini mengupas tradisi umat Hindu saat menyambut perayaan hari Nyepi.


"Saat Nyepi, umat Hindu tidak akan melakukan aktivitas apapun, semua tempat bekerja ditutup kecuali rumah sakit, ya beginilah kondisi di Plakat Tinggi ini kalau jelang hari Nyepi, banyak yang bilang serasa di Bali, makanya kampung ini juga namanya kampung Bali," ujar Ketua Adat Umat Hindu Kampung Bali Desa Sukamaju Plakat Tinggi, Jro Wayan Jenek.


Di jelaskannya, sebelum melaksanakan perayaan hari Nyepi, umat Hindu biasanya melakukan Upacara Melasti yakni upacara penyucian yang dilakukan 2-3 hari sebelum Hari Raya Nyepi.


"Saat upacara ini, Umat Hindu akan pergi menuju sumber air (tirta) seperti danau atau laut secara berkelompok atau rombongan dengan membawa perangkat peribadahan seperti pratima atau simbol Dewa yang digunakan untuk memuja Sanghyang Widhi Wasa, pralingga dan arca untuk disucikan,"imbuhnya. 


Lanjutnya, setiap kelompok berjalan membawa sesaji ( persembahan) yang merupakan bagian dari upacara melasti ini. Saat proses upacara melasti dimulai, semua perangkat peribadahan diletakkan di sebuah meja yang sebelumnya sudah disiapkan, dan upacara ini dipimpin oleh seorang pemuka agama."Setelah upacara selesai, kami akan membawa kembali perangkat peribadahan ke pura untuk disimpan,"ungkapnya.


Sementara itu, Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin menjelaskan, pada saat perayaan Nyepi nanti di Kabupaten Musi Banyuasin ada beberapa Kecamatan yang terdapat umat Hindu yakni diantaranya di Kecamatan Lalan, Bayung Lencir, Sungai Lilin, Babat Supat, Keluang dan Plakat Tinggi.


"Tentu ini sudah menjadi tradisi setiap tahunnya sejak lama, dan antar umat beragama lainnya pun saling menghormati saat perayaan Nyepi sedang dilaksanakan,"ujarnya.


Ia menambahkan, saudara kita Umat hindu yang berada di Muba berasal dari program transmigrasi dari Pulau Bali pada awal tahun 1980 an dan kini telah turun temurun menetap menjadi warga Musi Banyuasin. Meskipun begitu, mereka tetap mempertahankan tradisi asal mereka terutama yang berkaitan dengan ritual / upacara keagamaan yang mesti kita jaga atas keberagaman baik agama budaya adat istiadat di Bumi Serasan Sekate


"Salah satunya adalah Hari Raya Nyepi, yang merupakan Tahun Baru Hindu berdasarkan kalender saka. Saat Nyepi, umat Hindu tidak akan melakukan aktivitas apapun,"pungkasnya.

Lebih Lanjutnya, ini pula wujud keberagaman yang ada di bumi Serasan Sekate dan komitmen menjaga zero konflik di Kabupaten Musi Banyuasin. "Mari kita jaga bersama-sama zero konflik di Muba dan turut andil menjaga keutuhan NKRI," keberagaman dalam kebersamaan bersatu menuju kejayaan bangsa “ Selamat Hari Raya Nyepi yang jatuh pada tanggal 7 Maret 2019 buat saudara saudariku warga Mus Banyuasin yang merayakanya tutupnya.(agung/rill).

Sebanyak 230 CPNS Muara Enim Di Beri Pembekalan

Liputansumsel.com

Murara enim--Liputansumsel.com--Bupati Muara Enim Ir H Ahmad Yani MM berilan pembekalan kepada masyarakat 230 Calon Pegawai Negeri Sipil untuk formasi tahun 2018 bagian formasi Guru tenaga kesehatan dan beberapa bidang lainnya nya  sekitar pukul  07.30 Wib pagi tadi di halaman Pemkab Muara Enim langsung diberikan pembekalan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara Regional VII Sumatera Selatan  Diruang Pangripta Sriwijaya Bappeda Muara Enim.(4/3/19).


Turut hadir Sekretaris Daerah H Hasanudin SH, dan Plt BKPSDM Muara Enim  Herson Sunardi S AP. M.Si,. Kepala BKN Regional VII Sumatera Selatan Ir Agus Suti Adi M.Si,kepala dinas, kepala badan, kepala kantor dan staf pemerintah kabupaten muara enim

Kepala BKN Regional VII Sumatera Selatan Ir Agus Suti Adi M.Si dalam sambutannya menyampaikan kepada CPNS yang baru  untuk dapat benar-benar melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan bidang dan aturan  yang sudah ditentukan.

Jika anda ingin kaya jadilah tauke pasir,Batu, jangan jadi PNS,  gaji yang akan anda terima bukan untuk cicilan motor atau kredit serta ikut - ikutan menjadi agen bisnis yang pada akhirnya akan menjadi persoalan status anda sebagai CPNS, fokus lah pada tugas dan tanggung jawab  jelas Agus.

Begitu pun disampaikan oleh Sekda H Hasanuddin, SH bahwa saat ini sudah melekat tugas dan tanggung jawab sebagai calon pegawai negeri sipil Pemerintah Kabupaten Muara Enim sesuai dengan bidang yang sudah ditentukan. Karena pemerintah juga akan memberikan hak kepada saudara-saudara sekalian.

Kemudian saya ingatkan pula bahwa 17 April 2019 nanti akan dilaksanakan pilpres dan pileg untuk itu tetap jaga netralitas sebagai CPNS dan tidak perlu ikut-ikutan yang pada akhirnya akan mencederai status saudara-saudara sekalian pesan Sekda ini.

Salah satu CPNS yang berhasil di temui Masrin (28) Guru SDN 12 kecamatan  Sungai Rotan Muara Enim, bawa menyimak pembekalan ini kami sebagai PNS agar tidak cengeng, Dapat bekerjasama dan yang paling penting menjunjung tinggi profesionalitas dan integritas sebagai Pegawai Negeri Sipil.